3. Pulang Bagi Rana

114 27 9
                                    

Mode Light On💡written ; © bluubearies, 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mode Light On💡
written ; © bluubearies, 2024

-

Pagi menjelang siang ini Jagatraya sudah siap dengan tas ranselnya. Ia memakai setelan baju berwarna putih dan hitam selayaknya anak yang akan mengikuti interview kerja. Bajunya juga terlihat licin pasca disetrika oleh ibu. Hatinya sedang berbunga-bunga karena ada kemungkinan beberapa hari ke depan ia akan mendapatkan pekerjaan meskipun belum pasti akan diterima atau tidak. Kata Jagatraya yang penting percaya diri aja dulu.

"Bu, Jagat berangkat interview dulu, ya. Doain, semoga lolos," pinta Jagatraya setelah menyalami sang ibu.

"Ibu selalu doain kamu. Kamu juga jangan lupa berdoa biar dilancarkan segalanya, biar nggak ada kesulitan."

"Siap, Bu. Jagat berangkat. Assalamualaikum."

Jagatraya berjalan meninggalkan rumah. Jarak rumah dengan jalan raya tidaklah jauh, hanya butuh waktu 5 menit untuk sekedar berjalan kaki. Dan yang lebih menguntungkannya lagi, gang rumahnya bertepatan dengan pangkalan tukang ojek, jadi Jagatraya tidak perlu susah-susah membuka aplikasi hanya untuk pesan ojek online.

"Bang, ke PT Jaya Abadi, ya."

"Wihh, Mas Jagat, mau ngelamar kerja ya? Rapi bener siang-siang gini."

"Iya, Bang. Demi masa depan cerah, hahaha."

Orang-orang di sekitar sana hampir semua mengenal siapa Jagatraya. Alasannya karena laki-laki itu sering berbaur bersama warga sekitar. Jadi tidak heran kalau sekali menyebutkan nama Jagatraya, orang-orang pasti langsung tau dan mengatakan, "Oh anaknya mendiang Pak Herman, ya? Itu rumahnya di sana."

Siang ini jalanan tidak begitu padat karena bukan waktunya jam pulang kerja. Jagatraya jadi tidak perlu bermacet-macetan ria di tengah terik matahari yang teramat panas ini. Tapi yang ia dapati justru sebaliknya saat motor yang ia tumpangi berhenti mendadak.

"Kenapa, Bang?"

"Itu Mas, kayaknya di depan ada yang kecelakaan. Nggak bisa gerak ini," terka abang ojek tak yakin.

Jagatraya melihat jam di pergelangan tangannya. Masih ada waktu satu jam lagi untuk jadwal interview yang artinya ia masih punya banyak waktu lagi.

"Saya mau lihat dulu, Bang."

-

Hal pertama yang Rana lakukan setelah bangun dari tidurnya adalah mencari dimana keberadaan Arjuna. Netranya terus bergerak kesana-kemari berharap ia bisa menangkap sosok dari Arjuna. Sayangnya setelah membutuhkan waktu lama untuk mencari sosok tersebut, Rana tak kunjung menemukan. Semakin Rana berharap bisa menemukan Arjuna, semakin besar pula fakta bahwa semuanya ini bukanlah mimpi buruk.

Memeluk PiluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang