33 ☁️ - Back in one piece

372 23 3
                                    

Langkah Rena berhenti di sebuah halte

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Rena berhenti di sebuah halte. Berkali-kali ia mengusap air mata yang jatuh menetes di pipinya. Disaat seperti ini, jujur saja ia ingin pulang ke Indonesia, sebab ia merasa takut.

Saat Rena mengingat bagaimana Yoongi yang membentaknya dan membela Hyorin masih terekam jelas di otaknya.

"Padahal dia yang salah kenapa aku yang dimarahi!" Cicit Rena dengan isakan.

Semakin Rena mengingat perlakuan Yoongi terhadapnya, semakin deras pula air matanya yang menetes. Tak berapa lama bus datang, ia pun bergegas masuk kedalam tanpa tahu kemana arah dan tujuannya. Sebab pikirannya sedang berkecamuk, marah dan juga sedih.

Di dalam bus Rena melamun seraya melihat jalanan yang lalu lalang akan pengendara, yang ia pikirkan saat ini hanyalah, pulang.

Maklum saja, selama Rena hidup didunia. Ia tidak pernah mendapatkan bentakan dari siapapun. Sehingga saat ia mendapatkan bentakan dari Yoongi, ia pun bingung harus bagaimana. Dan untuk saat ini, ia hanya ingin menyendiri.

Mungkin karena Rena terlalu larut dengan pikirannya, pun ia sampai tak menyadari bahwasanya bus yang ia naiki sudah berhenti. Sehingga ia pun turun dan menyadari sesuatu.

“Loh, ini kan bukan halte bus.” Ucapnya saat mengedarkan pandangannya untuk menelisik tempatnya saat ini, “Ya Ampun, gue dimana ini?” Sambungnya dengan panik. Sebab saat ini ia melihat sebuah terminal pemberhentian bus, ia pun segera melihat penanda waktu yang melingkar di tangannya.

“Aduh, bener aja gue di bawa ke terminal. Ini bus terakhir.” Ucap Rena dengan bingung.

Rena pun dengan gontai melangkahkan kakinya untuk keluar dari area terminal, dan permasalahan yang sesungguhnya terjadi. Ia tak tahu arah, dan tujuannya. Sehingga, ia pun berjalan menyusuri trotoar dengan perasaannya yang bingung.

Jujur saat ini Rena sedang ketakutan, ia tidak tahu saat ini dirinya sedang berada dimana. Bahkan untuk sekedar bertanya dengan orang di sekitar, ia pun tidak mempunyai keberanian. Yang ia lihat hanyalah sebuah pertokoan sepi yang tampak asing untuknya.

"Ini dimana?" Gumamnya dengan bergetar.

Sampailah Rena di bangku pinggir jalan, karena ia merasa lelah berjalan menyusuri trotoar hanya untuk mencari rambu-rambu jalan yang tidak kunjung ia temui. Dan ya, akhirnya ia menangis tersedu-sedu sebab takut.

Rena tersesat, entah di mana ia sekarang. Kepalanya tertunduk dengan kedua tangannya meremas lututnya kuat-kuat. Disaat tangisannya meledak, ia pun teringat Sasa. Sehingga ia pun buru-buru mengambil ponselnya lalu mencari kontak sahabatnya untuk dihubungi.

"Angkat, Sa, angkat!" Ucapnya dengan panik.

"Halo.. lo dimana, Ren?" Ucap Sasa sesaat setelah panggilan tersambung.

"Gue nggak tahu, Sa, tolong jemput gue, sekarang!" Sahut Rena.

"Huh? Lo nggak balik ke apartemen?" Balas Sasa dengan memekik dari seberang telepon.

Somebody Does Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang