6. Disturbance

108 10 2
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────

Akses jalan Makassar-Bulukumba tergolong bagus, bahkan jalurnya bisa dibilang mulus. Fenomena macet yang kerap kali dijumpai di waktu-waktu libur seperti sekarang juga tak terlihat. Kondisi jalan bisa dibilang sepi sehingga mobil yang dikendarai oleh Adrian dapat melaju tanpa hambatan yang berarti.

Sementara itu, di dalam kendaraan roda empat tersebut, Yibo dan yang lainnya dibuat kagum oleh indahnya pemandangan di sepanjang perjalanan, mulai dari deretan rumah tradisional berjenis panggung, pemandangan laut di sisi jalan, hingga wilayah sabana yang dipenuhi kuda saat mereka memasuki daerah Jeneponto.

Namun, ketika memasuki wilayah Bantaeng, mobil yang ditumpangi tiba-tiba saja oleng dan nyaris kehilangan kendali. Setelah diperiksa, rupanya salah satu dari ban belakang mobil ada yang pecah. Beruntung, Adrian memiliki skill mengemudi yang mumpuni hingga risiko kecelakaan bisa dihindari.

"Kak, butuh bantuan?"

Yibo menyembulkan kepalanya keluar jendela dengan susah payah. Membuat kepala Zhan yang tengah bersandar nyaman di bahunya nyaris terjatuh jika tak segera ia tahan.

Hendrik yang kebetulan masih terjaga menyela cepat, "Biar gue aja, Bo. Kasian Zhan, dia bisa kebangun kalau kepalanya kamu gerakkin kayak gitu."

"Thanks Hend."

Hendrik ikut keluar menyusul Adrian. Meninggalkan Kevin yang juga terlelap seperti halnya Zhan dan juga Azka.

Di saat kedua pria berbeda usia itu tengah sibuk berkutat dengan dongkrak dan ban cadangan, Xafier yang juga masih terjaga turun dari mobil. Ia berinisiatif untuk memasang tanda peringatan yang sepertinya lupa di pasang oleh Adrian. Urgensinya agar para pengemudi lain tahu bahwa mobil mereka sedang mogok dan butuh perbaikan.

Beberapa saat berlalu, ban yang baru telah terpasang sempurna. Perjalanan yang sempat tertunda kembali dilanjutkan.

Langit mulai menggelap, yang terjaga saat ini tersisa Yibo dan Haoxuan. Tiba-tiba, sebuah bayangan putih melintas dengan cepat di depan mobil. Membuat Adrian terkejut dan refleks menginjak pedal rem secara mendadak. Guncangan kecil tentu saja tak bisa dihindari hingga mengusik tidur tenang para penumpang.

"Yibo," panggil Zhan pelan. Suaranya cukup serak akibat baru saja terjaga. Ia memandang Yibo dengan mata sayunya.

"Sayang, gimana keadaan kamu? Ada yang luka?" cerca Yibo cemas. Pasalnya kepala Zhan sempat terpentok kursi yang ada di depannya.

Zhan menggeleng kecil. "Apa yang terjadi? Kenapa mobilnya tiba-tiba berhenti."

Yibo ikut menggeleng. Ia juga sama terkejutnya dengan yang lain. Beberapa saat sebelum kejadian, ia tengah fokus membalas pesan dari ibunya. Jadi, ia tak melihat apa yang dilihat oleh Adrian.

Di lain sisi, di samping kursi kemudi, Xafier menoleh ke arah Adrian yang terlihat sedikit pucat. "Ada apa, Kak?"

Adrian berusaha mengendalikan diri. Ia yakin bayangan putih yang melintas tadi adalah sejenis makhluk halus. Ia ingat jika wilayah ini memang sering dirumorkan angker apalagi mereka melewatinya di waktu magrib yang dipercayai masyarakat sekitar menjadi waktu keluarnya setan dan jin. Meskipun demikian, ia tak mau membuat yang lainnya ikut ketakutan.

Menjaga nada suaranya agar terdengar biasa-biasa saja, Adrian membalas pertanyaan Xafier, "Gak ada apa-apa. Tadi ada kucing lewat, aku cuman kaget dikit aja makanya refleks nginjek rem. Maaf, ya, udah bikin tidur kalian keganggu."

Tidak ada yang menaruh curiga atas jawaban klasik yang dilontarkan oleh pria dewasa itu kecuali Yibo. Iris tajamnya memicing melihat gerakan tangan Adrian.

Scary holiday (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang