✣Chapter 4 : lukas✣

59 5 1
                                    

Sesaat setelah aku menyadari akan kebenaran itu, tanpa ku sadari lagi dan lagi air mata sialan ini turun kembali, bersamaan munculnya sebuah senyuman yang sangat jarang ku keluarkan, sejak kejadian itu terjadi

"A-aku benar benar kembali.. I-ini bukan omong kosong. Semua yang terjadi saat itu nyata" Guman diriku dengan nada senang, sambil terus menatap senang kearah teman teman ku yang masih terus bertarung.

Aku tidak percaya semua ini terjadi. Bahkan otak ku yang dulunya disebut paling cerdas serta pintar diantara para saudaraku yang lain saja tidak bisa menjelaskan ini dengan benar.

Ini tidak logik, serta tak bisa dijelaskan dengan Rumus Fisika atau kimia. Ini.. Sangat-tak ini sungguh tidak masuk diakal.

Disatu sisi aku takut semua ini hanyalah jebakan dari anak kecil tersebut. Tapi disisi lain aku berharap semua ini adalah kenyataan.

Aku.. Akhirnya bisa menggubah segalanya. Aku akhirnya bisa memperbaiki segala. Apakah ini yang namanya kesempatan di balik kesusahan? Jika benar aku bersumpah kali ini. Di kehidupan kali ini aku akan melindungi Semua saudara ku tanpa terkecuali.

Yah, aku sudah memutuskan nya. Jadi aku tidak akan menyerah atas kehidupan kali ini. Aku yakin aku pasti berhasil, berbekalkan ingatan serta kemampuan ku dikehidupan pertama ku. aku yakin pasti berhasil

"Kali.. Ini jangan sampai terjadi.. " ungkap dengan nada pelan, sambil menatap lekat kedua telapak tangan ku ini.

Tanpa ku sadari ternyata dari arah belakang , terdapat sebuah Robot menyerupai manusia sedang berjalan mengendap - endap di belakang ku , sambil salah satu tangan memegangi sebuah pistol yang mengarah langsung kearah kepala ku

Aku yang memang masih tidak menyadari kedatangan Robot itu,mau tak mau diriku harus menerima serangan mendadak itu

'Putra bungsu Amato. Di temukan siap di tembak' ucap Robot itu, dengan menempel kan Pistol itu tepat di depan diriku

"Huh! " aku hanya bisa terdiam membantu sembari menutup kedua mataku, menunggu pistol tersebut menembak kepala ku

"Pelindung bintang"

Secara tiba tiba muncul sebuah lingkaran cahaya yang terang mengelilingi Tubuhku dan memblokir Peluru yang seinci lagi mengenai kepala ku ini.

Dari arah Belakang, terlihat seorang anak kecil yang tampak sangat familiar bagiku sedang mengarahkan sebelah tangannya yang bercahaya kearah Depan diriku sembari sebelah tangannya tampak menggenggam erat sebuah katana

"Heh! Jangan sampai kamu mati kembali kakak solar.. " Ucap anak kecil itu, sambil secara cepat lantas berlari. Menebas tubuh Robot itu hingga hancur berkeping-keping sambil dirinya menatap wajahku dengan senyuman manis nya itu

"Nah, jadi bagaimana... Apakah kakak solar sekarang percaya pada lucas? Hehe"

End POV:

Tampak solar masih terdiam membeku, sambil anak matanya menatap Terkejut kearah Lukas yang tampak sedang tersenyum manis kearah dirinya, sambil salah satu tangan miliknya memegang Kepala Robotik milik Robot yang hampir menyerang dirinya sebelum nya.

Suasana disekitar mereka pun seketika menjadi Sunyi serta Canggung, Solar Tampak masih belum mengeluarkan reaksi apapun sehingga membuat Lukas, Orang yang membuat solar Seperti itu lantas Binggung

"Ehmm kak? Apakah ada yang salah? " tanya Lukas dengan canggung sembari dirinya Menatap Aneh kearah Sosok solar yang tampak masih terdiam

1 menit, 2 menit tampak Solar masih Belum mengatakan apa apa. Hingga-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

  FOREVER WE ARE BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang