0. Prolog

107 28 15
                                    

"Sosoknya ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sosoknya ada. Hanya saja, kadang tidak dianggap."

***

"Halo, Nala!"

"Nala, mau kemana?"

"Hai, Nala!"

"Nala...,"

Panggilan itu saling bersahut-sahutan. Cukup banyak yang memanggil namanya. Hanya saja, nama Nala bukan hanya dirinya. Ketika ia berjalan-jalan di luar, kadang beberapa orang akan memanggil nama itu, hanya saja bukan untuknya.

Nala baru saja keluar dari ruangan dekan. Menyelesaikan kewajibannya untuk bimbingan skripsi dengan salah satu dosen pembimbing yang merangkap menjadi wakil dekan di kampusnya.

Baru kerluar dari ruangan dan berjalan beberapa langkah, ia dibuat heran dengan orang-orang yang tiba-tiba memanggil namanya. Nala sudah menoleh dan membuka mulut handak membalas satu demi satu sapaan yang ia kira ditujukan untuknya. Ternyata bukan.

Ia baru menyadari bahwa di kampus ini bahkan ia sangsi akan ada yang mengenalnya kecuali teman-teman satu kelas dan beberapa teman dari organisasi yang bisa dihitung jari.

Karena sudah kepalang salah mengira, Nala langsung balik badan dan melanjutkan langkah meninggalkan kampus. Mungkin jika ada kesempatan, Nala ingin merubah namanya saja.

Hal ini tidak terjadi sekali dua kali. Jika ia tidak salah, nama Nala di kampusnya mungkin ada 5 atau 7 orang, termasuk dirinya. Dan dua diantaranya tentu Nala kenal. Tidak, tidak, mungkin kata yang tepat adalah cukup tahu. Salah satunya adalah putri kampus, paling cantik, pintar, aktif berorganisasi dan lain-lain. Sedangkan satunya lagi Zahira Nala Kirami, dirinya sendiri.

Nala tidak bisa mendefinisikan bagaimana dirinya sendiri karena memang ia hanya mahasiswa biasa semester akhir yang sedang mengejar deadline kelulusan yang harus segera ia tuntaskan di semester 8 ini.

Hari ini Nala ada kegiatan latihan bulu tangkis bersama teman-teman satu organisasi. Mereka sudah janjian ketemu di GOR milik Universitas yang jaraknya tidak jauh dari kampusnya. Sampai di sana, Nala melihat beberapa teman perempuannya masih duduk di tribun bawah sambil berkumpul. For your information, organisasi bulu tangkis kampus yang Nala ikuti saat ini hanya beranggotan perempuan saja. Kurang diminati oleh mahasiswa laki-laki di kampusnya. Paling banyak mahasiswa laki-laki akan memilih Futsal atau Jurnalis. Salah dua organisasi yang bergengsi di kampusnya.

"Kenapa malah ngumpul di sini?" tanya Nala kepada Mita, salah satu teman yang ia kenal di organisasi ini dan terbilang cukup dekat. Bisa dikatakan dekat karena mereka adalah ketua dan wakil. Nala ketuanya, sedangkan Mita adalah wakilnya.

N A L A (Cerita Nala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang