6. Chasing That Feeling

17 7 0
                                    

"Mengagumi seseorang akan sangat menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengagumi seseorang akan sangat menyenangkan. Hanya sampai dia tidak mengetahuinya."

***

Nala membaca pesan yang baru saja Mita kirimkan. Perempuan itu mendadak membatalkan kesediaannya untuk ikut relawan dengan alasan sudah dikejar deadline skripsi. Ya, sama, Nala juga perlu untuk segera menyelesaikan skripsi. Hanya saja Nala dibebankan tanggungjawab sebagai ketua organisasi yang harus wajib mewakilkan diri sebagai relawan.

Nala mengembuskan napasnya. Ia melangkah memasuki kereta dan mencari-cari nomor kursinya. Ia meletakkan barang-barang yang dibawanya ke bagasi bagian atas. Setelahnya segera mengambil tempat di sebelah jendela, sesuai nomor kursinya.

Tidak berselang lama, Nala menyadari bahwa ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Dengan gerakan refleks, Nala menolehkan kepala hanya sekedar mengecek posisi duduknya agar tidak terlalu mengambil ruang bagi penumpang yang duduk di sebelah. Mata Nala melotot tat kala menyadari bahwa sosok penumpang yang duduk di sebelah adalah Gavin.

"Hai!" sapa Gavin setelah berhasil duduk di sebelah Nala dengan menampilkan senyum cerah.

Tanpa sadar, Nala merapatkan diri pada dinding jendela kereta. "Kok, bisa? Bukannya lo naik mobil?"

"Capek banget kalau harus gue yang nyetir mobil. Mending naik kereta sama lo. Iya, nggak?" jawab Gavin dengan ringan sambil mengangkat satu sudut bibirnya ke atas.

Nala tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Maka dari itu, Nala hanya menganggukkan kepalanya dan sedikit menggeser duduknya. Ia tidak tahu jika Gavin adalah penumpang yang duduk di sebelahnya. Sungguh sebuah kebetulan sekali, bukan?

Kereta mulai berjalan. Nala segera membuka ipadnya dan mulai menyicil beberapa hal untuk skripsinya. Ia tidak boleh tertinggal terlalu jauh. Beberapa hari ini, Nala mulai kewalahan mengerjakannya dan sering terlewat dari rancangan jadwal yang ia buat sendiri.

Untuk beberapa menit, Nala sudah tenggelam dengan skripsinya. Bahkan ia tidak menyadari bahwa Gavin yang duduk di sebelahnya mulai memandangi Nala. 

Dari raut wajah Nala yang mulai serius, dahi perempuan itu mengerut seperti berpikir keras, sampai beberapa kali perempuan itu merengganggkan kepalanya, Gavin mulai menyadari bahwa Nala mulai kelelahan. Perempuan itu sudah sekitar 1 jam terpaku pada layar ipad tanpa henti. Dan tanpa Gavin sadari, ia sendiri juga ikut selama itu memandangi Nala.

Gavin mengambil earphone dari dalam tas dan mulai menyetel musik melalui handphone. Tali kabel sebelah kanan, ia pasang pada telinganya sendiri, sedangkan sebelahnya lagi Gavin pasang pada telinga Nala.

Mendengar alunan musik di telinganya secara tiba-tiba, sontak membuat Nala menolehkan kepalanya. Begitu ia menoleh, tatapannya langsung bertemu dengan iris mata Gavin yang hitam dan dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

N A L A (Cerita Nala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang