SM : SPECIAL CHAPTER 2

885 44 0
                                    

Gelas kaca terpelanting dari meja, tersampuk tangan wanita yang ingin menggapai air minumnya di nakas.

Mendengar dentingan barang pecah, seorang wanita lain lalu mengecek ke sumber suara di kamar lantai dua.

"Astaga, serpihan kacanya kena kaki Lo!!" 

Sigap mengambil kotak p3k mengobati luka dan memanggil pelayan.

"Tolong bersihkan pecahan gelas itu jangan sampai ada yang tertinggal sedikitpun."

Pelayan itu segera menuruti permintaan wanita lain yang menyuruhnya tadi.

"Kedepannya gunakan alat makan dari plastik atau melamin untuk digunakan Nona Zoe Shada. Kamu pelayan baru disini kan ?"

"Maafkan Saya Nona Zoe." Pelayan baru yang sudah membersihkan pecahan kaca itu membungkuk minta maaf.

"Tidak masalah, semoga kamu betah disini untuk mengurusku." Ucap Zoe.

"Kamu boleh keluar." Ucap Wanita di samping Nona Zoe pada pelayan.

Pelayan baru kemudian keluar dari kamar Nona muda.

"Mau jalan-jalan ga hari ini ? Cuacanya segar sekarang lagi musim semi. Bunga-bunga sangat cantik dan indah bermekaran."

"Sayang sekali, jikapun bunga cantik dan indah mataku tetap ga akan bisa melihat mereka, Del." Ujarnya nanar pada wanita yang setia disisinya. Zoe menghela nafas.

"Kalo gitu kita pergi nikmati udara saja. Kuatkan hati Lo, 2 bulan lagi Lo bakalan operasi mata." Adelia menguatkan.

Wanita buta itu sedikit tergemap mendengar penuturan sahabatnya.

"Lo yakin Del ? Gue gamau sesuatu yang ngga pasti lagi, selama dua tahun gue ngarepin ada orang yang secara suka rela mendonorkan matanya buat gue."

"Tetap optimis kali ini pasti cocok Zoe, jangan nyerah." Menepuk pundak memberikan semangat.

"Ayo pergi nyari udara segar di taman." Ajak Zoe.

Wanita itu berjalan dengan tongkat putih khusus meraba-raba sekitar lantai sebagai penunjuk jalan.

Mereka berdua saling beriringan ke taman di Vancouver, Canada. Adelia terus menggandeng Zoe kesana kemari.

Lelah sudah, ia lalu mengajak Zoe Shada istirahat duduk di kursi taman.

"Tunggu sebentar disini. Gue mau beli kopi di minimarket depan, Zoe."

"Iya, tolong gue titip minuman susu putih kemasan kaleng aja, Del."

"Oke."

Adelia bergerak melangkah kearah minimarket di seberang, dia segera membayar tagihan ke kasir sesudahnya memilih dua minuman.

Saat ia hendak menyeberang kembali ke taman, tiba-tiba telponnya berdering.

"Halo Riko ? Ada apa ?"

"Halo Adelia ?" Suara seorang wanita asing menyapa telinga Adelia.

Kayaknya bukan suara Istri Riko deh ini. Adelia berkerut bingung.

"Maaf dengan siapa ya ?"

"Bukankah kamu yang nyuruh Riko buat ngirimin bunga Lily sama Saya ?"

Deg. Hati Adelia terguncang. Kaget.

"Kamu Karina Sabila ?" Pekik Adelia dia menutup mulut tak percaya.

"Iya benar, apa maksudmu dengan mengirim bunga sama Saya melalui perantara Riko ?"

"Kak Karina sebaiknya datang ke Canada. Mungkin jawabannya akan Kakak temui disini. Jika tidak, mungkin kamu akan menyesal Kak."

"Kenapa begitu ? Saya sedang tidak ingin bermain-main sama kamu Adelia."

"Pokoknya Kak Karina dateng aja, bilang ke Riko buat kasih alamat Saya di Canada. Saya tutup telponnya."

Klik. Adelia memencet tombol merah, yang membuat panggilan mereka terputus.

Adelia menatap lurus kearah wanita buta, Zoe Shada, yang duduk termenung di bangku taman menunggunya kembali membawa minuman kaleng. 

Reindina, akan kupastikan cintamu segera datang mempertemukan kalian, semoga Karina bisa nerima keadaan Lo yang sekarang mengalami kebutaan.

*****

•{[STEP MOM]}•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang