CHAPTER 3

26 23 5
                                    

Suasana hangat pagi hari menyambut bian di ibukota, kicauan burung burung terdengar samar disepanjang perjalanan,lengkap dengan embun pagi yang masih lekat membasahi dedaunan di samping jalan raya.

"Indahnya!"bian mengendus aroma khas pagi hari ditengah lalu lalangnya kendaraan.

Ia melajukan motornya sedikit lebih cepat dari biasanya.

"Sampai juga"gumam bian memarkirkan motornya di tempat biasa.

"Dimana cal dan Sam?"batin bian mencari kedua sahabatnya.

"Yan!"panggil seorang lelaki yang langsung dikenali oleh bian.

"Eh lo,darimana aja?"tanya bian pada cal yang kini berada di hadapannya.

"Dari rapat osis"ucap cal.

"Ngapain?"bian masih kurang mengerti dengan jawaban cal tadi.

"Pilih presiden!"ucap cal acuh.

"Masa iya rapat osis milih presiden,setau gw kalo rapat osis itu ya milih ketua osis"ucap bian santai.

"Nah itu Lo tau"ucap cal.

"Hehehehe".

Beberapa saat kemudian nampaklah Sam berjalan ke arah mereka.

"Dari mana aja?"tanya bian beralih menatap Sam.

"Dari ruang osis"ucap sam.

Setelah mendengar jawaban Sam bian kembali membuka layar ponselnya.

"Eh ya gw mau kasi tau kalo yang jadi osis tahun ini lo yan"ucap Sam.

Bian yang masih fokus dengan ponselnya sontak saja kaget dan masih tidak mengerti.

"Gw?"tunjuk bian ke dirinya sendiri.

"Yang bener Lo sam bukannya Mahfud ya yang banyak suara"ucap cal mengerutkan keningnya.

"Makanya kalo denger sesuatu itu jangan setengah-setengah!"ucap Sam.

"Hehe iya sih tadi gw langsung keluar".

"Kok bisa gw yang jadi ketua OSIS?"bian masih menunggu jawaban dari Sam.

"Kan Lo tau sendiri kalo jumlah siswi di sekolah kita ini sangatlah banyak"ucap Sam.

"Terus apa hubungannya sama gw yang jadi ketua osis?".

"Memangnya Lo ga peka ya? kalo hampir dari seluruh siswi di sini itu sukanya sama lo!"ucap Sam.

"Weeh congrats ni Yee buat  iyan gw"ucap cal memberi Selamat.

"Gw akan buat keputusan mereka adalah keputusan paling menyesal dalam seumur hidup"ucap bian tidak terima.

"Gw akan buat mereka menyesal karena udah berani milih gw"ucap bian mengulang kalimat nya kembali.

Sam dan cal bergidik ngeri, pasalnya mereka tau betul bagaimana kejamnya bian saat marah dan sakit hati.

Ingatan masih lekat tersimpan di benak cal dan sam ketika bian memukul ketua geng black plants yang pada saat itu cuma hanya bian sendiri dan 10 anggota geng mereka.

Bian mengakhiri ucapnya dan bergegas menuju kelas,dalam perjalanannya bian banyak mendengar bisikan bisikan para siswi yang mengungkapkan ketampanannya.

Bian merasa kesal dengan suasana sekarang.

Saat hendak masuk ke kelas sayup sayup pandangan bian menangkap sebuah figuran yang terpajang di mading.

"Apa itu?"tanya bian pada Sam dan cal.

"Entah gw juga ga tau!"sahut cal dan Sam hampir bersamaan.

Bian berjalan lebih cepat untuk memastikan figuran apa yang terpampang di mading sekolahnya.

ALKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang