Junhee memberi tahu mereka semua — setidaknya yang masih hidup, bahwa mereka perlu bertindak dan mencari jalan keluar. "Ada gunung di antara jalur, dan di ujungnya ada desa. Kita aman selagi tidak melewati garis, jadi kurasa kita bisa pergi sejauh garis itu.""Menunggu saja menyebalkan, tidak ada salahnya mencoba." Kyungjun yang sedari tadi diam bersuara, Jiyoon menatapnya dengan heran.
"Anak ini tidak mungkin nekat mendaki gunung, kan?" Batin Jiyoon dengan getir.
"Tapi haruskah kita semua pergi? Itu sangat tidak efisien." cetus Jiyoon.
"Aku akan pergi sendiri," jawab Junhee yang membuat beberapa anak terkejut.
"Aku akan ikut dengan mu." celetuk Yoonseo, namun Jungwon memperingati Yoonseo untuk tidak ikut karena ia hanya akan menjadi beban jika ikut.
Lalu tidak lama Somi dan Wooram maju. "Kami akan ikut denganmu." ujar Somi yang dibalas tatapan bingung oleh Wooram. "Kenapa aku juga?"
Somi menoleh ke arah Nahee. "Nahee, kamu juga tidak mau ikut?"
"Sungguh perpaduan yang bagus. Kalian terlalu lemah untuk mendaki gunung." Hyunho berjalan menghampiri Junhee dengan percaya diri yang diikuti oleh Donghyun. "Kami juga akan pergi."
Tiba-tiba Nahee maju menuju Somi dan Wooram. "Aku juga akan ikut kalau begitu." Somi hanya menatapnya heran tapi tidak mengatakan apapun.
Eunha juga ikut, walau ia sempat dicegah oleh Eunchan dan Yeonwoo karena takut bila terjadi sesuatu pada Eunha.
___________________________
Mereka yang berada di pusat retret menunggu dengan sabar, Jiyoon hanya menetap di kamarnya, memakan camilan dan memainkan ponselnya walau tak ada sinyal.
Suara sirene tiba-tiba terdengar, ia membeku, suara itu biasanya muncul ketika ada orang yang mati. Jiyoon berharap dengan sangat —
"Kim Donghyun adalah Warga."
Jiyoon mulai gelisah. Apa yang terjadi pada Donghyun? Kenapa sirene itu mengumumkan identitasnya? Tidak ini tidak mungkin seperti yang ia pikirkan.
Malam telah tiba, Jiyoon merasa ini sudah terlalu lama jika mereka yang mendaki gunung belum kembali. Ia memutuskan keluar dari kamarnya dan menuju lobi yang mereka berkumpul tadi.
Saat sampai di lobi Jiyoon melihat bahwa anak-anak yang mendaki gunung telah kembali. Ia berjalan cepat ke arah mereka dan mencerca mereka pertanyaan.
"Apa yang terjadi pada Donghyun? Apa kalian menemukan jalan keluar?" tanya Jiyoon dengan gelisah.
"Hei. Jawab aku. Apa yang terjadi pada Donghyun?" Jiyoon hampir berteriak jika dia tidak bisa mengontrol emosi nya.
Somi yang sesenggukan menjawab. "Dia pikir... garisnya berhenti di sana. Jadi dia memeriksa... lalu tergelincir."
Jiyoon tidak tahu harus berkata apa, ia berjalan mundur dengan perlahan. Giliran Kyungjun yang menghadap Junhee.
"Kalau begitu, seberapa jauh kamu bisa pergi ke desa?" tanya Kyungjun, namun diantara mereka tidak ada yang menjawab nya, yang membuat ia kesal.
"Kalian bilang akan menemukan orang dan menelepon polisi. Apakah kalian melakukan nya?!"
"Kami tidak bisa pergi. Seluruh tempat ini tertutup dengan garis."
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴɪɢʜᴛ ʜᴀꜱ ᴄᴏᴍᴇ × ᴏᴄ
Fiksi Penggemar_____________ 𝗗𝘂𝗮 𝗶𝗻𝘀𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿 𝘀𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗶 𝘀𝗲𝗶𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗷𝗮𝗹𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂, 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗹𝗲𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽𝗶, 𝘀𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝘁𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻, 𝗱𝗮𝗻 𝘀�...