-happy reading 🏀
-sorry for typo(s)
—Everest—
Noel pulang ke rumah lebih dulu setelah menemani Kazi makan. Noel memang pandai memasak, dan ia akan menjadi korban Zhai yang suka mencoba resep tanpa mau memasak sendiri. Dan dapur Kazi akan menjadi tempat eksekusi penemuan resep Zhai.
Awalnya Noel ingin menunggu Abangnya untuk pulang bersama, tapi sepertinya Abangnya itu akan lebih lama berada di sana. Sedangkan Noel memang harus pulang agar Kazi bisa istirahat.
Anak itu sudah mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah pada awalnya, namun setelah duduk melamun, anak itu tiba-tiba berdiri, berlari kecil ke lantai dua, masuk ke kamarnya mengambil sesuatu, dan ia berakhir di ruang santai lantai dua.
Noel mencolokkan kabel yang tersambung pada gitar acoustic electric miliknya pada speaker kecil yang berada di sana. Anak itu tersenyum lebar, sebelum kemudian alunan nada yang tercipta dari petikan gitarnya menguar ke seluruh ruangan.
Gitar ditangannya adalah gitar hadiah dari Abangnya beberapa hari yang lalu. Sengaja Noah membelikan gitar acoustic electric biasa saja, walaupun biasa, harganya sudah termasuk mahal. Noah pikir untuk belajar, sekedar gitar biasa saja sudah cukup. Nanti jika Noel sudah lihai, baru salah satu gitar yang menggantung indah di lemari etalasi kamarnya, akan Noah berikan.
Sedang fokus menunduk memerhatikan letak jarinya pada senar-senar gitarnya, suara sang Abang tiba-tiba mengintrupsi kegiatannya. Noel memerhatikan Abangnya yang malah mencabut kabel gitarnya dari speaker.
"Nggak usah pake speaker juga kali, nadanya masih sumbang. Nggak enak di denger," komentarnya.
Noel terlihat sedikit merengut. Tentu saja jari-jarinya masih kaku, Noel belum terbiasa dengan senar gitar.
Noah mengambil duduk di sebelah Noel, mengambil alih pula gitar di pangkuan adiknya itu. Sebelum itu, Noah sempatkan mengusak surai yang lebih muda. Wajah tegas Noel, tidak membuat Noah berhenti berpikir jika Noel adalah adiknya yang menggemaskan.
Padahal sebelumnya, dekat saja tidak. Hubungannya dengan Noel sekarang sedikit banyaknya dipengaruhi oleh tetangga sebelah dan sebelahnya lagi. Noah selalu iri melihat bagaimana dekatnya, Khai dengan Zhai, dan bagaimana sayangnya Kale dengan Kazi. Mereka seumuran, dan memiliki adik seumuran pula, tapi sebelumnya, hubungan persaudaraan mereka berbeda jauh. Dan penyebabnya adalah didikan Mommy dan Daddy.
Kini Noel mulai memerhatikan bagaimana mudahnya jari-jari Abangnya itu berpindah tempat dan menghasilkan alunan nada yang indah, ditambah lagi suara Abangnya yang khas, menambah indahnya permainan gitar sang Abang sore itu.
"Abang sejak kapan sih mulai tertarik gitar?" Tanyanya, setelah Abangnya itu selesai memainkan satu lagu.
"Sejak Abang ketemu Opa," balasnya.
"Opa?"
Noah menganggukan kepalanya, melirik gemas wajah kebingungan adiknya.
"Waktu kecil gue pernah tinggal bareng Opa, maksudnya sering dititipin di sana. Gue sering liat Opa main gitar dan nanyi buat Oma. Dan, keren, gue mau nyoba."
"Kok gue enggak? Opa siapa?"
"Opa Vidi."
"Vidi Aldiano?"
Kepala Noel langsung di tempeleng pelan oleh Noah begitu anak itu mengeluarkan isi kepalanya.
"Ngaco. Namanya emang Vidi, masa lo nggak inget, lo kalo ngedot suka di keteknya beliau."