"ayo buat perjanjian. kamu engga akan pernah ninggalin aku" feiliyas_
"jangan menatapku seperti itu, kamu yang meminta ku untuk tidak meninggalkanmu, kan" pitterjix_
"apa kau bahagia dengan hidup seperti itu?" christopher_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✺÷✺
"Kok belum dimakan??"
entah sudah berapa lama iliyas berdiri di dekat jendela. anak itu menoleh begitu mendengar suara piter.
"Kamu juga belum makan, kan"
"Udah" sahut piter cepat.
cepat juga iliyas menyahut "bohong"
helaan nafas piter terdengar "kemarilah" katanya dimana iliyas pun mendekat dan duduk di ranjang.
dengan mata polosnya, yang muda bertanya "kamu kenapa kesini?, Yang nemenin dadi siapaa??"
seraya mengangkat mangkuk, yang tua menjawab. "aku cuma sebentar. ayo, buka mulut mu" Si kembar muda pun menurut, menerima suapan dari tangan kakaknya.
"Kamu juga makan" kata iliyas mengambil sendok dari tangan piter.
"Aaa" pinta sang adik dimana piter tak dapat menolak meski butuh beberapa detik baginya untuk membuka mulut dan menerima suapan tangan adiknya.
Demi tuhan hatinya bergetar, namun piter berjuang sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan kerapuhan hatinya.
Mengusap kepala iliyas beberapa kali sebagai tanda terimakasih sebelum akhirnya sendok di tangan iliyas kembali dalam genggaman tangannya.
"Aku enggak mau ini" tangan kecil iliyas menunjuk wortel yang baru saja di letakkan oleh piter diatas nasi.
"Kamu harus makan sayur"
"eueueu~ aku engga suka" yang muda pun merengek manja seraya menggeleng.
"cobain dulu"
kedua tangan kecil iliyas menutup mulutnya sambil terus menggeleng.
"dikit aja"
"eueueuueue..." hanya itu yang terdengar dari bakapan iliyas sendiri.
"Kamu harus menghargai makanan, kamu juga harus menghargai seseorang yang telah memberikan waktu untuk membuat makanan ini. Kamu tega menyakiti mereka?" tutur piter panjang lebar.
Nampaknya yang muda pun tak berniat menyakiti siapapun. seperti efek slowmo tangan iliyas meninggalkan mulutnya.
"Ayo, dikit aja"
Dengan terpaksa belah bibir iliyas pun terbuka ragu.
"Iiiiiiii" anaknya meringis jijik mau ngelepehin wortelnya. tapi piter mengingatkan "adek, gak boleh" cepat-cepat iliyas pun mengunyah kasar dan segera menelan walau sebenarnya belum hancur sepenuhnya.