Tiga tahun telah berlalu sekarang usian vajendra sudah delapan belas tahun, ia sekarang berniat untuk melanjutkan jenjang pendidikan nya ke univ dan mengambil jurusan seni lukis.
"Akhirnya gua lulus, gua harus masuk univ khusus Seni lukis, buat memperdalam belajar melukis gua" ucap vajendra dengan semangat.
Begitu juga dengan Jean dan Jeevan, mereka berdua telah siap mengikuti tes kedokteran untuk masuk universitas yang di sarankan mami dan papi nya.
"Anak-anak besok kalian bertiga harus ikut tes kedokteran untuk masuk universitas" ucap Laurens.
Vajendra yang mendengar perkataan mami nya terkejut, itu karena dia tidak ingin menjadi dokter, dia sangat takut dengan darah jadi itu menjadi salah satu alasan dia tidak ingin menjadi seorang dokter.
Vajendra angkat bicara "mam, Jendra gamau jadi dokter, Jendra pengen jadi pelukis aja ya mam" dengan gugup Jendra berbicara.
Laurens menatap vajendra dengan raut muka yang tidak senang
"Vajendra! Sudah berapa kali mami bilang, jangan jadi pelukis! Mami gamau kamu jadi pelukis pokoknya kamu harus ikut tes kedokteran sama Jeevan dan Jean" bentak Laurens"Ta-tapi mam, Jendra gamau, Jendra gabisa" ucap vajendra.
"Pokoknya mami gamau tau, kamu harus ikut titik" Laurens beranjak pergi.
Mau tidak mau vajendra harus menuruti perkataan mami nya.
Hari pembagian surat kelolosan pun tiba, Jeevan vajendra dan Jean sedang membuka surat tersebut.
"Yes, gua lolos" teriak sang kakak, Jeevan.
"Jean juga lolos kak, yes!" Ucap JeanVajendra membuka surat tersebut namun ternyata dia tidak lolos dan tidak di terima di univ tersebut.
"Jend, gimana kamu lolos juga kan?"
Tanya sang Jeevan pada Jendra.Vajendra tersenyum "nggak bang, jendra gak lolos" memperlihatkan surat tersebut pada Jeevan.
"Kok bisa sih jend, gimana kalau sampe mami dan papi tau?" Ucap Jeevan.
"Gak papa bang, lagian Jendra gak gak mau jadi dokter" sahut vajendra.
Jean melihat vajendra dan berkata "kak Jendra, kakak bisa bawa yang punya Jean biar mami sama papi gak marah"
"Gak usah gua gak papa, lagian gua gamau cari masalah" ucap vajendra
Vajendra memang selalu ketua terhadap Jean, karena kehadiran Jean lah dia selalu di asingkan. Jean adalah anak yang sangat pintar sedari kecil dia selalu memenangkan juara, apapun perlombaan yang dia ikuti selalu dia yang mendapatkan nya, maka dari itu mami dan papi nya selalu menuntut vajendra untuk selalu seperti Jean.
Mereka bertiga akhirnya pulang dan tentunya Laurens telah menunggu mereka dan menanyakan tentang tes kedokteran yang mereka ikuti.
"Welcome anak-anak mami, gimana-gimana kalian semua lolos kan?" Dengan raut muka senang Laurens bertanya.
Jeevan dan Jean memberikan surat tersebut kepada Laurens "wah hebat Jeevan Jean, kalian emang bener-bener anak mami yang hebat"
Laurens menatap vajendra "vajendra mana punya kamu mami mau liat"
Vajendra memberikan surat tersebut pada mami nya "apa-apaan ini vajendra, kenapa kamu tidak lolos hah?"
"Mam, vajendra kan udah bilang vajendra gamau jadi dokter, vajendra pengen jadi pelukis" ucap vajendra
"Pelukis, pelukis, pelukis, mami bosen mendengar ucapan itu, kamu mau jadi apa kalau cuma ngelukis hah? Dasar anak tidak tau di untung" Laurens sangat marah kepada vajendra.
Jean akhirnya angkat bicara " mam sudah, jangan kaya gini kasian kak Jendra, mami gabisa maksain orang lain buat suka please mam, kita cape biarin kita masuk" ucap Jean
Benar saja, Laurens selalu luluh mendengar ucapan jean "yasudah maafin mami Jean, dan kamu Jendra mami belum selesai sama kamu"
Lagi-lagi Jendra sangat benci melihat ketidak adilan yang ia rasakan "apapun yang gua lakuin selalu salah, selalu berbeda dengan Jean, gua benci Lo je" gumam hati Jendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Jean untuk Vajendra
Короткий рассказ"gua rela, gua rela lakuin apapun asal lo bahagia, meskipun gua harus pergi ninggalin semuanya " ~Jean Danendra ~ Hallo guys, kenalin aku Yuli aku penulis dari cerita Dari Jean untuk Vajendra... Aku up bukan hanya di WP ya, tetapi di TIKTOK juga!!! ...