"Mengedipkan mata bukan berarti menggoda"
Sore ini, aku akan datang ke Pura pancake, salah satu pura yang ada di kota Mataram untuk menghadiri perkumpulan mahasiswa Hindu baru yang wajib untuk dihadiri. Sebenarnya aku sedikit malas datang karena aku masih tidak mengenal siapa siapa kecuali Yasa, Fanii dan Angkasa. Namun karena ini sifatnya wajib, mau tidak mau akupun datang.
Sesampainya disana, aku melakukan persembahyangan terlebih dahulu dengan mahasiswa Baru lainnya. Jumlahnya lumayan, sekitar 60 orang yang hadir. Kakak kakak panitianya yang hadir tidak banyak, namun muka mereka asing semua kecuali Tika, misanku dan salah satu kakak kelasku di SMA Bernama kak Komang. Setelah selesai sembahyang, kami dikumpulkan di bale yang berada ditengah pura untuk perkenalan. Tujuannya adalah untuk mengakrabkan diri satu sama lain sebelum kami di bagi menjadi beberapa kelompok. Ternyata, PKKMB di kampus aja ga cukup. Adalagi PKKMB khusus mahasiswa yang beragama Hindu, yang disebut Vidya Bhakti.
Seorang Perempuan berambut Panjang berdiri di depan aku dan lainnya. Membacakan sepatah dua patah kata untuk kami yang baru saja bergabung menjadi keluarga besar kampus khususnya Kesatuan Mahasiswa Hindu Universitas Bumigora. Setelahnya, Perempuan itu menyampaikan tujuannya mengumpulkan kami, yaitu untuk memperkenalkan kepengurusan inti dari organisasi yang biasa disingkat KMHD itu, menjelaskan bagaimana konsep PKKMB versi Mahasiswa Baru ini dan juga untuk pembagian kelompoknya. Satu persatu kakak Tingkat yang merupakan pengurus memperkenalkan dirinya, kemudian setelah selesai mic tersebut diambil alih oleh Kak Komang yang merupakan ketua panitia dari Vidya Bhakti ini. Kegiatan Vidya Bhakti diadakan selama 2 hari di akhir bulan ini, namun tidak menginap mengingat COVID-19 yang masih meraja rela.
Tiba saatnya untuk pembagian kelompok. Aku dan Fanii yang saat itu duduk bersebelahan berharap bahwa kami akan di satu kelompok yang sama. Perempuan berambut Panjang itu kembali menguasai mic dan menyebutkan satu persatu mahasiswa yang berada di kelompok 1, 2 dan seterusnya. Baru kelompok 1 di sebutkan, nama Angkasa disebutkan. Angkasa yang duduk dibelakang kemudian maju ke dan berdiri tidak jauh dari tempat aku duduk.
Mahasiswa yang sudah dipanggil dan maju tadi, oleh kakak kakak Tingkat di depan itu diarahkan untuk memperkenalkan diri mereka. Satu demi satu memperkenalkan mereka, sampai akhirnya tiba waktunya Angkasa memperkenalkan diri. Aku yang sedari tadi memperhatikan kemudian mengerutkan dahi Ketika Angkasa mengakhiri perkenalannya.
"Perkenalkan namaku Sakti Nanta Angkasa, biasa dipanggil Angkasa, Prodi Ilmu Komputer, asal sekolah SMAK mataram. Salam kenal" ucapnya sambil mengedipkan matanya kearahku.
Sungguh, aku baru kali ini bertemu orang dengan Tingkat nyebelinnya setinggi Angkasa. Bisa-bisanya ia memanfaatkan waktu itu untuk menggangguku lagi seperti itu.
Hal tersebut diulang terus, aku mendapatkan kelompok ketujuh Bersama 8 orang lainnya. Ketika sudah dibagi semua, kakak kakak Tingkat yang bisa kami semua panggil dengan mbok dan bli meminta kami berkumpul dengan anggota kelompok lainnya untuk mengenal satu sama lain dan bertemu dengan kakak pendampingnya.
Di kelompokku ini ada keunikannya, iyap. Memiliki 3 Key. Keyfano, seorang laki-laki berbadan tinggi tegap yang sok akrab dengan semua orang. Keysa, Perempuan setengah cina dengan mata sipitnya yang membuatnya sangat cantik. Dan aku, Keyra. Entah ini sebuah kebetulan atau disengaja, tapi jika seseorang memanggil key, kami bertiga akan menoleh bersamaan. Setelah banyak berbincang dan berkenalan satu sama lain, Keyfano yang merupakan ketua kelompok kami membuat grup untuk emmpermudah kami dalam berkomunikasi. Setelah itu, kami dipersilahkan pulang karena hari sudah mulai malam.
"Sombong sekali ya." Teriak seseorang Ketika aku sendang mencari sendalku. Aku menoleh danternyata yang meneriakiku adalah Angkasa.
"Kok sombong?"
"Mana ada kita disapa daritadi." Ucapnya dengan senyuman yang menyebalkan. Aku kemudian meminta maaf dan langsung kembali ke pura untuk mengambil banten yang kuhaturkan. Setelah kembali, aku bergegas menuju ke motor. Saat diparkiran, aku menerima notifikasi dari Gellar. Ia mengajakku makan mie ayam yang tidak jauh dari lokasiku. Aku menyanggupinya berharap dengan car aini aku bisa berbicara dengannya dan menanyakan alasannya meresponku seperti itu beberapa minggu terakhir.
"Duluan ya" ucap Angkasa ketika melewatiku yang tengah mengenakan helm. Setelah ebberapa menit dia pergi, akupun juga ikut pergi, menuju tempat mie ayam yang Gellar maksud.
Sesampainya disana, aku melihat Gellar yang sudah sejak lama tidak bertemu langsung denganku. Aku menghampirinya dan kemudian lanjut memesan makanan. Tidak banyak percakapan yang terjadi. Hanya sebuah basa basi kecil tentang bagaimana perkuliahan masing masing, sisanya dia menceritakan Bagaimana ia sibuk dengan dunianya. Sesekali aku memancingnya agar memberiku waktu untuk bercerita, dia tidak menggubris dan hanya fokus pada makanannya. Aku yang melihat itu hanya dapat menghembuskan nafas tanda menyerah dengan sikapnya.
"Kenapa bebanku kau tambah? Padahal aku ingin Ketika kita bertemu kamu ringankan bebanku ini"
***
Sesampainya di rumah, mataku sudah sembab. Iya, aku menangis lagi di jalan menuju rumah. Melampiaskan segala sepedihan hatiku yang diciptakan lagi oleh orang yang aku anggap rumah. Rumah yang kini sudah tidak layak untuk aku tempati. Begitu asing, sangat sesak jika berada disana. Aku mulai merasakan apa yang sering orang-orang tanyakan padaku. "ga capek?"
Capek, aku sangat capek sekarang.
Tiba tiba sebuah pesan masuk, dan pesan itu dari Angkasa. Ia mengeluh kepadaku kenapa tadi dia yang ditunjuk sebagai ketua kelompok. Aku kemudian membaca pesannya yang hanya berisi keluhan saja. Huh, manusia satu ini tidak terduga. Tetapi setidaknya, perasaan sedihku dapat sedikit teralihkan.
Ia lalu membahas alasan mengapa Angkasa ditunjuk sebagai ketua kelompok dan aku menyimaknya dengan seksama, sesekali aku tertawa ketika ia kembali mengeluh dan akhirnya dia harus menerima bahwa gelar ketua harus dia ampuni sampai acara selesai. Setelah itu pula, aku mengejeknya dengan mengganti nama kontaknya dengan nama "Kak Angkasa Ketua Sok Sibuk Ilkom"
"Terima kasih kak, setidaknya ada yang aku tertawakan malam ini" ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A R S & P L U T O
Novela JuvenilApa yang terjadi jika 2 alien dari 2 planet yang berbeda dipertemukan? ini kisah seorang gadis labil asal pluto bernama Putri Gabriella Kenyara yang bertemu laki-laki mars yang super cuek bernama Sakti Nanta Angkasa. keduanya memiliki latar belakan...