tidak sengaja

84 10 1
                                    

Perempuan berpakaian rumahan yang nampak berjalan melewati tangga itu terlihat.

"Mau kemana, Shev?" Wanita paruh baya itu bertanya, memberhentikan sementara aktivitas menjahitnya.

"Oh itu, aku mau beli beberapa alat tulis yang udah pada abis, ma. Kenapa?" Mengingat pelajaran baru sudah tinggal beberapa minggu lagi, perempuan itu berniat ingin membelinya, ya itung-itung agar tidak berbelit-belit saat hari sekolah tiba.

Wanita paruh baya itu mengangguk paham, "oh yaudah, mau bawa mobil mama?"

"Boleh?"

"Boleh dong, mumpung lagi nganggur. Tapi hati-hati bawanya," tuah wanita itu yang masih kelihatan awet muda.

Shevaya Gressida, nama lengkap perempuan itu. Yang dikaruniai wajah bak Ratu Kerajaan, rahangnya yang tegas, wajah tirus mulus, mata tajam yang mengikat, hidung mancung, alis tebal yang tertata rapih, juga mole yang menghiasi pipi bagian kirinya, tepatnya dibawah mata.

Shevaya tersenyum senang, akhirnya sekian lama dia ingin mengendarai mobil kebanggan milik sang mama, bisa terwujud.

"Kuncinya mana?" Tanyanya, menadahkan kedua tangannya.

"Wait. Mama ambil dulu," meletakkan kain yang tadi menjadi objek aktivitasnya, dan berjalan memasuki salah satu kamar. Wanita yang sudah tidak muda lagi itu keluar lalu melemparkan sebuah kunci mobil, yang diterima dengan baik oleh si empunya.

"Okey, thanks mom!" Binarnya.

"Anything. Hati-hati bawanya," ujarnya.

Diacungi dua jempol oleh Shevaya. Dengan tidak sabaran perempuan itu akhirnya keluar dari rumah setelah meminta izin.

Memasuki area garasi, matanya kalap melihat mobil berwarna abu ke-silveran yang mengkilap benderang.

"Ayo Shev, kita gas!" Paparnya pada diri sendiri yang sudah semangat 45.

Membuka pintu mobil itu hati-hati.

Dia menggerakkan mobil mewah yang harganya bahkan tidak main-main itu dengan perlahan.

"Pak Jos, tolong dong bukain gerbang," cengir Shevaya meminta bantuan pak satpam yang bertugas menjaga halaman depan.

"Wih si enon udah cakep aja, mau ngedate ya, non?" Sembari membuka gerbang, pak Jos selaku bawahan orang tua Shevaya berbasa-basi.

"Belom dapet jodoh nih pak, jadi belom bisa ngedate hahaha," balasnya menanggapi.

"Si enon teh aya aya wae," pak Jos tertawa pelan.

Sebelum Shevaya yang langsung menancap gas pergi dari halaman rumahnya. Shevaya menyalakan musik, lagu santai yang menenangkan. Ya hitung-hitung menemaninya menelusuri jalanan yang tidak terlalu padat. Langit sore kali ini cerah.

Tujuan utamanya sekarang ada mall.

Skip;

Sesampainya di mall, Shevaya memarkirkan mobilnya ditempat parkir yang tersedia. Dia keluar, lalu berjalan santai kedalam.

Hari ini mall tidak terlalu ramai, dia bersyukur akan hal itu.

Shevaya menatap sekeliling, sampai pandangannya tidak sengaja melihat seseorang yang agak familiar dimatanya.

Dia berusaha mengingat-ingat, "mirip Apis..."

Shevaya terlalu ingin tahu, sampai lupa tujuan awalnya yang ingin membeli perlengkapan belajarnya. Dia mulai berjalan, matanya masih menatap ke depan memastikan.

Seseorang itu terlihat sedang berbicara dengan seorang perempuan cantik. Semakin penasaran lah Shevaya.

Sampai tidak melihat jika ada orang lain, yang langsung,

Hate Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang