39

47.4K 2K 26
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya.

Happy reading.

Via yang mengetahui suara siapa itu, segera menyelimuti seluruh tubuhnya, pipinya memanas.

"Lo sakit? Di hari yang panas ini malah pakai selimut tebal!" Juan kembali bersuara. Matanya tertuju pada gumpalan selimut yang terdapat gadisnya di dalam.

Juan tidak mengerti kah? Via tidak tahan jika berada di dekat cowok itu, dirinya belum bisa melupakan kejadian malam itu.

"Gak, kamu bisa pergi," suara Via sedikit terpendam oleh selimut.

"Gue mau ngomong Via,"

"Aku sibuk!"

"Sibuk ngapain? Sibuk ngehindar?" Juan menarik selimut yang di pakai Via, tentu Via menjadi kaget olehnya.

"Pokoknya aku sibuk!" Via memasang muka garang.

"Kapan kamu bersedia?" Jantung Via semakin berdebar saat juan berbicara menggunakan kosa kata 'kamu' kepada dirinya.

"B-bersedia apa?" Cicit Via.

"Menikah denganku"

Via bermimpi kah? Ia tidak percaya Juan di hadapannya ini nyata. Ia menepuk pipinya, Juan terkekeh lucu melihat wajah tidak percaya Via. Saat Via hendak menepuk kembali pipinya, Juan segera mencegah itu.

"Ini bukan mimpi sayang, ini nyata" kata Juan di hadapan Via.

"Ini beneran?" Via memastikan.

Juan mengangguk, "hm jadi kapan mau di lamar?"

***

Via sedang menunggu kedatangan temannya.

"Zay!" Via memanggil cowok itu saat melihat Zay sudah memasuki cafe.

"Gimana kabar lo?" Sapa Zay saat telah duduk di hadapan Via.

"Seperti yang lo tau, satu bulan lamanya ingatan gue hilang dan sekarang udah kembali pulih" jelas Via, Zay mengangguk paham.

"Hm sebenarnya gue mau ngomong tentang tawaran hari itu," Via memulai topiknya.

"Kayaknya gue gak jadi nerima tawaran lo, maaf ya!" Jelas Via.

"Santai aja kali, kayak sama siapa aja lo" jawab Zay tertawa. "Chef di restoran gue ada kok, cuma gue lebih pengen adanya lo disana, tapi kalau lo gak bisa gue juga gak maksa," jelasnya.

"Btw informasi yang gue dengar itu beneran?" Tanya Zay. Via mengangguk, kemudian ia mengeluarkan undangan dari dalam tasnya.

"Lo datang ya, semoga lo cepat nyusul" ujar Via sambil tersenyum.

Zay menerima undangan dari Via.

"Makasih ya Zay, udah jadi teman baik gue, kalau gitu gue pamit duluan," Zay mengangguk, kemudian matanya tertuju pada punggung Via yang semakin menjauh keluar dari cafe.

"Untung dulu gue cuma cinta monyet sama lo Vi, tapi kok masih rada nyesek ya?" Gumamnya melihat undangan yang bertuliskan atas nama.

Juan & Via💍

Via menikmati teh nya di malam hari ini, pikirannya melayang pada dua bulan yang lalu.

Juan benar-benar datang bersama Laras melamarnya ke rumah, Juan benar-benar serius dengan dirinya. Awalnya Via sempat berfikir kalau hubungan mereka tidak mungkin sampai di tahap ini, karena Via sangat sadar diri, di tambah setelah Juan mengungkapkan cintanya, cowok itu tidak pernah memastikan hubungan mereka yang sebenarnya itu apa, mereka hanya menjalani hari-hari bersama tanpa hubungan, lalu tiba-tiba saja Juan datang untuk melamar dirinya.

Ponakan Crush (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang