Alby sudah berada di rumah sakit, dan dia telah membayar semua biaya perawatan Ibunya. Sekarang, dia mengingatkan Rayna untuk melakukan tugas yang telah dia sepakati. Dirinya tak ingin gadis itu mengingkari janjinya.
"Saya sudah membayar semua biaya rumah sakit untuk Ibumu. Sekarang giliranmu untuk memenuhi perjanjian kamu sebagai Pelakor Bayaran." Alby hanya ingin gadis itu menjadi Pelakor di rumah tangga bosnya.
"Maaf, Pak. Bolehkah Anda membayar tunggakan sekolah adik saya? Saya sangat kasihan padanya, dia sudah nunggak selama 8 bulan. Saya belum mampu membayar tunggakannya." Rayna memohon kepada lelaki itu untuk membayar semua tunggakan sekolah adiknya juga. Dirinya tak ingin adiknya itu, jadi putus sekolah hanya karena tidak bisa membayar tunggakan sekolahnya.
"Nanggung, kalau dia hanya membayar biaya rumah sakit Ibuku. Aku akan memintanya untuk membayar juga tunggakan sekolah Keyla," batin Rayna.
"Dasar wanita matre, nanti saya akan mengurus semua biaya sekolah adikmu. Selama kamu bekerja sama dengan saya, semua kebutuhan keluargamu akan saya tanggung." Alby menatap sinis, gadis itu sama saja dengan perempuan lain sama-sama hanya ingin mendapatkan hartanya.
"Widih, sepertinya Pak Alby banyak uangnya yah." Rayna merasa puas dengan kesepakatan tersebut, dan dengan candaan.
Alby menerima pujian itu dengan tenang, tetapi Rayna merasa lega karena sekarang semua kebutuhan keluarganya akan tercukupi, termasuk biaya sekolah adiknya.
"Saya serius, Rayna. Besok saya ingin kamu mendekati Rian, membuatnya jatuh cinta pada kamu, dan dengan begitu, saya akan bisa merebut Marsya kembali." Alby menyampaikan niatnya dengan serius kepada Rayna, menekankan betapa pentingnya rencana ini baginya.
"Siap, Pak. Akan saya laksanakan. Terima kasih, Pak, karena Anda mau membantu saya. Tanpa bantuan Anda, mungkin Ibuku tidak akan selamat." Rayna merasa sangat berterima kasih kepada Alby, jika saja tidak ada lelaki itu pasti nyawa Ibunya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Lelaki itu adalah penolong Ibunya.
"Jika kamu membutuhkan sesuatu, katakan saja padaku. Saya juga akan mentransfer uang kepadamu setiap bulan."
Alby meminta gadis itu untuk berbicara dengan dirinya saja, jika gadis itu meminta bantuan. Dirinya tak akan lupa membayar gadis itu setiap bulannya.
Rayna sangat menghargai tawaran Alby, dan tanpa disangka, dia merasa begitu bersyukur sehingga secara refleks memeluk Alby. Namun, Alby segera meminta agar dia tidak dipeluk dan meminta maaf karena reaksi refleksnya.
Rayna menanggapi dengan senyum, "Maaf, Pak, itu refleks."
"Kenapa saya merasa gugup ketika dipeluk oleh wanita ini? Tidak mungkin saya menyukainya, saya hanya mencintai Marsya," batin Alby merasa jantungnya berdetak kencang, saat wanita itu memeluk tubuhnya. Dirinya tak boleh menyukai gadis itu.
Alby memutuskan untuk berpamitan, "Sekarang saya pulang, sampai jumpa."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawaran Pelakor Bayaran
RomantikWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. "Kopi apa ini? Rasanya sungguh tidak enak!" keluh Rian sambil memuntahkan kopi yang telah di...