1. Uninvited Guest

142 13 3
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────


Liburan musim panas telah tiba. Beberapa kampus ternama di Indonesia termasuk Swiss German University pun telah dibubarkan pada akhir Juni kemarin. Para pelajar diberi masa libur selama dua bulan, di mana dalam rentang waktu tersebut, mereka diberikan kebebasan penuh untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan seru di luar asrama seperti menjelajahi tempat-tempat baru, piknik atau sekedar kembali ke rumah orang tua, berkumpul bersama keluarga lalu bersantai malas di atas pembaringan guna melepas penat akibat selalu dibombardir oleh materi-materi pelajaran yang menguras tenaga dan pikiran.

Yibo menjadi salah satu mahasiswa yang memilih opsi terakhir. Kembali pulang ke rumah orang tua, bukanlah pilihan yang buruk bagi pria berperawakan tampan tersebut.

Pria bersurai dark coklat itu nyatanya sangat menikmati waktu liburnya di rumah. Tidur, bangun, makan, bermain game dan lego sampai puas lalu tidur kembali. Sungguh rutinitas yang menyenangkan dan menenangkan. Tak ada lagi drama bangun pagi-pagi buta untuk mengejar kelas pagi. Tak ada pula tumpukan tugas dari dosen-dosen killer yang membuat kepalanya nyaris meledak.

Yibo berharap waktu tidak akan berlalu dengan cepat agar ia bisa menikmati masa santainya sedikit lebih lama sebelum kembali ke aktivitas awal sebagai seorang mahasiswa semester lima yang penuh dengan kesibukan.

“Ah, segarnya.”

Tetesan air jatuh menjuntai dari rambut yang basah. Tubuh kekar dengan delapan kotak-kotak abs di area perut dipertontonkan secara gratis pada benda-benda mati yang ada di sekitar. Hanya ada sehelai handuk putih yang menutupi area privat di bawah sana, tatkala sang pemilik tubuh berjalan santai keluar meninggalkan kamar mandi.

Sore ini, Yibo berencana berkunjung ke arena balap milik keluarga Hendrik. Ia telah membuat janji dua hari yang lalu dengan pria itu untuk bertanding di sana. Sekaligus mengenang kembali masa-masa remaja mereka dulu yang penuh dengan kenakalan khas anak tujuh belas tahunan. Namun, di luar dugaan, rencana yang telah disetujui oleh kedua belah pihak nampaknya harus menuai kegagalan akibat hadirnya seorang tamu tak diundang di dalam ruangan pribadinya.

Tubuh yang nyaris telanjang itu terlonjak kaget. Yibo segera mengurut pelan area dada yang masih setengah kering. Di dalam sana, jantungnya seakan dipaksa terjun bebas ke bawah, menyatu bersama usus dua belas jari ketika secara tiba-tiba pintu kamar dibuka atau bisa dibilang didobrak kasar oleh seseorang.

“Kenapa lagi dia?” tanya Yibo pada dirinya sendiri.

Alis elangnya lantas terangkat spontan. Iris tajamnya pun bergulir mengikuti pergerakan pelaku pendobrakan.

Dengan tidak tahu malu, sosok manis itu masuk begitu saja tanpa permisi. Berjalan ke arah tempat tidur lalu melemparkan diri di atas kasur, membuat seprai yang semula terbentang rapi kusut seketika.

Tak lama kemudian, tubuh ramping itu mulai bergerak secara acak, berguling ke kanan dan kiri, menguasai area terlarang yang nyaris tak pernah disentuh oleh orang lain. Sosok itu bahkan menggunakan bantal dan gulingnya sesuka hati tanpa meminta izin terlebih dahulu. Dia benar-benar memperlakukan kamarnya seakan-akan ruangan itu adalah milik pria manis itu sendiri.

“Ya Tuhan, di luar panas banget,” Zhan berseru heboh sembari mengipas-ngipasi area wajah yang berubah warna menjadi kemerahan seperti habis terpanggang menggunakan kedua tangan.

Scary holiday (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang