Yoo Joonghyuk meraih kerah Kim Dokja dari belakang dan mengangkatnya sedikit sementara Kim Dokja menyelinap ke suatu tempat untuk mengorbankan dirinya.
"Dasar bodoh, apakah kamu akan mengorbankan dirimu lagi? Aku tidak bisa terus melihatmu melakukan hal bodoh itu." Yoo Joonghyuk berkata dengan ekspresi yang sangat serius dan mengancam.
Tangan Yoo Joonghyuk mencengkeram kerah mantel Kim Dokja seolah takut Dokja akan kabur, tapi memang benar Yoo Joonghyuk takut akan hal ini.
"A-aku tidak mengorbankan diriku sendiri-" Dokja berkata, sudah jelas ia berbohong.
Yoo Joonghyuk membungkuk untuk berbisik ke telinga Dokja.
"Pembohong." Jawab Yoo Joonghyuk sambil membelai dagu Dokja dan mengangkat dagunya agar tatapan Dokja bertemu dengannya, belaian itu membuat Dokja merinding karena gugup dan malu.
"M-maaf.. A- Aku tidak akan melakukannya.. lagi.." setelah menyelesaikan kalimat, Dokja merasa sangat lelah dan pingsan, merasa tidak sadarkan diri. Dokja sudah mendorong dirinya hingga batasnya
Yoo Joonghyuk terkejut dengan Dokja yang tiba-tiba pingsan, dia segera melepaskan kerah bajunya dan berjongkok di sampingnya dan menghela nafas.
"...kurasa kamu tidak akan pernah berubah." Yoo Joonghyuk berkata dengan ekspresi kecewa di wajahnya, setelah mengatakan itu, Yoo Joonghyuk menggendong Dokja seperti bayi untuk membawanya ke tempat tidur.
Wajah Dokja terlihat tampan, imut dan menggemaskan saat tidur, serta tangan dan jari jari kecilnya.
Yoo Joonghyuk memandangi wajah cantik Dokja, rasanya seperti sedang melihat bidadari cantik.
Joonghyuk tidak bisa menahan senyum lembutnya, dia ingin mencium kening Dokja tetapi dia menahan diri untuk tidak melakukan itu, malah dia duduk di tepi tempat tidur dan membelai pipi Dokja dengan jarinya.
Yoo Joonghyuk mengusap poni Dokja dengan jarinya dengan lembut, dia ingin menatap mata Dokja lebih lama, namun gambaran cantik wajah Dokja yang tertidur tidak hilang dari ingatannya, maka ia terus memperhatikan Dokja yang tertidur dengan tenang.
"Tidur nyenyak, idiot kecilku yang manis." Yoo Joonghyuk berpikir dalam hati dan tidak bisa menahan senyumnya lagi, lalu dia meletakkan tangannya di dada Dokja untuk memantau detak jantungnya.
Dokja meraih tangan besarnya dengan jari kecilnya meski dia masih tertidur.
Yoo Joonghyuk merasakan belaian lembut di jari-jarinya saat melihat Dokja tertidur, mau tak mau hatinya tersipu, dia tersenyum dan membelai pipi Dokja lagi.
"Kamu sangat manis saat sedang tidur." Yoo Joonghyuk berpikir sendiri dan dia juga menyukai perasaan Dokja yang memegangi jarinya, dia merasa sangat nyaman dengan sentuhan Dokja dan jantungnya mulai sedikit berdebar.
Dokja menggumamkan hal-hal random dengan lucu tapi tidak ada yang mengerti apa yang dia gumamkan.
Yoo Joonghyuk terus mendengarkan gumaman Dokja yang lucu dan tidak dapat dipahami, menurutnya lucu sekali bagaimana Dokja bergumam tentang hal-hal yang tidak masuk akal saat tidur. Dia bahkan merasa lebih menggemaskan melihat Dokja memegang erat jarinya saat dia bergumam.
Hati Yoo Joonghyuk menjadi memerah karena malu saat memikirkan betapa menggemaskannya itu. Dia harus menahan keinginan untuk memeluk Dokja erat-erat agar tidak membangunkannya.
Tanpa sengaja tubuh Dokja memeluknya dan ia tidak sadar karena sedang tertidur.
Yoo Joonghyuk merasakan sentuhan hangat tubuh Dokja melalui pelukan mereka, ia dikejutkan oleh Dokja yang membalas pelukannya, dan wajahnya memerah karena malu dan tersipu malu. Dia belum siap menerima pelukan erat dari Dokja, setelah beberapa detik pelukan Dokja, Yoo Joonghyuk melepaskan tangannya dan dengan lembut membungkuk untuk mencium kening Dokja.
Setelah itu, seperti biasa, momen manis ini tidak disaksikan oleh Companies mereka karna mereka semua sedang tidur.
