『20𓍊』

5 1 0
                                    

.·:*¨¨* ≈☆≈ *¨¨*:·.
ೃ⁀➷✎HAPPY READING•.ೃ࿐
୨⎯ "✦ ✾✦ ✾" ⎯୧


Atap putih. Itulah yang Eliza dapati kala matanya perlahan terbuka. Ia terdiam cukup lama tidak berniat untuk menoleh ataupun menggerakkan tubuhnya. Mengingat apa yang baru saja terjadi hingga ia terbaring seperti ini dan ya, dia ingat.

" Kamu udah bangun. Mana yang sakit ? Kok bisa pingsan kaya gitu ? Belum makan pasti ? Kebiasaan! "

Sudut bibirnya terangkat melihat Zerga menghampirinya lalu mengeluarkan ocehannya. Eliza rindu saat saat Zerga mengomelinya seperti ini.

Mengubah tidurnya menjadi duduk. Eliza memegangi kepalanya yang masih terasa pusing , melihat kearah Zerga yang juga menatapnya. Zerga tau tatapan itu adalah tatapan khawatir pada dirinya.

" Kenapa kamu bisa disini ? "  tanya Eliza. Zerga menyamankan duduknya dikursi dekat ranjang UKS.

" Tadi mau ke kelas tapi enggak sengaja liat kamu "  katanya sedikit menundukkan kepala.

Sudah ia duga jika yang ia dengar tadi memang suara Zerga. Tangan Eliza terangkat ingin mengelus kepala Zerga namun ia tersadar akan perbuatannya. Melihat cincin yang terpasang di jari kelingking Zerga membuat senyum Eliza memudar. Ia tidak menjawab dan memilih untuk mengalihkan pandangannya keatas membendung air matanya yang sudah ingin jatuh.

Cengeng sekali. Ck , Eliza membenci dirinya yang selalu menangis.

" Eliza "

Atensinya melihat Zerga yang menggenggam tangan nya. Dingin yang Eliza rasakan, mungkin efek tubuhnya yang panas.

" Maaf "

Kata itu lagi. Zerga tidak pernah bosan menyerukan kata maaf pada Eliza. Seakan dirinya telah melakukan kesalahan fatal yang tidak akan pernah mendapat maaf.

" Balik ke kelas ,Ga. nanti ketinggalan pelajaran "  sekuat mungkin Eliza berkata biasa saja. Zerga mendongak sembari menggeleng dengan mata berair.

" Zerga! "

Seru seseorang dari ambang pintu. Keduanya menoleh dan mendapati Ginna yang berjalan mendekat. Eliza menarik tangannya yang digenggam Zerga lalu menatap datar ke arah Ginna.

" Bu yejin udah masuk "  katanya lalu menarik tangan Zerga untuk berdiri.

" Lo ngapain sih gue masih dihukum buat bersihin toilet sampe jam istirahat " kata Zerga

" Trus ngapain disini ? "  katanya sembari melirik Eliza

" Dia lagi sakit, enggak mungkin gue tinggalin dia Sendirian disini! "

" masih perduli sama dia ?. Enggak usah lebay. Dia cuman sakit biasa, bukan koma "

" GINNA!.." bentak Zerga sukses membuat Eliza terlonjak kaget.

" Ya udah, sekarang tinggalin dia atau gue telfon ayah Lo ?! "

Final. Zerga tidak bisa berkata apa-apa lagi. Melirik sebentar kearah Eliza lalu pergi dari ruang UKS. Setelah dirasa Zerga pergi , Ginna menghampiri Eliza.

" Semoga Lo ngerasain apa yang gue rasain.. ck , hebat yah kita... Dulu aja kita masih sama sama. Saling percaya, tapi sekarang ?.. bahkan Lo enggak percaya lagi sama gue ,El!. Jadi bukan salah gue kalo gue bersikap kaya gini sama Lo .. gue harap Lo paham!!"  kata Ginna penuh penekanan di akhir kalimat. Tanpa menunggu Jawaban dari Eliza , Ginna melenggang pergi dari UKS.

Eliza kembali menundukkan kepalanya yang terus berdenyut nyeri. Gadis berambut panjang itu menurunkan kakinya hingga menyentuh lantai dingin UKS. Eliza berniat untuk pulang , Ia tidak tahan lagi hanya untuk berdiam diri disini. Eliza tidak ingin melihat Zerga yang tambah membuat dirinya kacau.

MEMORIES & HAPPINESS || Treasure L04Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang