13. paham perasaan

622 84 25
                                    

Minho menghampiri Jisung yang masih terbaring di kasur, hari sudah sangat terang sekarang. "Ji, jadwal kelas Lo hari ini kapan?" Tanya Minho menggoyang pelan tubuh Jisung.

Jisung menggerang kuat, membuka matanya perlahan, "hah?"

Minho tersenyum, mengelus Surai Jisung lembut, mendudukkan dirinya pada samping kasur, "Lo ada jadwal kelas gak hari ini?" Tanya nya kembali.

Lelaki tupai itu masih belum dalam kesadarannya penuh, namun ia tetap ingat jadwal kuliahnya. Jisung menggeleng kuat dan menarik kembali selimut menutupi tubuhnya.

"Beneran gak ada?" Minho bertanya ulang guna memastikan jika Tupai ini tak mencoba untuk absen lagi.

Jisung membuka perlahan matanya kembali, menguap sekilas dan memandang Minho. "Iyaaa" jawabnya yang langsung kembali memejamkan mata.

Pemuda Lee itu beranjak dari kasur. Jisung yang menyadari itu sontak membuka mata, "mau kemana ho?" Tanya Jisung.

Minho menoleh sekilas, "mandi" jawabnya dan pergi mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandinya.

Jisung terdiam, merenggangkan tubuhnya sebentar. Tangannya bergerak meraih ponsel di samping bantal, dia ingat bahwa semalam dia tidak jadi turun ke jalanan tanpa izin. Yang benar saja, baru saja Jisung membuka layar ponselnya, sudah dipenuhi oleh notifikasi dari teman-temannya, dari telpon hingga pesan berpuluhan dari gengnya yang tak ia jawab.

Jisung mengernyit, ia merasa bahwa handphone nya tadi malam tidak dalam mode silent. Tapi kenapa sekarang ponselnya benar-benar dimatikan volumenya, apa Minho yang mematikannya?

Jisung membuka beranda WhatsApp nya yang menampilkan beberapa pesan belum terbaca, namun netranya terhenti pada pesan dari hyunjin.

"Gue mau nantangin Lo, duel besok jam 11 malam." Pesan hyunjin pukul 02:00 malam kemarin.

Sejujurnya Jisung sedikit tertarik dengan tawaran ini, tapi apakah Minho memperbolehkannya untuk balapan? Mengingat kejadian tadi malam yang membuat Jisung gagal turun ke jalanan saja Jisung tak yakin kali ini Minho mengizinkannya.

Jangan salah sangka dulu, Jisung itu anak baik, dia tau dia kalah dalam duel nya dengan Minho, dan karna itu mungkin seminggu tidak terlalu lama untuk dia mengikuti kesepakatan Minho.

Jarinya Jisung mulai mengetikan kata per kata pada kontak hyunjin. Disaat itu bersamaan dengan Minho yang keluar dari kamar mandi itu. Jisung melirik sekilas namun cukup dibuat gugup.

Penampilan Minho yang telanjang dada dengan satu kain handuk kecil menutupi bagian bawahnya, dan handuk lainnya yang dia gunakan untuk menggosok-gosok rambutnya agar cepat membantu kering rambutnya yang masih basah.

Melihat itu Jisung jadi lupa ia ingin mengetik apa pada hyunjin.

"Mandi, ji" Suruh Minho sembari membuka lemarinya, memilih-milih baju yang ada untuk digunakan.

Sebelum Jisung keluar dari kamar, sepertinya Jisung harus izin dulu ke Minho mengenai perihal duel tadi, jika ia sembarangan pergi bisa-bisa kejadian seperti tadi malam lagi.

"Ho, gue boleh.." gantung Jisung, mencoba mencari kata-kata.

Minho menoleh, menaikan satu alisnya, "boleh apa?" Tanya Minho dengan tangannya yang memegang beberapa set pakaian.

Jisung memandang Minho diam sebentar, "Nanti malem, gue boleh duel gak?" Ucap Jisung sedikit memelankan volumenya, namun tetap bisa di dengar oleh Minho.

Minho berbalik memandang Jisung, menautkan kedua alisnya, "Sama siapa?"

Diam sekilas, Jisung mengerjapkan matanya. Untuk apa Minho menanyakan itu, "Emm, Sama Hyunjin"

Fell With Him [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang