FINALLY! AKHIRNYA SIAP JUGA NGETIK BAB INI😭
BAB KALI INI SENGAJA AKU PANJANGIN, SEBAGAI BONUS UNTUK KALIAN 💗
Jangan lupa vote ya guys! Ramekan dengan komentar kalian 😎
MENYALA PARA READERS!🔥
*
*
*Segelas teh hangat dan juga bubur ayam Gavin sediakan dinampan, dan dibawa kekamar tempat perempuan yang sibuk berbicara dengan keponakannya. Gavin seolah seperti melihat pemandangan masa depan. Sial, Gavin tak bisa menahan senyumnya.
"Nih makan, Kei." Ucapnya pura-pura cuek. Supaya tak ketahuan jika ia salting tadinya.
Keisya yang melihat itu langsung tersenyum, namun beberapa detik kemudian luntur tatkala ia mengingat sesuatu.
"Lo itu naif tau gak?! Gue dekati lo nggak lebih karena gue kasian. Jujur, gue miris liat nasip lo yang malang. Tapi gue nggak peduli sih, gue deketin lo cuma iseng aja. Lo juga nggak berguna bagi gue. Cuma bisa ngerepotin gue aja!"
Mengingat kata-kata Gavin yang itu, membuat Keisya kembali sedih. Apa kebaikan Gavin kali ini karena kasian? Sebaiknya Keisya harus pergi dari sini.
Keisya menggendong bayi itu, bersiap hendak pergi. "Maaf kalo aku ngerepotin kamu." Ucapnya dengan mata yang memanas. Keisya melangkah menuju pintu, namun Gavin dengan cepat menahan tangannya.
"Kenapa? Lo disini aja sampai pulih."
"Gak perlu Gavin. Makasih udah biarin aku istirahat disini. Kamu gak perlu repot-repot bantu aku." Ucap Keisya dengan suara serak. Perkataan Gavin waktu itu terus terngiang dikepalanya. "Dan, aku nggak mau kamu kasianin."
"Siapa yang kasian, Keisya? Gue khawatir kalo lo keluar dalam keadaan seperti ini."
Keisya menatap Gavin tajam, "emang aku kenapa? Aku baik-baik aja! Dan, kamu gak perlu bersikap kayak gini, itu nyakitin aku, Gavin!" Mata Keisya berkaca-kaca. Sekuat mungkin Keisya menahan agar airmatanya tidak tumpah. Ucapan Gavin waktu itu masih terasa menyakitkan.
"Maafin gue ..." Gavin memeluk Keisya. "Lo marah karena omongan gue waktu itu kan? Maaf, Kei. Kata-kata gue udah nyakitin hati lo. Tapi, gue ngelakuin itu terpaksa, karena gue nggak mau lo kena masalah lagi." Sesal Gavin.
"Maksudnya?" Keisya tak paham maksud Gavin. Kenapa dia akan kena masalah jika Gavin tak menjauhinya waktu itu?
*
*
*Flashback on
(Sehari setelah Keisya menolak cinta Gavin)Tempat ring tinju terasa panas sebab dua orang yang diselimuti kemarahan masing-masing terlihat menatap tajam satu sama lain. Pukulan demi pukulan, dilayangkan ke badan-badan seolah ingin meretakkan tubuh lawan.
Keringat membanjiri tubuh, Gavin mulai merasa sakit di area pernapasannya. Namun ia tak menyerah, tetap melawan Damian yang keadaanya tak jauh beda dari dirinya. Hanya saja, Damian sedikit lebih unggul untuk pertarungan kali ini. Hal itu membuat Gavin kesusahan melawannya. Apalagi seorang Damian yang berada di fase mania. Tentu memiliki semangat lebih untuk mengalahkannya.
Gavin berdoa semoga dirinya tak kalah. Ini semua demi Keisya. Jika dirinya kalah, maka Damian akan semakin semena-mena sama perempuan itu.
"Bajingan sialan!" Umpat Gavin tatkala dirinya mendapat serangan diarea dada. Damian tersenyum puas, sudah ia duga Gavin sedang kesusahan sekarang. Ini kesempatan yang bagus untuk merobohkan laki-laki itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/358897780-288-k48727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIAN [REVISI]
Teen Fiction⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUAL, MENTALHEALTH, SELFHARM, CACIAN DAN KATA-KATA KASAR. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA! Sudah end, belum direvisi! Awalnya kehidupan Keisya Amanda hanyalah kehidupan remaja pada umumnya. Ia gadis yang ceria, dan s...