BAB 9

334 26 2
                                    

Jakarta, 10 Mei 2006.

Suhu udara dingin disertai langit malam yang meneteskan sedikit air matanya, tidak menyurutkan semangat dan kebahagian para mahasiswa-mahasiswi Universitas Nasional Indonesia di malam itu.

Setiap akhir semester, tepatnya sebelum melaksanakan Ujian Akhir Semester, Kampus tersebut selalu mengadakan Festival Kampus untuk mengembalikan semangat para mahasiswa-mahasiswinya agar mendapatkan nilai UAS yang memuaskan.

Namun, kebahagiaan yang dirasakan mahasiswa maupun mahasiswi lainnya tidak dirasakan oleh seorang pemuda, yang merupakan seorang idola kampus karena kepintaran serta kesempurnaan visual yang dimilikinya.

Pemuda tampan tersebut berada di taman kampus bersama salah satu sahabat terbaiknya, menjauh dari kerumunan yang sedang menikmati keseruan Festival Kampus semester ini.

"Minum dulu, muka lo kayak gak ada semangat hidup dari tadi", ujar Eiden, salah satu sahabat pemuda tersebut.

Tanpa menjawab, pemuda itu meneguk langsung satu botol alkohol yang disodorkan oleh Eiden.

"Woy Rainer gila lo! Awas mati!" teriak Eiden seraya memukul pelan bahu Rainer.

Setelah menegak satu botol alkohol, Rainer menatap kosong ke arah depan. Lalu berdiri dengan badan yang mulai limbung.

"Eh, mau kemana goblok! Abis minum satu botol alkohol gitu gak usah banyak jalan. Gua anter Lo pulang sekarang!" kesal Eiden lalu mulai memapah Rainer namun langsung ditepis oleh pemuda tampan tersebut.

"Ada hal yang harus gua selesain malam ini. Thanks udah temenin gua ngegalau. Sana, lo balik senang-senang sama Matthias dan Erhald." Rainer tersenyum seraya menepuk pundak Eiden. Lalu pemuda itu berjalan menjauh.

"Ah, dasar Rainer bucin tolol," gumam Eiden kesal dengan tingkat kebucinan sahabatnya itu.

Rainer terus melangkah mencari sosok yang sangat ingin ia jumpai. Dengan penglihatan yang sedikit kabur dan jalan sempoyongan, pemuda tersebut berusaha menjaga kesadarannya untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.

"Baru main wahana dikit aja udah capek banget. Gadis jompo banget ya gua." Cheryl terkekeh mendengar keluhan sahabatnya itu.

Kedua gadis cantik tersebut sedang duduk istirahat di salah satu stand makanan yang ada di festival kampus tersebut.

Cheryl mengambil ponsel di tas nya, membuka aplikasi insta dan mengklik akun seseorang yang selama ini ia kagumi. Walaupun baru satu semester dia mengenal pemuda itu, tapi Cheryl sudah menyukainya.

Namun saat ia ingin menggulir kebawah untuk melihat foto-foto pemuda tersebut, Cheryl melihat ada foto terbaru yang diupload pemuda yang ia kagumi itu sekitar 2 jam yang lalu.

Foto yang hanya memperlihatkan bagian tangan saja, namun sudah berhasil membuatnya patah hati. Terlihat di foto tersebut tangan Rainer menggenggam erat tangan Kayla, dengan caption 'Pertama dan Terakhir💜'.

"Cheryl! Liat apa sih Lo serius amat," ujar Aline seraya membusungkan tubuhnya ke arah Cheryl untuk melihat apa yang sedang di lihat oleh sahabatnya di ponselnya tersebut.

Cheryl tersentak dari lamunannya mendengar suara Aline dan segera mematikan layar ponselnya. "Gak ada kok gak penting. Yok kita ke Aula, kayaknya konsernya udah mulai daritadi." Cheryl tersenyum ke arah Aline seraya memasukkan ponselnya ke tas.

Aline menepuk jidatnya, "Astaga Cheryl gua lupa! Ayok buruan! Lo tau kan gua nge-fans berat sama Damian!" teriak Aline heboh seraya beranjak dari kursinya dan berlari meninggalkan Cheryl menuju aula kampus.

ACCISMUS - Back To The Past (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang