3

1.2K 119 40
                                    

Dua puluh menit. Kini kedua lelaki itu akhirnya berhasil tiba di sebuah koridor yang familiar. Senyum kecil terukir di sudut bibir Harry, merasa lega sekaligus bangga karena berhasil menemukan jalan keluar. Sebaliknya, Draco yang tidak tahu bahwa Harry juga sedang tersesat sudah hendak mencaci maki lelaki di depannya. Draco berpikir Harry sedang mempermainkannya dengan melewati jalan yang berputar-putar. Benar, sudah tiga kali mereka melewati jalan yang sama, dan itu membuat Draco kesal.

Koridor itu tidak terlalu ramai, tidak juga terlalu sepi. Sebagian dari orang yang berlalu-lalang di koridor menatap Harry dengan tatapan heran, dan sebagian lagi tidak peduli. Harry Potter sedang bergandengan tangan dengan seseorang? Dan orang itu bukan orang biasa melainkan Draco Malfoy, yang terkenal selalu ribut dan bermusuhan dengan Harry. Apa malam ini badai besar akan menimpa Hogwarts?

Draco yang menyadari hal itu menjadi tidak nyaman, dan dengan cepat menarik tangannya. Sambil membuang muka, Slytherin itu segera memakai tudung jubahnya, tidak ingin wajahnya terlihat. Harry yang tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang mengarah kepada mereka, melotot ke arah Draco. Tanpa bertanya apapun, Gryffindor itu menarik paksa tangan Draco dan kembali menggenggamnya dengan erat.

"Potter! Apa-apaan, lepaskan aku! Akan ada rumor tentang kita jika seperti ini!" Draco mencoba menarik kembali tangannya sambil meringis, sedikit merasa sakit. Sungguh deh, tenaga Potter itu tidak main-main.

"Bukankah kau sudah menutupi wajahmu? Tenang saja, mereka tidak akan tahu tangan siapa yang kugenggam"

Demi Salazar, Harry benar-benar sukses membuat Draco semakin frustasi. Draco yang sudah putus asa hanya memasrahkan dirinya yang kini sudah ditarik untuk kembali pergi menuju Hospital Wing.

.

Baru saja mereka berjalan beberapa meter, Draco menghentikan langkahnya. Harry yang menyadari itu menoleh dengan alis yang sudah mengernyit. Harry bisa melihat Ferret kecil itu menatap lantai dengan napas yang tersengal, matanya sudah tidak fokus dan gerak geriknya tampak gelisah.

Harry mengangkat satu alisnya, "Kau baik-baik saja? Masih sanggup jalan?" Harry mendekat untuk melihat kondisi Malfoy kecil itu.

Draco menggeleng, ia menggenggam lengan jubah Harry dengan kuat yang langsung membuat Harry merasa cemas. Tentu saja bukan cemas karena kondisi Draco-lebih tepatnya Harry tidak ingin mengakui rasa khawatirnya itu-Harry mencemaskan jika Draco pingsan sekarang, ia akan lebih kerepotan untuk membawa si pirang, yang kini matanya telah berkaca-kaca?

"Hey, mau duduk dulu?"

Draco lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Apa sih yang sebenarnya diinginkan Ferret itu? Harry menghela napas panjang, sebelum akhirnya berjongkok di depan Draco, memperlihatkan punggungnya yang kosong.

"Naiklah."

Draco terbelalak, hendak protes. Apa dia serius? Si Potter itu memang salah makan tampaknya. Tingkahnya sungguh aneh dan tidak biasa hari ini, walau tetap menyebalkan.

"Kau gila."

"Kalau begitu jangan mengeluh atau menangis seperti itu." Harry berkomentar dengan nada yang mengejek, masih berjongkok.

Lihat kan, sangat menyebalkan! Draco tidak bisa mengerti isi kepala Potter itu. Entah Gryffindor itu memang peduli, atau hanya sedang mempermainkannya, mengisi waktu luang. Tapi ya sudahlah, Draco tidak peduli, cepat sampai di tujuan menjadi prioritasnya sekarang.

Dengan berat hati dan sambil menggerutu, Draco mendekat. Mengalungkan tangannya di leher Harry Potter, lalu menyandarkan kepalanya di punggung musuhnya itu dengan tudung yang masih menutupi kepalanya.

"Apa ini? Kau langsung bersandar tanpa malu-malu?"
Harry terkekeh pelan sambil bangkit berdiri, menggendong Draco di punggungnya dengan hati-hati.

"Diam Potter. Kepalaku pusing."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enemy or Lover? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang