Pembantu

19 1 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

Hidup itu penuh dengan kepura-puraan. Misalnya pura-pura bahagia demi menutupi kesedihan, pura-pura tertawa demi menutupi kepedihan, bahkan pura-pura terlihat baik-baik saja padahal sebaliknya tidak begitu.

Layaknya Kinara, semua tingkah lakunya baik di luar maupun di rumah pasti berbeda. Bila di luar ia tertawa sebaliknya di rumah ia selalu terlihat murung.

Pagi ini Kinara masih berdiam diri di kamarnya rasanya enggan lekas bangun. Seluruh tubuhnya terasa lelah dan letih. Namun, tak kunjung lama pasti setelah ini dari bawah orang tuanya memanggil.

"Kinara!"

Mendengar namanya telah di panggil dengan cepat Kinara berlari ke bawah dan mengunci pintu kamarnya.

Ia berdiri di hadapan Ibunya.

"Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan?" tanya Ibunya.

Kinara mengangguk.

"Kalo saya tanya ya jawab. Punya mulut di gunain jangan diam aja bisanya!" bentak Ibunya menoyor dahi Kinara.

"Iya Bu," ujarnya singkat.

"Jelek banget suara lo mending diem aja deh. Sakit telinga gue!" dari arah lain seseorang datang. Ia adalah Kakak laki-laki Kinara, bernama Vero.

'tuhkan apa gue bilang, diem salah bicara juga salah maunya apa coba,' batin Kinara.

Ibunya kembali membuka suara. "Saya mau pergi arisan. Saya mau setelah saya kembali nanti pekerjaan rumah sudah beres. Jika tidak beres, jangan harap kamu bisa makan malam nanti. Paham kamu!"

Kinara mengangguk dan berkata. "Baik Bu?"

Setelah Ibunya pergi, Kinara mulai membereskan semua pekerjaan rumah. Mulai dari mencuci, mengepel, menyapu, memasak, dan lain sebagainya. Kinara lelah tetapi ia tidak boleh berhenti sebelum pekerjaan selesai.

Ancaman dari Ibunya bukan hanya ancaman semata, tapi memang benar akan ia lakukan ketika Kinara berbuat salah.

Saat Kinara mengepel. Vero, Kakaknya menendang ember yang berisi air itu. "Ups gak sengaja."

Kinara hanya mampu menghela nafas. Mau marah pasti ia juga yang di salahkan. Jadi hanya bisa diam saja seperti patung.

Alhasil sekarang ia mengulangi lagi pekerjaannya. Hingga akhirnya semuanya selesai.

Setelah membuat ulah dengan menendang ember Kinara, sekarang Vero datang lagi menghampiri Kinara. Ia berkata, "Pekerjaan lo udah selesai semua. Sekarang gue minta lo buat masuk ke kamar jangan keluar sebelum dengar perintah dari gue!"

Kinara mengernyit heran. Kenapa ia tidak boleh keluar kamar?

"Ada temen gue mau ke sini dan gue gak mau sampai mereka tau kalo lo itu adek gue," dengan santainya Vero mengatakan hal membuat sakit hati Kinara.

'seburuk itukah gue? Sampai-sampai Kakak kandung gue sendiri enggan mengakuinya. Sabar sabar entah kapan akan berakhir," batin Kinara.

Life KinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang