✣chapter 2 - menerima nya✣

128 14 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"

"Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini... "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

◦•●◉✿ HAPPY READING ✿◉●•◦
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Solar tidak tau berapa lama dia menangis, tapi yang pasti sekarang ia merasakan bahwa kedua matanya sangat perih dengan dada nya yang terasa amat sakit dan juga sesak

"Ahh.. Ahh... S.. Sesak j.. Juga" rintih solar dengan nada pelan sambil memegangi sisi dada bagian kanan nya

"Ah... Ahh... "

Solar hanya pasrah sambil menahan rasa sesak nya itu dengan memejamkan kedua matanya berharap rasa sesak serta sakitnya itu menghilang

"Itu sebab nya orang orang bilang, jangan sering menahan perasaan atau emosi secara berlebihan hihi?! "

Diperdengarkan solar, dia mendengar satu suara yang sangat familiar baginya

Solar pun membuka kedua matanya sambil mengalihkan pandangan nya kearah atas, memandangi lucas yang sedang duduk di dahan batang pohon sambil memakan sebuah apel

"Hehehe hallo tuan~apakah perasaan tuan sudah oky~" ucap lucas dengan nada bercanda, dia pun melompat turun dari dahan pohon itu sambil melempar sembarangan apel yang baru dia makan

Solar hanya bisa memutar bola mata malasnya dan meremas dadanya yang masih terasa sakit

"Ahh.. T.. Terserah lah.. Ah.. Ah.. " rintih solar sambil menahan rasa sakit di dadanya, dia pun menyadarkan dirinya di batang pohon itu yang ntah bagaimana muncul dengan sendiri di ruangan putih itu

"Hihi?! Baiklah~ dah sini biarkan Lucas yang tampan lagikan comel ini membantu Anda tuan~xixix?! " ucap lucas dengan nada gembira, dia mendudukkan dirinya di sebelah solar dan memegangi tangan solar dengan lembut

Mendengar pernyataan dari lucas solar hanya mampu memutar kan bola mata malasnya dan membiarkan anak jadi jadian itu melakukan apa yang dia inginkan

"Terserah lah ahh..." ucap solar dengan nada acuh tak acuh sambil memejamkan kedua matanya

"Hehehe!! Hai~hai~ xixixi?!"

sesudah mengatakan itu Lukas pun memejamkan kedua matanya dan memunculkan sebuah cahaya hijau dari telapak tangannya

Dan sesaat itu, tubuh solar pun terselimuti oleh cahaya hijau yang berasal dari telapak tangan anak tersebut

Dapat solar rasakan bahwa semua luka serta energy miliknya perlahan lahan pulih seiring dengan pudarnya cahaya hijau itu

Merasakan bahwa luka luka dan rasa sesaknya hilang, solar pun kembali membuka kedua matanya dan memandangi Lukas yang masih fokus menyembuhkan dirinya

  FOREVER WE ARE BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang