21. DILECEHKAN LAGI

13.4K 206 21
                                        

Holla Guys, berjumpa lagi dengan aku hehe😀

Gimana hari kalian?

Udah siap baca bab ini gak? Dijamin menguras emosi✌️

Sebelum baca, bisa yok tekan bintang dulu. Nggak susah kok, tinggal pencet aja;-)

⚠️CHAP INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUAL DAN ADEGAN DEWASA! HARAP BIJAK DALAM MEMBACANYA. BAGI YANG NGGAK SUKA BISA SKIP BAB SELANJUTNYA.

*
*
*

Siang tadi, Damian sudah berada dirumahnya usai berhari-hari menginap di rumah sakit. Hal itu membuat Keisya was-was. Meskipun orangtua mereka disini, itu tak membuat Keisya merasa aman. Damian pasti mencari cela agar bisa kembali melukainya.

Katakan sekarang Keisya cari mati, bisa-bisanya cewek itu memasakkan makanan yang dulu pernah dimuntahkan oleh Damian. Kata Daniel, Damian tidak berselera makan semenjak masuk rumah sakit. Hanya sedikit makanan saja yang masuk keperut lelaki itu. Keisya cemas jika Damian jatuh sakit nanti.

Keisya membuka knop pintu kamar Damian dengan pelan. Melihat Damian yang sedang tidur menyamping, membuat Keisya berani untuk masuk sekedar meletakkan piring makanannya keatas meja. Setelah meletakkan itu, tak lupa Keisya menulis sesuatu dikertas, lalu diletakkan didekat piring.

'Ini makanan favorit kamu dari dulu. Tolong dimakan, dan jangan dimuntahkan'

Setelah Keisya keluar, Damian yang sejak tadi berpura-pura tertidur lantas menegakkan tubuhnya. Ia menatap makanan yang ditinggalkan Keisya dengan lekat. Perutnya mulai berbunyi. Pikiran yang semrawut membuat Damian kehabisan tenaga memikirkannya.

Damian mengambil sepiring nasi dilengkapi ayam dengan sambal manis, dipangkuannya. Aroma khas dari masakan Keisya, menguar dan menciptakan rasa selera yang tak bisa ditahan. Tanpa basa-basi, Damian melahap makanan itu sedikit rakus.

Keisya juga menyediakan minuman, dan obat-obatan dari resep dokter ahli jiwa khusus Damian. Itu semua disajikan diatas nampan berwarna putih. Damian melahap abis obat-obatan itu.

"Kei ..." Damian tersenyum singkat. "Makasih."

*
*
*

Jam menunjukkan pukul setengah dua pagi, namun Keisya belum bisa tidur dikarenakan harus mengerjakan tugas sekolah doubel dengan tugas abangnya. Tugas dirinya sudah selesai, kini giliran tugas Damian yang harus ia selesaikan.

Bahkan tugas sekolah lelaki itu saja harus ia yang mengerjakan. Mau tak mau kerjaannya harus menumpuk. Jika Keisya menolak mengerjakan tugas laki-laki itu, maka siap-siaplah badannya dijadikan samsak. Damian kasar, tepatnya kasar semenjak pernikahan kedua kali ayahnya dengan ibu Keisya.

Untungnya tugas Damian tidak terlalu sulit, jadi Keisya bisa menyelesaikannya dengan cepat. Keisya dikenal sebagai murid pintar disekolahnya, ia selalu menjadi juara kelas, dan sering mengikuti lomba-lomba membawa nama sekolah. Dan dirinya selalu meraih juara dalam perlombaan itu.

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit saja, tugas Damian dapat dia selesaikan.

"Akhirnya selesai juga." Keisya melirik jam, sudah pukul dua pagi. Ia harus segera tidur jika tidak ingin terlambat besok.

Keisya merebahkan tubuh lelahnya dikasur, ia memiringkan badannya membelakangi pintu kamar.

Ceklek

Keisya dapat mendengar pintu kamarnya dibuka, dan derap langkah seseorang yang perlahan mulai mendekat. Keisya memejamkan mata rapat-rapat, berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Ia mengigit bibir bawahnya kuat sekali hingga berdarah. Tangannya mengepal kuat. Dirinya ketakutan sekarang.

DAMIAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang