Bagian 3

1.8K 165 8
                                    

Dua minggu telah berlalu sejak insiden tersebut. Dan Naruto selalu berdiam diri di kamar tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sakura yang merawat Naruto dan Kawaki selama dua minggu ini.

Tujuan awal Sakura yang ingin menyingkirkan Naruto lenyap begitu saja melihat keadaannya yang begitu kacau. Ia merasa sedih. Ia selalu membandingkan dirinya dengan Naruto. Naruto memiliki cara berpikir yang dewasa. Sedangkan dirinya memiliki sifat yang manja karena sejak kecil kebutuhannya selalu terpenuhi karena ia lahir dikeluarga yang kaya raya.

"Mama Saku, sampai kapan mamaku seperti ini?" Tanya Kawaki.

Sakura mengelus surai Kawaki lembut.

"Entahlah, sayang. semoga mama Naru cepat sembuh. Ajak bicara mama Naru terus, ya.."

Kawaki mengangguk.

"Ya, sudah.. Mama Sakura mau ke kamar dulu untuk beristirahat."

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤 𝐛𝐥𝐚𝐦

Setelah kepergian Sakura dari kamar Naruto, Kawaki menaiki kasurnya dan duduk di samping mamanya yang dalam posisi duduk bersandar. Kawaki memegang tangan mamanya dan menempelkannya di pipi tembemnya. Airmata Kawaki mengalir deras.

"Kawaki rindu mama, hiks.. Kawaki mohon mama jangan begini.. hweee.." Kawaki menangis sejadinya. Dan Naruto tidak ada rasa peduli sama sekali. Naruto tetap pada posisinya diam tanpa bersuara.

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤

Pintu kamar itu dibuka oleh seseorang. Dan Kawaki langsung menolehkan kepalanya. Ternyata papanya yang membuka pintu tersebut. Kawaki langsung terdiam dan menatap benci pada Sasuke.

Kedua kaki jenjang Sasuke melangkah menuju istri pirangnya bersandar. Langkah itu terhenti dan menatap datar Naruto. Kawaki yang melihat hal itu langsung berdiri dan mendorong Sasuke dengan sekuat tenaga. Sasuke terkejut. Heran karena sikap berani anak adopsi istrinya.

"Berani sekali kau." Ucap Sasuke dengan nada datarnya.

Kawaki menatap mata kelam Sasuke yang mirip dengannya. Ia sudah tidak takut lagi dengan wajah sedatar seperti talenan yang sering digunakan mamanya untuk memotong bawang.

"Jangan lagi dekati mama!! Kau hanya akan menyakiti mama!!" Teriak Kawaki. Sakura yang berada di kamarnya mendengar teriakan Kawaki. Ia pun segera berdiri dan berjalan menuju kamar Kawaki.

"Bicara apa kau, bocah!! Semua karena kesalahan mamamu!! Kalau dia tidak berselingkuh, hal ini tidak akan terjadi!!"

"MAMA TIDAK SELINGKUH!!"

"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!! Menyaksikan apa yang terjadi!!"

Kawaki mengepalkan kedua tangannya.

"ADA APA INI RIBUT-RIBUT!!" Teriak Sakura.

"Hiks.." Tiba-tiba Naruto menangis. Sasuke, Sakura, dan Kawaki langsung menatap Naruto dan langsung mendekatinya.

"Naru, kau kenapa?" Sasuke bertanya khawatir. Ia mengangkat tangannya hendak menghapus airmata namun ditepis oleh Naruto.

"Aku bukan jalang hiks.. Aku- aku.. Arghhh!!" Tiba-tiba Naruto menjambak surai pirangnya. Dan Ketiga orang itu pun terkejut.

"MAMA!! / NARU!!" Teriak mereka bertiga bersamaan.

Sasuke segera menyingkirkan kedua tangan Naruto, namun Naruto memberontak. Apa istri pirangnya itu menjadi gila? Itulah yang ada di dalam pikiran Sasuke.

"NARUTO!! KAU KENAPA?!! HEY!! KENAPA KAU MENJADI GILA SEPERTI INI!!" Sasuke berteriak sambil mengguncangkan bahu Naruto

"Jangan sentuh aku, hiks.. Jangan siksa aku.. huhuhu.." Naruto terus menangis.

"Sasuke, sepertinya Naruto mengalami trauma yang sangat berat." Ucap Sakura.

Pundak Sasuke melemas. Dan Naruto langsung mundur menjauh dari Sasuke. Kawaki pun langsung memeluk Naruto. Dan Naruto membalas pelukan putranya.

"Maafkan aku, sayang.. Aku sangat menyesal. Aku tidak bermaksud menyakitimu saat itu. Aku hanya cemburu." Jelas Sasuke.

Naruto tidak mendengar ucapan Sasuke. Ia terus menerus meracau tidak jelas. Sakura mengelus lengan Sasuke.

"Sayang, apa kita harus membawa Naruto ke psikiater saja?" Usul Sakura.

Sasuke terdiam, berfikir sejenak. Mungkin usul dari istri keduanya patut dicoba. Kali saja dengan membawa istri pertamanya ke psikiater dia bisa sembuh.

"Baiklah, besok kita akan membawanya ke sana. Aku akan menghubungi Shikamaru untuk menggantikanku." Ucap Sasuke. Setelah itu, Sasuke dan Sakura berjalan ke luar dari kamar Naruto.

"Aku tidak gila.." Gumam Naruto pelan yang masih dengan jelas terdengar oleh Kawaki. Kawaki menatap mamanya. Ia tahu kalau mamanya hanya mengalami trauma yang sangat berat.

"Ma, bagaimana kalau kita pergi dari sini??"

Naruto mengendurkan pelukannya dan menatap Kawaki.

"Pergi?"

"Iya. Kita pergi ke kota lain. Dan hanya aku dan mama."

Naruto mengangguk.

"Nanti malam kita akan pergi, ma. Kita tunggu sampai papa Sasuke dana mama Sakura tertidur."

Naruto menganggukkan kepalanya lagi.


🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻


Malam harinya, Naruto dan Kawaki mengendap-endap memastikan bahwa Sasuke dan Sakura telah tertidur. Dirasa aman, Naruto dan Kawaki segera ke luar rumah dan berjalan dengan langkah cepat meninggalkan rumah besar itu. Mereka pergi tanpa menggunakan mobil. Karena Kawaki takut kalau kedua orang dewasa itu terbangun.

Esok harinya, Sakura berjalan menuju kamar Naruto hendak membersihkan badan Naruto. Ketika ia membuka pintu kamar Naruto, betapa terkejutnya ia tidak mendapati Naruto dan Kawaki di kamar itu. Sakura berteriak memanggil Sasuke. Dan Sasuke dengan cepat menemui Sakura. Sasuke pun tak kalah terkejut.

Dengan langkah cepat Sasuke mencari keberadaan Naruto dan Kawaki di seisi rumah namun tidak ketemu jua. Sakura berteriak lagi. Memberitahu kepada suaminya kalau baju-baju Naruto dan Kawaki sebagian tidak ada di dalam lemari.

"ARGH!! DI MANA MEREKA?!" Sasuke menjambak surai ravennya frustasi.

Sakura mengelus lengan Sasuke memberikan ketenangan.

"Aku harus menghubungi Jugo untuk mencari keberadaan mereka berdua."

Sasuke segera mengambil ponsel yang berada di dalam saku celananya dan menghubungi bawahannya.

"Jugo! Cari keberadaan Naruto dan Kawaki sekarang! Mereka menghilang!" Perintah Sasuke pada Jugo lewat telepon tanpa menunggu jawaban dari seberang sana. Setelah itu Sasuke membanting ponselnya dan menyisir poninya ke belakang dengan jari-jari panjangnya.

𝐁𝐮𝐠𝐡

Sasuke mendudukkan diri di tepi kasur. Ia menunduk dan meremas rambutnya. Sakura hanya menatap sendu suaminya.

"Semoga Jugo menemukan mereka segera." Ucap Sakura.








𝐓𝐛𝐜..



𝐌𝐚𝐚𝐟, 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐤. 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐠𝐞𝐬𝐚𝟐. 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢. 𝐊𝐚𝐥𝐨 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟. 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐮𝐬𝐮𝐥. 𝐒𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮..






(𝐊𝐮𝐝𝐮𝐬, 𝟏 𝐟𝐞𝐛𝐮𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟒)

HANYA AKU DAN MAMA!! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang