🗺Minggu Pertama

71 9 3
                                    

Suara ricuh para siswa sejak pagi tadi tak kunjung selesai. Sekarang tahun ajaran baru dan kenaikan kelas. Wajar saja bila ada keributan, rata-rata sedang meributkan soal kelas baru. Ada yang suka, tidak suka, malah ada yang belum tahu kelas barunya. Juga ditambah para siswa baru dari tingkat bawah.

"Aku kelas opo yo?"
"Wis entuk kelas?"

Tak kunjung habis mereka berceloteh di pagi yang cerah ini. Hingga setelah upacara kondisi sekolah mulai kondusif dan tertib. Mereka sudah tidak kebingungan mencari kelas. Dan murid barunya sudah berada di ruang aula yang sebenarnya kelas. Kelas 8 F,G, dan H sering beralih fungsi menjadi aula. Itu karena sekolah belum ada lahan untuk pembangunan aula.

Para murid yang mendapatkan kelas 8 F, G, dan H kini berada di ruangan lain. Di kelas 8 ini semuanya masih terasa asing. Karena teman yang mereka dapatkan baru, alias di rolling. Ya walaupun ada yang tetap bareng dengan teman saat kelas 7, tapi tetap saja semuanya terasa asing. Belum lagi suasana baru dan juga, mata pelajaran baru yang lebih sulit.

Hari pertama di kelas 8H, ada 4 bangku kosong yang tidak ada orangnya. 2-nya tidak masuk karena sakit, dan 2-nya OSIS. Sejujurnya hari pertama masuk sekolah tidak begitu penting. Karena sebagian waktunya jam kosong, alias jamkos.

Walaupun masih suasana asing, namun kelas sudah berisik dan ramai layaknya pasar ikan. Ini dikarenakan para anak laki-laki mudah bergaul, jadi keributan kelas dikarenakan anak laki-laki sudah sepatutnya, aduh... Tapi tenang saja, karena saat jam terakhir wali kelas plus guru Bahasa Indonesia kami, Pak Nusantara masuk kelas. Ia memperkenalkan dirinya dan berharap bahwa kami semua bisa membawa nama baik sekolah dan tidak merusah citra '8H'.

Perlu kita ketahui sebelumnya, ada 2 kelas unggulan, yaitu kelas A dan juga kelas H. Ya benar, kelas kami kelas unggulan, mungkin bayangan dari orang luar kami ini isinya murid-murid ambisius yang mencetak ranking pararel diatas 50. Tapi sialnya angkatan kami pembagian kelasnya bukan berdasarkan kemampuan akademik, namun menyesuaikan mata pelajaran tambahan yang sudah kami pilih saat MPLS dahulu.

Setelah tahu isi dari 8H angkatan kami mungkin kalian semua akan terus bertanya, "ini beneran 8h?" Bisa kami maklumi, kami tidak seperti 8H yang dulu, yang mencetak ranking diatas 50. Eitss, tapi kami punya banyak jagoan keren!

Waktu kami hanya sampai bel pulang berbunyi. Kami pulang ke rumah masing-masing dan kembali ke rumah. Esoknya kami datang kembali untuk menemui satu sama lain.

KBM berlangsung biasa saja dan... sangat membosankan. Pelajarannya makin susah dan sulit dimengerti. Tapi, pada hari ke-4 ada sebuah tragedi yang cukup buat pusing.

Tas Adel hilang.

Selepas bel istirahat Geta masuk ke kelas dan berteriak, "Woi, yang ngumpetin tasnya Adel siapa?" Ucapnya dengan nada cukup emosi.

Seisi kelas tertuju padanya dan saling memandang satu sama lain. Mata mereka saling bertanya, siapa?

"Toro!" Celetuk Zizah tiba-tiba tanpa rasa ragu.

Dengan muka merah membara Geta menggebrak meja, "bjir, ngumpetinnya di luar nalar." Ucapnya matanya mencari kehadiran Toro.

Dayat yang habis dari kantin masuk menatap kondisi kelas yang sedang bingung.

"Ada apa sih? Oh, tasnya Adel? Toro." Ucap Dayat santai dan duduk di kursinya sambil menyeruput es-nya.

Geta mendelik kearah Dayat, "awas aja Toro." Ucapnya dengan nada yang seolah-olah ingin membunuh orang.

"Diumpetin dimana?" Tanya Zizah dengan antusias.

"Gak ketemu Ziz." Ucap Geta pasrah.

"Kayaknya kebawa." Ucap Dayat dengan santai. Geta hanya mengangguk-angguk.

"Oh iya," Geta berhenti sejenak, "yang tadi ngumpetin tas ku siapa?" Matanya melirik tajam.

"Rino. Tapikan ketemu." Bales Dayat.

"Jancok." Umpat Geta.

Kini semuanya diam. Menunggu Toro datang ke kelas. Geta sudah siap-siap mengajar Toro. Toro yang tangannya penuh dengan jajanan langsung digeprek Geta saat masuk kelas.

"Asu." Toro mendelik pada Geta. "Maksudnya loh." Ia menaruh jajanannya di meja, siap berhadapan dengan Geta.

"Ngumpetin dimana?" Tanya Geta.

"Ngumpetin apa cok? Sumpah gak ngerti." Toro dengan muka bingung bertanya-tanya menatap sekitar.

"Tasnya Adel." Ucap Dayat pelan.

Toro ternganga, "bukan aku sumpah. Tadi ada tas di kelas G." Geta memutar bola matanya.

"Tadi aku liat, Rino ngumpetin di tasnya, Awan? Kalau gak salah sih." Geta makin curiga pada Toro.

Toro merasa tidak nyaman pada tatapan Geta dan mencari validasi pada Dayat. "Rino." Dayat tanpa ragu mengatakan dengan lantang.

"Mana Rino!" Geta dengan langkah menggebu-gebu keluar kelas mencari Rino. Rino yang sedang berjalan dari kantin tiba-tiba digeprek Geta.

"Woi, maksudnya loh." Ia yang tak tahu apa-apa langsung dapet satu tonjokan.

Geta dan Rino mulai adu mulut. Rino yang mengelak dan membela dirinya sedangkan Geta yang menuduh abis-abisan pada Rino. Dari kejauhan Adel diiringi dengan Toro mendekat kearah Geta dan Rino.

"Udah, udah. Bukan Rino." Lerai Adel, Geta menoleh pada Adel dan bertanya siapa. Adel hanya melirik Toro.

Geta mencubit lengan Toro, "ealah, dari tadi gak mau ngaku."

"Asu sakit cok." Toro meringis kesakitan.

"Dah, balik ke kelas, gak keburu gurunya masuk." Adel dan Geta berjalan beriringan disusul dua cowok-cowok.

Di kelas, Zizah dan lainnya sibuk mencari tas Adel. Akhirnya mereka menemukan tas Adel yang berada di dalam tas Tama. Saat Adel dan rombongannya masuk ke kelas Zizah langsung lapor.

"Tas mu ada di tasnya Tama." Ucap Zizah. Adel hanya mengangguk-angguk.

"Kok bisa njir." Geta terheran-heran.

Setidaknya masalahnya selesai. Tidak peduli siapa yang menyembunyikan walau ada 3 tersangka utama. Guru datang ke kelas, mereka mulai melanjutkan pelajaran normal seperti biasa sampai jam pulang.

Bel pulang berbunyi, semuanya kembali ke rumah masing-masing. Kecuali Rino, Dayat dan Toro. Mereka disidang di BK dan harus mengaku siapa yang menyembunyikan tas tadi.

Merkea bertiga hanya diam tatap-tatapan tidak ada yang ingin mengaku. Satu jam mereka bertiga bersama Bu Tri hanya saling lempar pandang.

Akhirnya Dayat angkat bicara, ia mengaku pada Bu Tri. Syukurlah mereka bisa pulang. Tapi gak ngaruh sih mereka ngaku atau enggak pasti dipulangin. Sekolah gak mungkin nyimpen pajangan kayak mereka.
.
.
.
.
.
Vote beb muach💋
Eh iya, upnya tiap hari minggu ya pren pren ku. So, jangan buru-buruin thor up. Pasti up, tenang aja udah.

‼️Up tiap hari minggu‼️

makash luv yuu epriwan💋🥵

ANAK NUSANTARA: WoluH PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang