Lisa Pov
Setelah mengantar Chiki, aku bergegas menjemput bos baruku dikediaman nya. Sebua rumah besar dengan halaman yang luas, rumahku saja mungkin hanya sebesar kamar mandi nya. Luar biasa, dia sangat pandai menggunakan uang.
Aku sangat menikmati mengendarai mobil mewah keluaran baru dan edisi terbatas ini, aku merasa terhormat menggunakannya. Jadi aku sangat berhati hati.
Setelah sampai, aku turun untuk membukakan pintu.
"Selamat pagi Bos"
"Cih"
Telingaku memerah mendengar jawaban bosku yang angkuh, beruntung dia menggajiku lebih besar jadi aku tetap menghormatinya meski begitu.
"Kau ingat tugasmu ?"
"Tentu"
Flashback
"Tapi itu tidak gratis, aku memberimu gaji tinggi dan aku ingin suatu balasan"
"Huh???"
"Kau tidak pahan?"
"Bagaimana aku bisa paham?"
"Aku ingin bersama Rose setiap hari?"
"H-huuuhhh??? "
"Apa kau tuli?"
"Tidak, hanya saja kenapa ?"
"Lakukan saja apa kata bosmu, aku ingin jika kau jemput aku kita pergi jemput Rose dan antar dia ke Agency bersamaku"
Lisa keheranan, tapi dia malas membantahnya. Jadi dia hanya akan menurutinya dengan balasan gaji yang cukup menggiurkan.
Flashback end
Hanya butuh 15 menit untuk sampai di rumah Rose, dan ketika kami baru saja sampai dipintu Rose keluar dengan raut wajah bingung nya. Jisoo dengan sopan nya merebut kunci mobil ditangan Rose dan memasukannya ke tas nya sendiri. Sangat sopan bukan?
"Apa ini?"
"Kita berangkat bersama"
Jisoo lantas pergi begitu saja meninggalkan Rose yang menatapku seolah bertanya kenapa?. Tapi aku hanya mengangkat bahu ku mengisyaratkan bahwa akupun tak tau. Meskipun aku bohong.
Jisoo dan Rose adalah seorang model, meskipun Rose terbilang baru, tapi bakat bermodel nya luar biasa. Selain dari tubuhnya dan wajahnya yang bak putri kerajaan dia orang yang sangat polos dan anggun. Wajar saja semua orang menyukainya termasuk Jisoo. Meski Jisoo memiliki cara mendekati yang aneh bagiku.
Setelah mengantarkan Rose ke Agency nya, aku mengantarkan Jisoo ke kantor nya juga. Kantor Jisoo cukup besar, wajar saja dia adalah model kelas atas juga Queen of Dior.
Dan sekarang aku menganggur.
Aku lantas mencari tempat yang aman untukku merokok, aku sangat bosan. Biasanya aku akan bekerja seharian penuh dibawah terik atau ditengah malam, kini pekerjaanku terasa bosan, tapi menjanjikan.Tenang Lisa, ini baru hari pertama.
Tapi baru saja aku memulai game mahjong diponsel, ada panggilan masuk dari wanita gila. Aku berniat mengganti nama kontak itu, tapi aku khawatir dia semakin percaya diri ketika aku menggantinya, jadi kubiarkan saja.
"Dimana kau sekarang?"
Aku menjauhkan ponselku sedikit, karena suaranya yang nyaring dan membuat telingaku berdengung.
"Kenapa marah?"
"Aku hanya bertanya Sayang"
"Cih, di kantor Jisoo, wae?"
"Datang kerumah ku sekarang"
Kenapa dia suka sekali memerintah.
"Aku sedang bekerja"
"Ini bagian dari pekerjaanmu kau tahu?"
Aku muak tapi aku menurutinya, meski aku pun tak mengerti kenapa aku menurutinya. Aku bergegas pergi ke rumah Jennie yang kurang lebih membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kesana.
Sesampainya aku disana, Jennie sudah menungguku di depan pintu. Dia menggunakan piyama selutut berwarna merah muda dengan jahitan berbentuk hati dibagian pahanya, itu lucu ketika dia memakainya. Andai sikap nya tak segila ini, mungkin wajah polos itu cocok untuknya.
Dia tersenyum ketika aku turun dan menghampirinya, menanyakan apa yang dia butuhkan sehingga aku harus sesegera mungkin datang. Tapi yang dia lakukan menyerahkan satu dua tas kotak makan besar yang sudah pasti isinya makanan, sudah kubilang itu tas kotak makan kan?
"Ini untuk sarapanmu, dan ini untuk makan siang mu. Setelah kau jemput Chiki, pulang kesini dan makan malan disini"
"Tidak perlu, aku akan melakukannya dirumah"
"Aku pergi ke supermarket untuk belanja bahan makanan"
Cih, aku bahkan membeli bahan makanan kepasar, bukan ke supermarket, dia mau menyombongkan diri atau apa. Aku ingin menolak, tapi akan terlalu munafik jika aku melakukannya.
"Terserah, tapi terima kasih. Aku harus kembali bekerja"
"Cium aku dulu"
Wtf, apa itu??
Aku memutar mata dan pergi begitu saja, tapi kulihat dia haya tersenyum dan melambaikan tangannya. Dia aneh, dia menggila saat awal, lalu kemarin dia pendiam tapi kurasa kegilaannya akan menjadi lagi. Apa sarafnya sudah terganggu karena kebiasaannya? Ah apa urusanku.
Aku lantas menyantap sandwich yang Jennie buat sambil menyetir. Aku tak berbohong, masakannya memang lezat. Jadi satu kotak kuhabiskan seketika setelah sampai di Kantor.
Aku membuka ponselku dan 1 pesan terlampir disana, dan bagiku isi nya cukup menarik untuk dilihat.
"Tolong beri aku nilai untuk masakanku dan juga aku"
Dan aku tentu memilih mengabaikannya dan lebih memilih mengangkat telpon Jisoo. Dia memintaku naik untuk membawakan barangnya ke mobil. Sebagai pekerja yang baik aku menurut saja. Aku membawakan barang yang memenuhi tanganku masuk kedalam mobil hampir memenuhi bagasi. Wajar saja dia Queen of Dior, Dior bersedia memberikan apapun sebanyak apapun yang dia mau. Tapi, beberapa barang justru menarik perhatianku karena itu bukan Brand Dior.
"Apa kau pindah brand?"
"Huh? Tidak itu untuk Rose, kulihat dia sering memakai brand YSL jadi ku bawakan untuknnya"
"Apa tidak masalah dengan brandmu?"
"Aku membelinya, bukan endors"
Aku hanya mengangguk tak terlalu paham dengan hal seperti itu. Jadi aku hanya menjalankan tugasku membawanya ketempat yang ia inginkan, ke restoran Jepang. Dia bilang ingin makan ikan yang segar, maka makan sushi adalah pilihan terbaik.
Awalnya aku tak ingin masuk, tapi dia memaksaku untuk menemaninya. Jadi aku menuruti maunya, hanya saja ketika ia menanyakan pesanan aku lebih memilih membuka kotak makan dari Jennie, karena sayang untuk dilewatkan, didalam nya pun ada beberapa potong sashimi, onigiri, buah, puding dan sayuran rebus. Hampir sama dengan masakan Jepang bukan ?
Dia sempat menertawakanku membawa bekal tapi ketika kubilang itu dari Jennie, dia kembali makan seolah tak mengatakan apapun. Andai saja aku merekam dan menunjukan pada Jennie, mungkin Jennie akan balik menertawakan karena tak ada yang menyiapkan bekal untuknya haha
Tapi ketika kupikir kembali
'siapa aku? Aku siapa nya?'
Baru saja aku menghabiskan seluruh makanan dengan baik, pesan kembali muncul.
Crazy girl
Kau sudah makan siang?
Apakah makanannya lebih enak dari aku?
Kenapa tak membalas pesanku ?Cih pertanyaan macam apa itu, aku mengabaikannya dan merapikan kotak bekal. Jisoo pun memintaku mengantarkannya kembali ke kantor, dan menyuruhku menjemput Chiki karena ini sudah waktunya Chiki pulang.
Kalian tak akan menemukan bos seperti ini bukan?