Bertemu tanpa sengaja dan dijodohkan dengan terpaksa

598 31 3
                                    

Alizzah Safiyyah akhirnya mengubah penampilannya, mulai memakai purdah warna hitam saat ia mengenakannya airmatanya menetes dan berkata "Wahai Rabb-ku, bismillah dengan menyebut nama-Mu aku mengenakan pakaian yang mulai ini pada diriku yang hina ini, semoga Engkau meridhai niatku untuk menutup diriku dengan rasa malu ku kepada-Mu, tolong bimbing hamba-Mu, dan jagalah hatiku dalam genggaman-Mu ya Rabbku."

Saat ia mengenakannya, ia menoleh ke cermin dan melihat dirinya yang sudah jauh nampak berbeda dalam hatinya berkata "aku terlihat seperti bukan diriku, aku suka sama purdah yang ku kenakan sesuai dengan warna gamis ku, aku harus beritahu orang tuaku." ia pun menemui ibunda dan ayahandanya lalu percakapan pun dimulai...

Alizzah : Ayah, ibu.... Lihat aku
Ibu : Nak, itu beneran kamu?
Sang ayahanda hanya bisa tersenyum ia terharu melihat anak gadisnya tumbuh menjadi wanita shalihah.
Alizzah : bu, ini aku ibu suka kan?  (suaranya mulai berubah dari yang sebelumnya kurang sopan menjadi lemah lembut).
Sang ibu memeluk Aliza dengan penuh kasih sayang dan berkata..
Ibu : ibu dari dulu sangat memimpikan kamu mengenakan purdah nak, ibu mu ini setiap malam berdo'a supaya kamu mendapat hidayah-Nya, ibu ga bisa berkata-kata lagi nak, ibu bersyukur Allah mengabulkan do'a ibu selama ini, jadi putri ibu yang shalihah ya nak, maaf kalau ibumu ini jarang mendidik mu.
Ayah : ayah minta maaf selama ini ayah hanya memikirkan bisnis, bisnis, bisnis sampai melupakan kehangatan berkumpul dengan keluarga, maafkan ayah ya nak yang jarang pulang kerumah karena terlalu memikirkan urusan duniawi.
Alizzah : ayah, ibu. Jangan minta maaf sama aku, Aliza sudah maafin kok tapi minta maaf sama Allah yah. Apapun perlakuan ibu dan ayah padaku selama ini aku sangat berterimakasih dan maafkan aku yang belum bisa membalas jerih payah ayah dan ibu yang telah merawat ku sejak kecil.
Ayah : ternyata bukan hanya penampilanmu yang berubah nak, hatimu perlahan-lahan mulai berubah.
Ibu : nak, kamu satu-satunya anak perempuan ayah dan ibu, jangan bilang begitu kami tetep bangga sama kamu nak.

Perasaan Alizzah pun campur aduk. Saat itu ia ingin keluar rumah untuk menemui teman-temannya bukan berarti Aliza ingin pamer melainkan Aliza ingin membagikan purdah yang ia beli karena ia sengaja membeli lebih untuk dibagikan ke sahabatnya. Ketika ia bertemu dengan teman-temannya mereka pun shock! Lalu berkata Humaira "Masya Allah, liat siapa yang datang benar kah dia Alizzah?" sahabatnya yang lain pun ikut terheran-heran karena belakangan ini Alizzah banyak perubahan.

Alizzah : teman-teman, Assalamu'alaikum... Maaf sudah menunggu lama.
Humaira : Aliza kamu nampak beda jauh sekali, kali ini aku benar-benar kagum sama kamu dan seneng banget liat kamu yang udah berubah.
Fadilah : eh Aliza sosmed kamu ke mana kok nggak pernah lagi ku liat?
Alizzah : dilah, aku sudah nggak main sosial media lagi sebab aku khwatir di hari perhitungan kelak perbuatan burukku lebih berat ketimbang amal kebaikan ku. Dari situ aku sadar untuk apa aku menampakkan keindahan diriku di depan khalayak ramai kalau itu hanya akan menambah dosa jariyah bagi ku saja lantaran banyak mata yang melihat ku dengan nafsunya.
Fadilah : ihh serem jadi takut akuu aduh gimana ya baru aja aku upload foto tadi
Humaira : Masya Allah liza, perubahan mu secara ga langsung berdampak ke sahabatmu.
Husna : dek liza, kami juga ingin sekali mengenakan purdah seperti mu tapi apa ndak gerah ya?

Alizzah pun menerangkan... Ka husna, jangan bilang "ah nanti kalau pakai cadar dan jilbab besarnya gerah dan panas gimana dong?" ingat, neraka lebih panas lagi. Segala sesuatu butuh pengorbanan. Ini sama seperti jawaban kepada mereka yang belum berjilbab dan menutup aurat. Mereka yang belum berjilbab juga merasa nantinya akan kepanasan dan gerah jika memakai jilbab. Maka sama juga dengan ka husna sekarang yang belum memakai cadar atau purdah. Ini hanya masalah kebiasaan. Jika sudah terbiasa Insya Allah perasaan gerah dan panas akan hilang dan juga jika mamatuhi perintah Allah dan Rasul-Nya dengan tidak sering-sering keluar rumah. Maka perasaan panas dan gerah bisa diminimalkan.

Humaira : aku setuju, bener kata kamu liza.
Husna : emm begitu ya makasih ya liza udah meyakinkan kami.
Alizzah : iya ka husna, ehh ngomong2 aku punya purdah nih buat kalian mau nggak?
Husna dan humaira pun mau kecuali Fadilah yang masih ragu sebab khwatir orang tuanya tidak ridha dan masih banyak kekhawatiran lainnya.

Alfarizzah (Alfarizi & Alizzah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang