makan siang?

3 0 0
                                    

Jina benar-benar jatuh cinta pada Sarah, dia adalah tipe laki laki yang akan mati untuknya. Jadi tentu saja Jina tidak tahan dengan kenyataan kalo seniornya akan benci dia karena orang lain.

Jina yang marah, akhirnya menjelaskan mengapa dia membenci Lian sejak awal.

Pada saat itu, Jina secara kebetulan melihat Lian berlari menuju belakang gedung sekolah setelah mengambil seekor anak kucing dengan kaki belakang yang terluka. beberapa hari kemudian Jina dengan curiga melihat Lian menenteng kantong kresek dan melemparkannya ke dalam gang. Penasaran, dia pergi melihat hanya untuk menemukan tubuh anak kucing yang dia lihat beberapa hari yang lalu sudah membusuk,

Jina ingin mengabaikan hal ini. Lagi pula, tidak pernah ada konflik di antara mereka dan Jina bukan tipe orang yang menggertak orang secara acak, Jina dia tidak tertarik berurusan dengan gadis aneh itu. Tapi sejak saat itu, Jina jijik dengan gadis bermuka dua ini. Bahkan jika mereka ada difase pemberontakan, dia tidak akan sangat gila untuk membunuh hewan kecil. Sebagai seorang gadis yang menyukai binatang kecil, Jina jijik dengan tindakan keji Lian.

dia harus membiarkan Senior mengetahui kebenaran dan mencegahnya tertipu oleh wanita jalang ini, jika senior tahu yang sebenarnya, senior akan membenci Lian juga dan mulai menyadari betapa baiknya dia (Jina).

Lian mengepalkan tangannya. Wajahnya semakin suram saat mengingat kucing yang mati di tangan ibu angkatnya. Dia berharap gadis ini, yang merusak pemandangan mati saja!

Dia bahkan berani berbicara buruk tentangnya di depan Senior!

Sarah menatap Lian dengan penuh rasa ingin tahu. Lian mengintip mengerucutkan mulutnya. Sarah menghela nafas, merasa bahwa gadis itu terlalu menyedihkan dan tertekan untuknya. Hanya orang abnormal yang memilih percaya pada kata-kata orang yang sedang memegang pisau.

Tatapan Sarah pada Jina berubah menjadi lebih jijik. Jina masih ingin menjelaskan, tetapi dihentikan oleh Sarah. "Berhentilah mengada-ada. Karena kamu tidak akan pergi, maka kami yang pergi. Lain kali jika aku melihat kalian menggertak seseorang lagi, aku tidak akan melepaskan kalian!"

Setelah itu, Sarah meraih tangan Lian dan pergi, meninggalkan Jina dan kelompoknya berdiri di gang gelap.

********

Lian menatap tangan mereka yang bertautan dengan penuh penyesalan. Jika dia bisa mendapatkan perhatian Senior setiap kali dia dibuli, maka dia akan bersedia diganggu setiap hari! Selain itu, ini tidak ada apa apanya, bukan intimidasi ...

Dengan tangannya Lian merasakan beberapa helai rambut Jina di sakunya, menyeringai. Segera, orang yang membuat sakit mata ini akan mati. Hee-hee!

Sarah berhenti dan melihat luka di wajah Lian. Luka yang disayat oleh Jina masih berdarah. Warna merah gelap sangat kontras dengan wajah pucat Lian. Untuk seorang gadis seusia Lian, mendapatkan luka diwajah seperti itu hal yang serius.

"Apa yang harus kita lakukan? Lukamu .... Sepertinya ada klinik di dekat sini. Ayo kita periksa yaa. Lian dengan patuh mengizinkan Sarah membawanya ke klinik, ia sangat patuh sepanjang jalan

.

Ketika dokter selesai membalut luka Lian, sudah jam 1 siang Kelas dimulai kembali pada jam 2:30 siang. Sarah bertanya pada Lian apakah dia ingin makan siang dengannya. Lian dengan ragu-ragu menganggukkan kepalanya, lalu mengeluarkan buku catatan, menulis:Di mana kita makan, Senior?

Pertanyaan ini membingungkan Sarah, dia belum pernah makan di luar. ia selalu pulang dan pengasuh memasak untuknya, pengasuh bilang makanan diluar kurnag bersih. Jadi Sarah tidak tahu apa-apa tentang restoran enak di sekitar sini.

Sarah malu, Dia tersenyum dan bertanya, "Ha-ha, Di mana kita akan makan? Lian, kamu tau ga tempat makan yang enak disekitar sini?, Hari ini aku yang traktir"

kaledeiscopeWhere stories live. Discover now