Something Dark

57 9 1
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Teman-temannya menuntun Sasuke menaiki lift. Itu tidak bisa dibilang menuntun, karena mereka hanya mengikuti Sasuke dari belakang dan fokus pada layar handphone masing-masing.

Sasuke pun nampak tak perduli. Namun, ia terhenti begitu matanya melihat sesuatu yang gelap didalam lift sana, hal buruk dan juga sangat jahat. Kejadian seperti ini, mirip dengan adegan yang ada di dalam film-film horor ditontonnya.

Ia menoleh ke arah teman-temannya namun, tak ada yang menyadari nya. Hanya dirinya seorang yang bisa melihat hal itu.

"Aku, lewat tangga saja."

Naruto menahannya. "Udahlah Sasuke, kau itu mau nya yang susah, sih. Ini kan tinggal berdiri, sampai kan? Tubuh mu juga belum pulih total."

Sasuke tahu, Naruto paling perhatian di antara teman-temannya. Tapi, saat ini perhatiannya yang bahkan kalau mirip malaikat pun tidak dibutuhkan.
Tentu, alasannya karena ada hal aneh di dalam sana. Kalau Sasuke bilang begitu, apakah teman-temannya percaya? Apa ada, yang mau mendengarkan dirinya?

"Eh? Tiba-tiba rusak?" Shikamaru memencet tombol lantai tiga namun tak dapat terbuka.

Sasuke menghela nafas lega. "Lift nya memang sering rusak. Jadi lewat tangga saja."

Empat pemuda itu menaiki satu persatu anak tangga. Hingga akhirnya mereka tiba di lantai tiga. Sasuke membuka sandi pintu dan terbukalah apartemen nya tak berpenghuni selama sebulan ini.

Sungguh, sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh Sasuke maupun teman-temannya terjadi.

"Rumah mu, apa kau kena maling Sasuke?"

Buru-buru Sasuke memasuki kamar tidur membuka almari bajunya. Untunglah, semua benda berharga lainnya masih ada.

"Ini lebih seperti diterpa badai dari pada ada pencurian." kata Sai sambil membenahi barang-barang Sasuke.

Shikamaru melihat sekeliling langit-langit apartemen. "Kau, tak pasang CCTV?"

Sasuke menggeleng. "Di luar sudah ada CCTV." ucapan nya membuat semua kepala menoleh padanya.

...

Dan di sinilah mereka. Ruang kendali CCTV dari seluruh lantai di apartemen.

"Lihat, tidak ada apa-apa. Mungkin orang itu keluar masuk dari jendela." tunjuk Naruto pada layar rekaman.

Naruto memang sudah diluar nalar analisis nya, kalau pun iya. Balkon tempatnya Sasuke itu berada di lantai tiga, tidak masuk akal juga memanjat sampai lantai tiga pakai alat yang sering digunakan mata-mata di film-film kan? Memangnya Sasuke punya barang apa sampai segitunya.

Tapi, kalau ada yang membobol. Anehnya di sana tak ada goresan sama sekali di pintu pagar masuk balkon. Sengaja Sasuke pasang untuk jaga-jaga barang kali terjadi hal buruk.

"Mungkinkah makhluk di lift itu." bisik Sasuke melihat rekaman video CCTV.

...

"Hah... Sudahlah, mungkin ada tikus kan?" Shikamaru bersandar di sofa.

Sai memungut buku milik Sasuke kemudian meletakan nya di meja. "Aku masih merasa ganjil. Bukan apa-apa, hanya saja, ini agak membuat ku merinding.."

Ting tong...

Sasuke menghampiri pintu dan membukanya. Tampak sosok perempuan yang tinggal di sebelahnya kini membawa sekantong buah.

"Anu, saya membawakan buah-buahan. Saya dapat kabar kalau Anda kembali hari ini, dari tuan pemilik apartemen." ucapnya menenteng kresek di depan nya.

Sasuke mengangguk lalu membuka lebar pintu nya. "Silakan masuk."

Perempuan itu melepas alas kakinya dan mengikuti Sasuke dari belakang.

"Eh? Siapa dia?" tanya Naruto kepo.

Sasuke memperkenalkan tetangganya. "Dia tetangga sebelah ku, namanya Hinata."

Hinata tampak malu-malu membungkuk. "Halo semuanya, saya tetangga sebelah pak Sasuke."

"Pft-" Sai dan Shikamaru menahan tawa. Baru kali ini Sasuke dipanggil sebutan pak.

Naruto mendekati Hinata dan mengambil alih keresek buah nya. "Biar aku kupas kan."

"Ah, kalau begitu saya kembali." pamit nya pada semua orang.

Naruto tampak murung mendengar nya. Padahal ia ingin mengobrol dengan Hinata lebih banyak.

Saat di pintu, Hinata menahan Sasuke sedikit lama. Dia menatap Sasuke serius.

"Jangan terlalu di pikirkan masalahnya."

"Ya?" Sasuke bingung.

Hinata melirik kearah lain memastikan. "Yang membuat rumah Anda berantakan. Dia tidak jahat. Namun tetap waspada." kata nya lagi sedikit memelankan suaranya.

"Maksudnya apa-"

"Naruto! Tangan mu berdarah banyak, bodoh! Sasuke! Di mana kotak obatnya." teriakan Shikamaru membuat Sasuke belum mendengar penjelasan Hinata.

Apa mungkin seperti kata Shikamaru, mengenai tikus yang membuat bermatakan. Tapi apa maksud dari perkataan nya itu, tikus nya tidak jahat?

Sasuke berhenti melangkah. Apa, tadi dirinya sempat bilang kalau benda-benda di rumahnya berantakan? Kan, semuanya sudah beres begitu Hinata datang.

Sasuke meraih kotak obat dan memberikan nya pada Shikamaru.

"Sasuke, kau nggak ada kasa lagi?" Kain kasa milik nya di kotak obat telah habis ternyata.

"Biar aku yang membelikan nya di apotik." Sai pun pergi ke apotik.

Tinggallah tiga orang itu dengan Naruto yang terdiam sedari awal. Hal itu membuat Shikamaru dan Sasuke saling pandang.

"Hey, Naruto. Kau tidak apa-apa kan?" Shikamaru sedikit menggoncang pundaknya.

Naruto tampak melamun kemudian menoleh pada Sasuke. "Aku tadi melihat hal aneh di dapur mu, Sasuke." ucapnya dengan suara lemah.

"Kau ngomong apa, sih?" Sasuke jadi was-was.

"Ada ular besar di wastafel mu. Aku tak tahu lagi. Mungkin, tempat ini bekas kebun binatang dan salah atau ular mereka lepas, berkeliaran di sini."

Dua pemuda lainnya menatap aneh Naruto. "Kau yakin, apa yang kau lihat itu benar?"

Naruto yakin dirinya tak salah lihat, dia menyaksikan hal itu dengan mata telanjang dan sadar. Karena ular tadi ukurannya sebesar lengannya. Dan paling menyeramkan lagi, si ular masuk ke dalam sana dengan tubuh besarnya.

"Aku nggak bohong!" teriak Naruto mendapati dua teman nya menatap tak percaya setelah menceritakan kejadian tadi.

Apa mungkin Naruto mabuk, di saat dirinya bertemu dengan seorang perempuan cantik tadi?

TBC

Thank you!

Welcome Home [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang