Di Korea Selatan terdapat perkumpulan sejumlah anak muda yang berasal dari kasta kasta yang tak takkan tertembus oleh kaum manapun. Dimana segala hal yang mereka ingin kan begitu mudah didapatkan atau segala hal yang mereka punya takan bisa kelas bawah dapatkan.
Salah satu dari mereka merupakan penguasa dan kelas atas dari yang teratas. Jennie kim. Merupakan putri tunggal pebisnis kaya raya yang memiliki cabang perusahaan dan memiliki saham dimana mana. Atau bisa disebut setengah saham perusahaan dikorea dimiliki Nyonya Kim yang disegani semua orang. Nyonya Kim yang teratas berdiri dengan kakinya sendiri, berusaha setengah mati untuk bisnisnya sehingga putri tunggalnya pun memiliki kekuasaan,harta dan tahta. Nyonya Kim adalah orang tua tunggal yang hebat, berusaha keras demi hidup dan mati dan demi Putri nya Jennie Kim. Dan Jennie Kim hanya perlu menikmatinya.
Seperti malam ini, dimana Jennie Kim dengan leluasa menggunakan kartu hitam keramat untuk menutup satu bar, hanya untuk dipakai oleh dia dan beberapa temannya. Temannya pun setara, tak ada teman kelas bawah dalam kamus nya. Contohnya Kai anak saudagar kaya yang memiliki sekitar 15 cabang supermarket yang terkenal. Miyeon merupakan anak tunggal dari pemilik puluhan klinik kecantikan. Irene anak bungsu dari pemilik restoran mewah dan hotel berbintang dengan ratusan cabang di seluruh Asia. Jungkook sepupu Jennie tak terkecuali.
Mereka berempat mengosongkan bar hanya untuk dipakai karaoke dan pesta minum selama beberapa jam. Meski begitu, tetap saja uang yang mereka hamburkan sangat tidak masuk akal.
Mereka menari, merokok, dan berdansa dengan bebas tanpa ricuh beradu siku dengan orang lain atau risih melihat orang yang mabuk berat.
Untuk beberapa saat Jennie melihat tak ada lagi rokok yang tersisa, lalu seingatnya ada sebuah mini market disebrang bar yang buka 24 jam. Untuk itu Jennie berseru pada temannya yang lain bahwa dia akan pergi keluar membeli beberapa bungkus rokok yang telah habis.
Langkah demi langkah ia lakukan perlahan dan hatihati , mengingat minuman yang ia minum berkadar alkohol cukup tinggi. Meski begitu, tetap saja. Ia tak bisa menghindari orang yang yang berjalan dihadapannya hingga mereka bertabrakan.
Dengan pandangan yang buram, Jennie kesulitan melihat wajah orang yang ia tabrak, seingatnya orang itu memakai topi dan jaket kulit hitam,ia tinggi kurus dan berkulit sangat putih.
"Selain kakimu, gunakan juga matamu untuk berjalan bodoh!"
Orang itu mengumpat dan meninggalkan Jennie begitu saja yang masih terduduk di jalan.
"Haissh dia pikir dia siapa berbicara begitu padaku! Sangat menyebalkan!"
Setelah berusaha bangkit Jennie masuk ke mini market dan membeli rokok dan membayarnya. Tapi ketika ia baru membuka pintu kaca minimarket seseorang menariknya kasar dan mebawanya ke lorong gelap yang sepi.
"Kenapa kau berjalan sendirian ?"
"Lantas kenapa kau mengganggunya ?"
Seorang lagi datang membawa senter menyoroti wajah laki laki tua yang menarik Jennie, dan itu berhasil membuat Jennie melihat orang bertopi yang ia lihat sekilas tadi.
Seolah di dunia fantasi, Jennie melihat barbie hidup berdiri dihadapannya. Begitu putih, cantik dan indah. Selain itu, sorot mata tajam dari bola mata bulat besar membuatnya seperti barbie sungguhan..
Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk memuji..
"Kenapa kau mencampuri urusanku?" Pria itu berkata dengan angkuh dan sok gagah dihadapan dua wanita.
"Jika kau ingin, kenapa tak menyewa wanita jalang? Kau miskin? Mau kuberi uang untuk menyewanya?"
Emosi pria tua itu tersulut dan dengan langkah besar dia menghampiri wanita bertopi yang ternyata lebih cepat menendang pria tua itu dengan sepatu docmartnya, dan itu cukup membuat mulutnya berdarah karena giginya yang copot.