٣٨

247 3 0
                                    

"Itu kan baru makna, belum juga soal perasaanku zau"

"Wahh ternyata Hubby juga punya perasaan" Hafidzah berniat untuk bercanda kepada Fatih

"Ya Allah.. berikanlah kesabaran untuk hamba. Punya keluarga kok pada suka melatih kesabaran semua. Tapi aku juga pernah menjahili. Mungkin mereka juga sama" Batin Fatih

"Enggak-enggak hub. Aku cuma becanda kok"

"Iya saya tau"

"Gimana hub? Jelasin dong ke aku! Yang se lengkap-lengkapnya"

"Hm.. makna dari lagu itu kan sebenernya mengikhlaskan kekasihnya. Lah beda lagi kalau untukku. Kalau untukku itu mengikhlaskan aku pergi ke Mesir"

Hafidzah menyipitkan matanya, ia kira akan ada alasan lain tentang makna lagu itu tapi ternyata hanya itu saja "Hm.. serahmu lah hub. Iya terus-terus??"

Fatih inggin melanjutkan bicaranya namun, ada orang yang mengetuk pintu kamarnya

Tok...
Tok...
Tok...

"Assalamualaikum...."

"Wa'alaikumussalam masuk"

"Ciss" Ucap Rifad

"Dih.. apasih" Fatih memutar bola matanya dengan malas, menghadapi satu sahabatnya ini memang butuh kesabaran yang besar walaupun terkadang Fatih juga memiliki sifat yang setengah sama dengan Rifad

"Katanya kyai dan Bu nyai kamu dan Hafidzah disuruh keluar ndalem"

"Okeh"

Fatih dan Hafidzah turun dari ranjangnya lalu menuju keluar ndalem

"Nah ini anaknya" Ucap Dio

"Apa?" Ucap Fatih sambil melirik kejam Dio

"Engak papa. Cuma gitu aja lirikannya ya Allah"

"Udah Lee ayo berangkat" Ucap Abi

Fatih mengangguk "Na'am Abi"

Fatih dan semuanya ikut untuk mengantar Fatih ke bandara. Diperjalanan, Hafidzah menyandarkan bahunya di pundak Fatih. Mereka berdua sangat romantis

Wajah Hafidzah kini berubah. Yang awalnya tadi ia biasa saja, sekarang menjadi melemas dan melas karena mengingat suaminya akan pergi melanjutkan pendidikannya ke luar negri

"Abi.." Suara Hafidzah sangat pelan dan lembut. Namun suara itu masih bisa didengar

Abi yang merasa dipanggil menantu kesayangannya langsung melihat kaca mobil yang berada di depannya  "Apa zah?"

"Mobilnya jalanin pelan aja Abi.. biar makin lama jalannya" Ucap Hafidzah

"Kenapa gitu? Ntar kasihan lee Fatih" Ucap Abi

"Masa kamu gak tau bi?" Ucap umi yang sudah geram dengan suaminya yang kadang kadang peka dan kadang kadang tidak peka

"Gak tau apanya sih mi?" Abi semakin dibuat bingung dengan ucapan umi

"Ya Allah bi.. belum peka Abi ini" Ucap Umi sambil menggelengkan kepalanya "Abi coba deh lihat ke belakang secara jelas"

Ketika saat itu juga, Abi membalikkan badannya ke arah belakang. Menampakkan pasutri sedang memeluk satu sama lain dan dihiasi oleh ekspresi wajah yang melas. Karena lampu merah, Fatih dan Hafidzah tidak sadar bahwa Abi nya menengok kebelakang

Saat lampu hijau, Abi melanjutkan perjalanannya ke bandara

"Fatih.. Hafidzah.. terusin aja kalau kalian mau romantis-romantis an dulu" ucapan Abi yang membuat Fatih dan Hafidzah sadar

Seorang Gus Dan Ning (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang