4. All (not) mine

26 13 4
                                    

"Pada akhirnya semua pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pada akhirnya semua pergi. Is it my fault after all?"

***

"Mampir dulu?" tawar Nala ketika mereka sudah sampai di pelataran rumah Nala. Gerimis kecil-kecil masih turun ketika mereka telah sampai.

Gavin menggelengkan kepalanya. "Gue langsung cabut aja. Nanti keburu hujan."

"Serius? Nanti malah kehujanan di jalan."

"Nggak. Santai. Rumah gue deket kok dari sini," bohong Gavin untuk meyakinkan Nala.

Gavin lebih baik segera pulang daripada terjebak hujan karena kenyataannya rumah Gavin jauh dari sini. Meski dirinya harus pulang dengan jalan memutar demi mengantarkan Nala, Gavin tidak apa-apa.

"Mending lo buru masuk. Ganti baju daripada nanti kedinginan."

Nala tidak biasa mendapatkan jenis perhatian seperti yang baru saja Gavin lontarkan. Maka dari itu Nala hanya menganggukkan kepalanya dengan kaku dan bersiap melangkah memasuki rumah ketika Gavin mulai menyalakan kembali mesin motor.

"Hati-hati," lirih Nala dengan suara pelan.

Sambil menahan senyumnya, Gavin menganggukkan kepala dan menjalankan motornya untuk membelah jalanan.

Setelah punggung Gavin menghilang ditelan jalanan, Nala memasuki rumahnya dan menuju dapur untuk menyimpan terlebih dulu kue ulang tahun Mamanya ke dalam lemari pendingin.

"Nala pulang!" Nala berseru tapi tidak ada jawaban. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 4 sore.

Tidak berselang lama, suara rintik hujan kian keras menandakan bahwa di luar sedang hujan deras. Dari balik jendela, Nala melihat hujan yang jatuh menutupi jalanan dan mulai menggenang pada beberapa tempat.

Tiba-tiba Nala terpikirkan oleh Gavin. Segera ia mengambil ponselnya dan membuka instagram. Nala sudah akan mengetik beberapa kata ketika ibu jari Nala hanya diam membeku di sana.

Apa tidak apa-apa jika Nala mengkhawatirkan lelaki itu? Apa tidak apa-apa Nala menanyakan apakah lelaki itu sudah sampai rumah atau belum? Apa tidak apa-apa?

"Kak Nala!" Suara lengkingan dari arah pintu dapur membuat Nala sedikit terlonjak kaget. Suara tersebut berasal dari bocah kecil dengan kunciran dua dan masih berseragam sekolah.

"Kania, ih, kebiasaan banget kamu tu teriak-teriak," omel Nala 

Bocah kecil itu baru saja pulang sekolah masih dengan tas bewarna pink di kedua pundaknya. Nala meletakkan ponselnya dan beralih membantu Kania melepaskan tas ransel pinknya dan menyimpannya di kursi

N A L A (Cerita Nala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang