Cakrawala mulai menampakkan senjanya,bayangan bulan kembali menyusup diantara rerudupan,dan aktivitas kembali sepi merajai keramaian.
"Van kita udah sampai!"ucap bian pada orang di jok belakang motornya.
"Van?".
"Kok diam?"gumam bian mencoba memalingkan wajahnya ke arah Devan.
"Astaga ni bocah pake tidur lagi!"bian mencoba membuka helm yang menempel di kepala devan.
"Mamaa!"teriak bian keras.
"Iya bian"jawab mama bian keluar dari rumahnya.
"Whatt?apa yang terjadi sama Devan?"tanya mama bian khawatir.
"Devan kecelakaan ma"jawab bian terburu buru mengangkat Devan ke sofa rumahnya.
"Eh kita udah sampai?"Devan membuka matanya dan melihat ke sekeliling.
"Hmm"balas bian malas.
Beberapa menit kemudian.
"Devan!"teriak mama dan papa devan yang baru sampai.
"Kamu ga papakan?"tanya mama Devan khawatir.
"Makasih ya bian kamu udah nyelamatin anak om!"ucap papa devan.
"Eh bukan bian om yang nolongin Devan!"sambar bian cepat.
"Terus siapa juga?"tanya mama devan mengerutkan keningnya.
"Kasih tau lah Van,gw ga tau namanya!"ucap bian menyenggol bahu Devan.
"Karla ma!".
"Karla?oh jadi nama cewek tengil itu namanya karla!"batin bian mengangguk angguk.
"Mama mau ketemu sama dia Van!mau ngucapin rasa terimakasih mama".
"Iya kapan kapan Devan ajak kerumah"ucap Devan melihat ke arah bian.
"Iya sayang".
"Ya udah Om tante bian pamit dulu ya, mau mandi"bian berlalu dari hadapan keluarganya.
Lelaki itu menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua,dengan secepat mungkin ia merebahkan tubuh lelahnya dia atas kasur.
Bian membuka gallery dia layar ponselnya untuk melihat beberapa koleksi foto.
"Gw kangen nay!"gumam bian menatap foto indah dihadapannya.
[Flashback]
'bum' bian kecelakaan dan jatuh tersungkur di atas aspal.
"Auuu"bian menjerit sakit menahan darah yang terus mengalir dari lengannya.
Pandangan bian mulai mengabur namun sayup sayup ia masih dapat melihat seorang perempuan lari ke arahnya.
"Lengan kamu berdarah,mari aku bantu!"ucap perempuan tersebut membantu bian berjalan menuju ke Trotoar.
"Bentar,Aku ambil kotak p3k dulu "ucap perempuan itu.
"Sini tangannya!"perempuan tersebut membawa tangan bian ke pangkuannya.
"Sakit!"ucap bian menahan perih di tangannya.
"Udah selesai!".
Bian terus menatap wanita didepannya, rambutnya yang tersingkap memancarkan aura yang sangat cantik di mata bian.
"Boleh aku tau namamu?"ucap bian mengulurkan tangannya.
"Naya"perempuan itu meraih tangan bian.
"Kamu?"wanita itu balik bertanya.
"Daniel"ucap bian singkat.
"Senang bisa bertemu denganmu Naya!"bian memegang tangannya yang terasa masih sedikit nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAR
Teen Fictionjika pada umumnya orang lain mencintai atas dasar sayang ataupun nyaman,maka berbeda dengan ALBIAN DARWISEN.ia terpaksa membuka hatinya untuk wanita yang sangat dibencinya hanya karena amanah dari kekasihnya yang sudah meninggal. dapatkah ia mencint...