🗺Bu Ayu Comeback

40 5 2
                                    

Hari kamis seperti biasa. Ramai, berisik, dan gaduh. Belum lagi kelas yang seperti kapal pecah. Keributan yang tak kunjung henti akhirnya berhenti juga saat bel istirahat selesai. Semuanya mengambil posisi duduk di tempat masing-masing.

Langkah guru terdengar dari dalam kelas. Kami semua sudah menunggu Bu Ida tapi yang masuk ke kelas beda orang. Kami tau namanya, hanya saja kami bertanya mengapa bukan Bu Ida?

"Assalamualaikum." Salamnya serentak kami jawab dengan kompak.

Iya, itu Bu Ayu, guru IPA kami yang sebenarnya. Bu Ayu mengambil cuti panjang pasca melahirkan, dan sebagai pengganti Bu Ayu sebagai guru IPA kami adalah Bu Ida.

Tentu saja waktu di potong dengan perkenalan satu-persatu. Sebenarnya Bu Ayu sudah mengenali beberapa wajah namun ia ingin mengenal ulang.

Kelas yang tadinya 'agak' tenang kembali menjadi gaduh, Bu Ayu tampak tak terlalu peduli. Mungkin sesekali ia akan memelototi kami yang terlalu berisik, namun setelah itu Bu Ayu kembali mengajar dan kami kembali gaduh. Begitu saja terus.

Minggu lalu Bu Ida menjanjikan kami untuk praktek di LAB dengan Bu Ayu. Kami mengingat janji Bu Ida dan meminta Bu Ayu untuk praktek di LAB.

"Bu, LAB Bu." Celetuk salah satu dari kami. Bu Ayu berhenti mengajar sejenak.

"Iya, kita materi dulu besok baru praktek." Jawab Bu Ayu. Kami semua menunduk lemas. "Nanti Ibu bagi kelompoknya,"

"Depan belakang aja Bu." Belum selesai Bu Ayu bicara, kami dengan sangat kurang ajar memotong omongannya.

Bu Ayu hanya terkekeh menanggapi kami dan menggeleng, "gak. Cewek Cowok. Gak boleh cewek semua, atau cowok semua" Kami semua menolak keputusan Bu Ayu. Tentu kami keberatan dengan keputusan Bu Ayu.

"Mau diacak atau pilih sendiri?"

"PILIH SENDIRI!!!" Jawab kami dengan kompak.

Tapi tetap saja kami diambang kebingungan. Masalahnya kami semua malas berpasangan beda gender, kami merasa tidak cocok satu sama lain. Tapi disisi lain kami juga tidak ingin diacak. Karena mungkin malah dapat kelompok yang jauh dari ekspetasi kami.

Sampai jam terakhir kami masih ribut soal kelompok. Namun akhirnya kami dapat kelompok. Bu Ayu membuat list kelompok 1-8. Setelah semuanya dapat kelompok (walau agak terpaksa) kami akhirnya bisa pulang dengan tenang.

Esoknya saat sang surya sudah muncul di antara awan-awan putih dengan latar belakang berwarna biru cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, kami siap praktek.

Kami sudah menyiapkan alat tempur yang akan di bawa ke LAB. Kami akan praktek uji makanan dengan tujuan mengetahui kandungan zat gisi yang ada pada makanan yang sudah menjadi sample.

Kami berbondong-bondong menuju LAB IPA. Sebelumnya Bu Ayu sudah memperingati untuk tidak gaduh saat di LAB IPA. Kami mengiyakan peringatan Bu Ayu. Tapi memang dasarnya kami untuk membuat gaduh dimanapun, kapanpun, dengan siapapun, bagaimanapun, jadi kami mengabaikan peringatak Bu Ayu walau sudah kami iyakan.

Syukurnya Bu Ayu cukup sabar menghadapi ketengilan kami. Praktek berjalan dengan mulus dan lancar tak ada kendala.

Sudah biasa yang membuat laporan pasti anak cewek. Yang cowok? Mereka saling berkunjung ke kelompok temannya satu sama lain. Atau mungkin dengan tangan usil mereka mengutak-atik alat-alat yang ada di LAB. Tiba-tiba saja,

Praaaangg

Salah satu gelas ukur pecah. Ini semua akibat ketidak sengajaan tangan usil milik Agus. Kami semua lantas menoleh ke arah Agus yang nyengir.

"Maaf bu, maaf gak sengaja." Ucapnya serasa tak bersalah. Agus terlihat santai seperti tidak ada yang terjadi. Bu Ayu hanya menarik nafas, ia memaafkan kesalahan Agus. Sesuai kebijakan Agus harus mengganti gelas tersebut.

IPA ditutup dengan presentasi dan semuanya kembali ke kelas. Di kelas Agus langsung disambar oleh celotehan kami soal gelas pecah. Agus dengan rasa tak bersalah menanggapi dengan sepele dan santai. Tentu saja membuat naik pitam.

Hari Jumat ditutup dengan rumus-rumus dan soal-soal diluar logika matematika. Pulang ke rumah otak kami sudah panas.

Syukurlah tidak ada Pramuka, sejujurnya kami malas dengan Pramuka (kecuali Nisa)
Bagaimana tidak malas, kami dijemur tepat di bawah matahari langsung saat upacara, dan terlalu membosankan untuk kami saat diberi materi.

Tapi sudahlah. Cerita hari Jumat dengan tragedi gelas pecah sudah selesai. Tidak ada yang perlu diributkan lagi. Agus sudah mengganti gelasnya, dan Bu Ayu tidak terlalu serius menanggapi masalah ini. Kami semua juga sudah tidak membahas ini lagi.

.
.
.
.

Nungguin yaa😂😅 Maaf ya Ders

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nungguin yaa😂😅 Maaf ya Ders.

Janlup vote guys‼️

Baca elit ngevote sukar😏🫵🏻

ANAK NUSANTARA: WoluH PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang