Part 2 : The Fail Wedding Plan

6.2K 284 5
                                    

Happy Reading !!
•••••••••••••••••••••••

Dalam perjalanan aku membuka ponselku yang tadi aku nonaktifkan. Kulihat ada sebanyak 50-an panggilan tidak dijawab dari Alex . Hatiku selalu berbunga bunga jika Alex mengkhawatirkanku .

" Apa sebaiknya kutelepon ya ? " tanyaku dalam hati.

Aku memutuskan untuk menunggu Alex di hotel terlebih dahulu dan baru meneleponnya jika dia tidak berada di hotelnya.

Sesampainya di lobi aku pun berjalan ke arah lift . Aku berlari kecil karena sudah tidak sabar ingin menemui calon suamiku yang pasti sedang stress !

BLUK

" Aw ! " Aku seperti menabrak beton dan jujur pantatku sakit banget sumpah .

" Kalau jalan tolong pakai mata ."

Aku mendongakkan kepalaku menuju sumber suara tersebut . Kini aku menatap sepasang manik biru yang menghipnotisku . Tatapan matanya seperti menusuk ke dalam manik hitamku ini. Setelah aku menyadari sudah menatapnya terlalu lama , aku pun berdiri dan menepuk nepuk pantatku yang jadi korbannya .

" Maaf karena menabrakmu om . Tapi orang biasa jalan pake kaki dan bukan pake mata ," balasku dan memasang ekspresi dingin kepada pria tampan bertubuh tinggi tersebut .

" Om ? " Pria tersebut memperlihatkan senyum miringnya dan menatapku tajam , " dasar pendek , menyingkirlah , aku mau lewat . " perintahnya .

" Apa ?! Pendek ?! Hei om sadar dong . Aku bukan pendek tapi om yang overdosis tingginya . " kataku ketus dan langsung beranjak pergi meninggalkan om yang kuakui ganteng tersebut .

•••••••••••••••••••

Tuk Tuk Tuk

Kutekuk pintu kamar yang bernomor 999 tetapi pintunya yang masih belum terbuka .Kualihkan pandanganku ke tombol bel yang belum kupencet dari tadi.

" Heh.. Bodohnya dirimu Kara . Ngapain kamu ketuk pintu kalau ada bel . " Omelku dalam hati.

Ting Tong
..

..

..

Karena palak kuputuskan pencet bel berkali kali biar belnya rusak sekalian.
Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting Tong~~

Aku pun menyerah dan duduk di depan pintu kamar Alex .

" Apa sebaiknya kutelepon saja ? Tapi aku kan lagi marah sama dia . Tapi ini menyangkut cincin pernikahanmu Kara ! Digaris , CINCIN PERNIKAHAN!" Omelku lagi sambil mengacak ngacak rambut pirangku frustasi.

Aku pun berdiri dan mengambil ponselku dari tas selempang kecil kesayanganku . Hei jangan kira mentang-mentang aku orang kaya jadi mesti tiap hari pake dress mewah dan tas yang serba mewah ? Tentu saja tidak untukku . Aku lebih memilih casual style . Hari ini pun aku memakai kemeja berwarna peach dan hotpants jeans , tentu saja bermerek , kalau tidak aku akan diomelin kedua orang tuaku karena kami merupakan keluarga terpandang. Tapi khusus tas selempang ini merupakan hadiah special dari Alex untukku walau tidak mempunyai merk . Alex hanyalah pria sederhana dan secara kebetulan bertemu denganku sejak SMA . Mengingat hal ini membuatku tersenyum layaknya orang gila .

Aku menekan nomor 3 dan langsung menelpon Alex .

Maaf , nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan . Silahkan coba beberapa saat lagi.

Oke , sepertinya Alex marah padaku karena mengabaikannya. Aku pun berniat menunggu Alex kembali di lobi hotel dan segera menekan lift.

Tinggg

My True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang