ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 2

616 60 1
                                    


Ketika Jiyoon, Yoonseo, dan Jungwon telah tiba di kamar mereka, Jiyoon segera merebahkan dirinya ke kasur dengan helaan nafas panjang.

"Permainan Mafia? Apa-apaan ini?" Jungwon berujar dengan malas, Jiyoon segera bangkit dari tidur nya dan memandang bingung ke arah Jungwon. "Permainan Mafia apa?" tanya Jiyoon dengan bingung.

"Apa di ponsel mu tidak terinstall aplikasi ini? Ini terinstall otomatis di ponsel ku." ujar Yoonseo sembari menunjukkan layar ponsel nya, Jiyoon pun segera mengecek ponsel nya dan benar saja, memang terinstall aplikasi yang tidak dikenal di ponsel nya.

"Selamat datang. Permainan Mafia akan dimulai sekarang. Periksa identitasmu."

"Park Ji-yoon, identitasmu adalah ..."

"Aku warga. Bagaimana dengan kalian?" ujar Yoonseo, Jiyoon menanggapi dengan mengangguk kecil. "Aku juga warga. Jungwon?" tanya Jiyoon pada Jungwon yang masih diam. "Sama seperti kalian." jawab Jungwon dengan cepat.

"Semua peserta, identifikasi mafia, dan mulai memilih."

Heo-Yul
Apa Baek Eun Ha mafia?

Baek Eun Ha
Heo-Yul adalah mafia. Ayo bunuh Heo-Yul.

"Kamu mau memilih Heo-Yul?"

"Tidak"                  "Ya"

"Aku memilih dengan menekan namanya." celetuk Jungwon yang dihadiahi tatapan penasaran Yoonseo dan Jiyoon. "Benarkah?" Yoonseo bertanya, lalu ia pun memilih Heo-Yul di pemungutan suara begitu juga Jiyoon.

"Lee Yoon Seo memilih Heo-Yul"

"Park Ji Yoon memilih Heo-Yul"

"Itu... kita tidak pernah mendaftar, tapi bagaimana aplikasi ini tahu nama kita?" Jiyoon memecahkan kesunyian yang agak canggung itu, ia menatap bingung ke arah Yoonseo dan Jungwon.

"Benar, bagaimana kita memainkan permainan ini?" sahut Jungwon, mereka bertiga terdiam dan saling menatap satu sama lain.

⋆___________________________⋆

Saat ini Jiyoon, Yoonseo, Jungwon, dan juga Junhee tengah berada di kantor untuk berusaha menghubungi guru mereka yang tak kunjung kembali.

"Teleponnya mati," Junhee berujar dengan nada yang sedikit putus asa, Jiyoon mendapati secangkir kopi yang masih hangat di meja, lalu mengambil nya. "Kopi ini baru, kamu yakin tidak melihat siapapun di sini?" tanya Jiyoon, Junhee memperhatikan sejenak lalu menggeleng. "Aku yakin aku tidak melihat siapapun." jawab Junhee, Jiyoon segera menempatkan kembali kopi itu ke tempatnya.

Dering telepon terdengar, dan Yoonseo yang mengangkat nya, mereka memperhatikan Yoonseo dengan berharap, namun Yoonseo justru menggelengkan kepalanya pasrah. "Ini terputus," Yang membuat mereka menghela nafas kecewa.

Notifikasi terdengar di ponsel mereka masing-masing,

Kim So Mi
Lee Yoon Seo, datanglah ke kolam renang di gedung lainnya sekarang. Ini mendesak.

Dahi Jiyoon mengerut melihat pesan yang Somi kirim hanya untuk Yoonseo. "Apa lagi ini, Junhee?" Jiyoon menatap Junhee dengan menuntut penjelasan. "Begini... Kami semua bergantian mereka wawancara untuk dimainkan di acara besok." jawab Junhee.

"Bagaimana bisa wawancara di saat seperti ini." Jungwon mendengus kecil namun itu cukup untuk menunjukkan betapa kesalnya dia.

⋆___________________________⋆

"Juwon?" Panggil Junhee pada Juwon yang akan melewati mereka, Juwon berhenti dan menoleh ke arah mereka. "Mau kemana? Dan ada apa dengan hidung mu?" tanya Jiyoon, menatap Juwon yang terlihat 'sedikit' gugup.

"Begini... Anak anak lain ingin menemui ku." Juwon menjawab dengan gerak-gerik yang terlihat gelisah, Junhee memahami itu dan segera menoleh ke arah Yoonseo dan Jungwon. "Biarkan kami berbicara dengan nya sebentar." ujar Junhee.

"Tapi..." Juwon memandang ragu ke arah Junhee dan Jiyoon, Junhee tersenyum tipis lalu berjalan mendahului mereka. "Ayo." Namun Juwon tak kunjung mengikuti mereka sehingga Jiyoon menoleh kebelakang dan mendapati Juwon yang masih diam. "Tidak apa-apa, ayo." Jiyoon tersenyum dan membiarkan Juwon berjalan lebih dulu.

⋆___________________________⋆

Mereka bertiga memasuki auditorium dan melihat Dabeom yang sudah tergeletak dan meringis kesakitan, Jiyoon segera menghampiri nya dan membantu nya berdiri. "Dabeom-ah, gunakan ini." Jiyoon menyerahkan sapu tangan yang ia bawa agar pendarahan di hidung Dabeom sekiranya akan berhenti.

Kyungjun yang menyaksikan kejadian itu memandang tak suka saat Jiyoon membantu Dabeom, dan mendecih kesal.

"Ya, Ko Kyung Jun." panggil Junhee, ia menatap Kyungjun dengan tajam, namun Kyungjun hanya berbalik menghadapnya dengan santai.

"Ya?" sahut Kyungjun, Junhee mendengus. "Bukankah lelucon mu keterlaluan?" Pertanyaan Junhee tidak ditanggapi serius oleh Kyungjun, ia justru membuat wajah nya berlagak serius. "Tapi aku sangat serius sekarang." ujar nya.

"Dabeom bilang akan membantu kami menyiapkan acara besok, boleh aku membawa nya?" tanya Junhee, namun Kyungjun hanya diam, Jiyoon yang melihat mereka yang sepertinya tidak akan usai berdebat. "Junhee-ya, kamu bawa saja Dabeom terlebih dahulu, biar aku yang mengurus nya." sahut Jiyoon yang membuat Junhee menatapnya dengan seksama.

"Baiklah, aku akan membawanya." ujar Junhee terakhir kalinya sebelum ia menarik Dabeom pergi dari auditorium.

Jiyoon memperhatikan mereka pergi dan lalu sekarang atensi nya jatuh pada pemuda di hadapannya yang tengah menatapnya juga, jangan lupakan kedua temannya juga berada di sana.

"Kalian bertiga, bolehkah aku bertanya alasan kalian melakukan hal seperti tadi pada Dabeom?" tanya Jiyoon sambil menatap mereka ber tiga satu persatu.

Kyungjun menyeringai kecil. "Kenapa? Karena itu menyenangkan." sahut Kyungjun yang dihadiahi tatapan tajam oleh Jiyoon.

"Aku peringatkan padamu — maksudku, kalian, jangan berurusan dengan nya lagi."

"Oh ya? Dan kenapa tidak?" Tantang Kyungjun, kedua temannya hanya mampu menggeleng melihat kelakuan Kyungjun yang sudah biasa terhadap Jiyoon.

"Kau — Aish. Terserah. Kau jelas tau alasannya. Aku tidak akan menyebutnya." ujar Jiyoon, mereka melakukan kontak mata cukup lama sebelum Jiyoon memutuskan kontak mata itu.

"Sampai jumpa nanti." Kalimat terakhir Jiyoon sebelum ia berlalu melewati Kyungjun untuk pergi dari auditorium.

Kyungjun menatap sosok Jiyoon yang sudah pergi dari auditorium, tangannya terkepal. Ia paham maksud dari pernyataan Jiyoon tadi, bahkan sangat paham.

To Be Continued

_____________________

12 - 02 - 2024

©tnd_princess


___________________________

ɴɪɢʜᴛ ʜᴀꜱ ᴄᴏᴍᴇ × ᴏᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang