3

165 31 5
                                    

"Whoaaaaaa....... Rumah Unnie besar sekali!!!!!"

Chiki berteriak kegirangan mengelilingi rumah Jennie yang berkali lipat luas nya dari rumahnya. Ia berlari kesana kemari bahka mengamati kamar mandi cukup lama hingga membuat Jennie khawatir dan menghampirinya.

"Kenapa Chiki diam disini?"

"Unnie, rumahku hanya sebesar kamar mandi ini"

Jennie tersenyum dan mengelus lembut kepala Chiki.

"chiki bisa bebas main disini"

"Lisa Unnie bilang akan tidak sopan jika seperti itu Unnie"

Jennie kembali tersenyum dan menyamakan tinggi mereka, agar bisa menatap mata coklat Chiki lebih dekat.

"Lisa Unnie adalah Unnie yang baik bukan?"

"Yes, Lisa Unnie yang terbaik seduniaaaaa"

Chiki berkata sembari melompat dengan bahagia.

Jennie merasakan kebahagiaan, yang tak ia rasakan sebelumnya. Dari mata Chiki, ia bisa merasakan binar kekaguman pada Lisa, sama sepertinya. Rasa kagum itu semakin detik semakin menumpuk, meski ia tak begitu bisa menjelaskan alasannya kenapa.

"Unnie, maukah Unnie jadi Unnie ku juga ?"

Dahi Jennie mengekerut, tapi seketika senyuman terurai. Jennie memeluk Chiki seolah pertama kalinya ia merasa dianggap oleh seseorang.

"Kenapa Lisa Unnie tidak datang?"

"Chiki tidak boleh cemberut, Unnie akan menelponnya Ok"

Chiki mengangguk, mengedipkan mataknya sembari memberi isyarat OK dengan tangan mungilnya.

Jennie lantas menelpon Lisa mengatakan bahwa adiknya ada dikediamannya.
Tapi setelah Jennie berkata, Lisa menutup telpon tanpa menjawab sedikitpun.
Jennie sedikit merasa bersalah dengan kejadian tadi, tapi ia tak bermaksud demikian. Ia baru saja ingin murung tapi kehadiran Chiki membuatnya mengurungkan niat itu sejenak, lalu tak lama kemudian bel berbunyi dan Jennie yakin itu Lisa.
Jadi Jennie bergegas untuk membukakan pintu. Dan benar saja, Lisa berdiri disana menunduk dengan kedua tangannya dibelakang.

Jennie berbalik masuktapi ia menyadari Lisa tidak mengikutinya.

"Kenapa kau hanya diam disana?"

Lisa tak menjawab apapun.

"Ya, kau tidak mendengarku? Apa aku harus berteriak seperti apa yang kau-"

Lisa menyodorkan sebatang coklat yang langsung ia letakkan ditangan Jennie.

"Maafkan aku, aku tak bermaksud membentakmu, aku hanya sedang kelelahan dan lapar saat itu" 

Jennie memandangi coklat ditangannya, menurutnya itu lucu.

"Ahh itu murah, tapi aku tulus meminta maaf padamu"

"Aku tidak marah padamu, aku juga minta maaf telah bersikap seperti itu padamu"

Lisa tersenyum dengan sangat manis, dan membuat Jennie kewalahan melihat itu.

"Kau membuatku semakin menyukaimu dengan senyuman mu itu Lisa!"

Lisa berubah gugup dan menanyakan Chiki lalu masuk kerumah, sedangkan pemilik rumah merasakan salah tingkah setelah pertama kalinya diberi senyuman.

Setelah puas bermain game di Pc milik Jennie, Chiki menghampiri Jennie yang tengah memasak sedang Lisa menonton acara televisi sembari minum soda.

"Bukakah kita terlihat seperti keluarga Unnie??"

ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang