Lisa Pov
Setelah kejadian itu, hati ku tak berhenti bergetar. Aku memegangi dadaku sembari menatap cermin, terlihat jelas kemerahan dileherku yang jelas bekas gigitan dan hisapan Jennie.
Dipantulan cermin aku melihat Jennie yang menyeringai sembari menggigit bibir bawahnya secara sensual. Dan sialnya, aku merasa bahwa dia memang seksi.
"Chiki sudah tidur" Dia berbicara dan menutup pintu perlahan. Berjalan ke arahku dan melingkari pinggangku dengan tangannya yang halus.
"Kau mau melanjutkanya Lisa?"
Sial..
"Disini hanya ada kau dan aku"
Dia mendekat mengelus pundakku dan menciuminya. Aku hanya diam melihat dari pantulan cermin bagaimana cara nya menghisap pundakku, dan tangannya menelusuri tubuhku. Perlahan ia menggigit kausku, seolah mengisyaratkan agar aku melepasnya.
Aku memejamkan mataku, menimang perasaan apa yang ada dalam diriku. Nafasku semakin berat. Kemudian Jennie pergi meninggalkanku, sedang aku bernafas lega.
"Minumlah"
Ia membawa segelas anggur yang terlihat menggoda, membawanya ke mulutku dan menuntunku meneguknya.
Cairan itu membakar tenggorokanku, membuatku sedikit meringis dan terbatuk. Sialnya dia tertawa lalu meletakkan gelas di meja cermin dan duduk dipangkuanku. Dengan sukarela ia menyerah kan dada nya ke arahku, membuatku mencium dan menghirup aroma tubuhnya yang wangi. Tubuh nya tak bisa diam, terus menggeliat saat aku menyingkap piyamanya. Delusi ini membuatku tak karuan, seseorang seolah memerintahku memakannya.
Aku kesal karena dia tak bisa diam jadi aku mengangkat tubuh nya duduk di atas meja, dan melocoti baju yang ia kenakan satu persatu hingga ia telanjang bulat.
Aku menghisap lehernya kuat, tangannya yang semula melingkar dileherku perlahan mencekikku. Aku merasakan ia berusaha mendorongku, tapi aku memperkuat hisapanku dilehernya, rasanya begitu manis.
Prang!!
Spontan hisapanku terlepas. Gelas jatuh dan pecah karena tangannya. Aku menatapnya murka, namun tatapan ketakutan ada dimatanya.
"Bukankah kau menginginkanku? Kenapa kau tak bisa diam?"
"Tidak seperti ini Lisa"
Apa lagi yang dia inginkan? Bukankah dia menginginkannya?
"Ayo lakukan, bukankah ini yang ingin kau lakukan? Ayo lakukan setelah itu jangan menggangguku lagi"
Aku mencondongkan badanku diatasnya, menyugugkan bibirku yang sangat ia idamkan. Tapi dia hanya menatapku nanar, terlihat memerah dengan air mata yang mulai menggenang. Tiba tiba saja hatiku tak enak, aku tak terbiasa disituasi ini. Dimana orang lain menangis karenaku.
"Apa aku membuat kesalahan? Kenapa kau menangis?"
Air mata itu jatuh begitu saja. Membuatku bingung, apa salahku dan apa yang harus kulakukan sekarang ?
"Boleh aku memelukmu?"
Dia berkata dengan suara parau, dan membuatku tak tega. Aku mengangguk dan dia memelukku erat, sangat erat. Karena aku tak tau situasi macam apa ini, jadi aku membalas pelukannya, mengelus kepalanya mencoba membuatnya hangat dalam kondisi telanjang bulat atas apa yang ku perbuat. Dia menangis dalam pelukku, membuatku bingung.
Sebisa mungkin ku manfaatkan tangan panjangku meraih selimut dan menutupi tubuhnya yang sedikit menggigil. Ia masih menangis, lalu kubungus tubuhnya dengan selimut dan ku gendong ia kekasur.