Happy Reading!
.
.
.Hari-hari berikutnya adalah masa adaptasi Sasuke pada pengelihatan nya yang dapat sesuatu tak biasa. Dia cukup terkejut, saat mau masuk apartemen disambut makhluk gundul berwarna hijau.
Yang tak lain goblin penunggu apartemen tempatnya tinggal. Makhluk itu bermata kuning dan telinga nya runcing. Dan berjalan agak lamban namun aura yang dimilikinya sangat kuat.
Sasuke buru-buru melewati nya namun teringat makhluk gelap yang berada di lift lebih seram dari ini, menurutnya. Jadi dia berpura-pura memainkan handphone dan berjalan beriringan bersama goblin itu yang menuju lift.
Sasuke juga bukan tipe orang yang mau kesusahan naik tangga. Begitu lift terbuka, aura hitam itu benar-benar menghilang tak berbekas. Goblin pun masuk kedalam, sedikit melirik ke arah Sasuke.
Hal itu membuat Sasuke berkeringat dingin, tangannya mulai berkeringat karena tatapan goblin itu mengarah ke tangan nya.
"Apa se menyenangkan itu memainkan benda kotak yang mengeluarkan suara dan cahaya?"
Sasuke menelan ludah. Ia tak akan mengira kalau goblin bisa berbicara.
"Ya, andai saja benda itu juga bisa ku miliki. Itu pasti sangat menyenangkan, memainkan nya seharian seperti manusia lainnya." curhatan seorang goblin membuat Sasuke tak bisa berkata-kata.
Ia cukup senang dengan kemampuan nya yang dapat melihat hal semacam ini. Sasuke dengan sengaja memutar musik video dan menjatuhkan ponselnya itu di dekat goblin.
Dan lihatlah, goblin tadi melihat ponselnya pemasaran. Ia tampak terhibur akan hal itu. Namun tak sampai lift nya terbuka, Sasuke buru-buru mengambil ponselnya kembali dan keluar.
"Terimakasih manusia, kau tak buruk juga rupanya." Goblin tadi masih di dalam lift menatap Sasuke yang membeku ditempat.
Dengan cepat, Sasuke masuk ke dalam rumah dan terduduk.
"Bodoh, aku ketahuan secepat itu." gumam nya berjalan memasuki dapur.
Prang!
Sasuke hanya punya satu jantung namun, dilihatnya sekarang adalah sesuatu yang membuatnya harus memiliki dua jantung agar menopang hidupnya yang kian berat.
Rumahnya berantakan seperti waktu itu. Dia benar-benar tak habis pikir, sebenernya kejadian apa yang terjadi pada rumahnya.
"Apa aku harus pasang CCTV, ya?"
Keesokan harinya, sepulang kuliah. Rumahnya sudah terpasang CCTV. Ruang tengah dan juga tepat di depan pintu.
Semuanya tenang, aman, tentram, begitu pula Sasuke telah beradaptasi dengan kelebihannya ini.
Intinya, para hantu ini memiliki warna yang berbeda-beda.
Warna hitam, berbau busuk, dan membuat energi nya terkuras tiap menemukan hal itu. Sasuke menyebutnya hantu dengan tingkatan hampir seperti iblis. Ia mencarinya di internet, biasanya itu memiliki tuan dan di gunakan pada ritual black magic semacam pesugihan.
Dan warna lainnya adalah putih, mereka hantu lemah. Hal itu sering ditemui di sepanjang jalan, kemanapun Sasuke berada. Mereka memang tak akan mengganggu, jika tak diganggu.
Namun, pernah sekali Sasuke menyenggol yang berwarna putih saat sedang terburu-buru. Saat sedang di kamar mandi, dan berkaca tangan nya jadi berwarna hitam dan membengkak.
Setelah itu, ia lebih waspada. Membedakan mana yang mereka dan manusia. Karena sungguh, Sasuke tak tahu kalau mereka juga bisa makan dan minum.
Seperti beberapa waktu lalu. Saat itu, ia yang hendak mengambil minuman di mesin koin ikut mengantri. Ada orang yang sepertinya senior dari universitas sama dengan nya sedang menunduk, untuk mengambil kaleng minuman nya.
"Benar, dia ditemukan tergeletak di depan mesin koin dekat perpustakaan. Sepertinya, dia sedang masa pemulihan pasca oprasi, tapi penyakit nya kambuh."
"Kalau nggak salah, dia memang sering beli minuman kaleng di sekitar sini."
"Duh, jadi merinding dengerin nya."
Sasuke menyesap minuman nya dan bertanya pada sosok tadi. Sasuke tak pernah berpikir, kalau sosok itu semakin menggelap dan meujukan sosok aslinya.
Saat Sasuke sadar, semua nya terlambat. Wajah nya sudah tak berbentuk. Tubuh nya sudah tak seperti tadi. Ia dapat merasakan tekanan kuat dari sosok itu. Ia hanya dapat memejamkan mata untuk beberapa detik dan sosok itu pun tak menampakan lagi wujudnya.
"Yang tadi itu, sebenarnya apa?"
Hari ini Sasuke pulang terlambat. Malam itu cuaca nya cerah, bisa di lihat bulan menerangi nya selama perjalanan menuju rumahnya. Angin malam tetaplah dingin, tapi ini lebih segar dari biasanya.
Ia pun sudah terbisa dengan goblin yang maju mundur di anak tangga ke dua belas. Maka dari itu dia memperlambat jalan nya begitu tangga ke sepuluh.
"Kau pulang telat hari ini ya?" ucap goblin pada Sasuke yang berada di atas nya.
Tentu saja Sasuke mengacuhkan nya.
Sang goblin tersenyum melihat Sasuke tetap melanjutkan perjalanan dengan mempercepat langkah nya di anak tangga.
"Hm, tidak usah ku peringati dia akan paham, kan?"
Sasuke berpikir keras hingga membuatnya tanpa sadar berkeringat dingin. Sekarang ini bukan tentang bagaimana cara menghemat mie instan, tapi bagaimama caranya untuk melarikan diri sebelum itu menyadari keberadaan nya.
Sosok yang biasanya hanya melewatinya begitu saja sekarang ini tengah menatapnya, tepat di sebelahnya. Padahal kan dia sedang menyantap, mie kesukaan nya. Kalau di situasu seperti ini jadi ttak tahu kemana makanan yang di telan nya.
"Manusia, bagaimana ada yg tampan begini..."
UHUKK!
Sasuke tersedak kuah pedas mie nya. Rasanya sangat sakit sekali. Bisa di lihat sosok itu kelabakan, kemudian memberikan air padanya.
"Apa kau baik-baik saja tampan?"
UHUKK!
Mata mereka bertemu, kini dirinya bisa melihat jelas wajah asing itu. Namun kemudian, sosok itu berteriak. Membuatnya merutuki dirinya yang bodoh.
Bagaimana bisa aku ketahuan secepat ini, batin Sasuke pasrah dengan keadaan.
"Apa kamu bisu?"
"CK! Diam lah, pergilah dari rumah ku." usir Sasuke berusaha menerima situasi.
Bukan nya pergi, hantu itu terbang mendekat padanya. Membuat nya mundur, dan mengambil sebuah jimat dari dalam tas nya.
"Itu nggak akan mempan padaku, hoam."
Sasuke tetap menarik kertas jimat dan menempelkan nya pada wajah hantu itu.
Sringg..
TBC
Thank You!
( ◜‿◝ )♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Home [Sasusaku]
FanfictionSasuke, seorang mahasiswa yang baru pindah ke apartemen, merasa hidupnya berjalan biasa hingga hari yang mengubah segalanya. Ia terbangun dan mendapati barang-barangnya berserakan, seolah-olah ada yang mengacak-acak tempat tinggalnya. Setelah melapo...