CHAPTER 13

35 4 0
                                    

[ZERO]

LIE

Orang yang berbohong seringkali mengalami ketidakseimbangan emosional. Mereka mungkin merasa bersalah, cemas, atau khawatir tentang kebohongan yang mereka buat.
_____________




























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langkah kakinya yang anggun menyusuri lorong, meredam kebisingan saat ia menuju ke Selter itu.

Sekarang SEL 2 B

Sudah menjadi rutinitas Rin untuk menemui kakaknya. Saat Rin memasuki fasilitas penahanan remaja tingkat tinggi, dia membuka pintu yang sudah sering dia lalui sebelumnya. Di sinilah tempat kunjungan Ran berada.

"Rindo...." Ran memberikan senyum saat Rin memasuki ruang kunjungannya.

"Kemarilah...." Ucap Ran merentangkan tangan dan siap menawarkan kenyamanan. Begitu lembut nan manis sehingga Rin tidak ragu untuk semakin mendekatkan diri ke pelukannya.

Ran memeluk Rin yang sedang mengusap wajah di pelukannya dengan penuh semangat cinta pada adik perempuannya, ia lantas mengelus punggung Rin dan berbisik di telinganya.

"Apakah kamu ingat janji yang kamu buat dengan kakak...?" Kata Ran terus terang.

Jujur saja ketika gadis itu mengangkat wajahnya ke arah suara, Ran memberinya senyuman lagi.

"...Pertama, jangan berbohong pada kakak. Kedua, jangan keluar tanpa izin kakak. Ketiga, melihat masa depan adalah janji antara aku dan ka-kak..." Ucap Rin ragu-ragu pada kata Kakak.

Setelah mendengar janji ketiga, Ran meraih bahu Rin dan menariknya, lalu mendekatkan wajahnya untuk melakukan kontak mata penuh pada Rin.

"Betul sekali. Kamu harus menepati janji terakhirmu..." Napas dalam yang diambil Ran tidak lebih dari sekadar memperpanjang waktu sebelum ia berbicara lagi.

"Ini rahasia kan~..." Cahaya aneh berkedip di mata Ran dan hawa di sekelilingnya pun mulai meredup.

"Tapi kenapa kamu mengatakannya lagi?" Itu nada serius Ran yang menakutkan, bahkan Rin tidak biasa mendengarnya.

"....." Rin hanya membeku saat bahunya dicengkeram erat oleh Ran dan diberikan tekanan yang begitu besar hingga bahunya terasa sakit.

"Kamu tidak boleh mengatakannya tanpa izin kakak~" Kata Ran memfokuskan matanya pada Rin. Ia bahkan tidak melihat kehadiran Juro sesaat setelah memasuki Selter.

Di sisi lain Rin merasakan keringat dingin keluar dari balik pakaiannya, ia tidak terlalu pintar untuk menyembunyikan sesuatu dari Ran, kalau dirinya telah memberitahu orang lain tentang kemampuannya.

ZERO HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang