33.

23 0 0
                                    

"Begini mas, kami kesini ingin membuat undangan pernikahan apakah bisa? " Tanya Vaerel pada petugas percetakan.

"Bisa mas mba, apa sebelumnya mas atau mba sudah memiliki gambaran mau seperti apa model undangannya? " Ucap petugas percetakan tersebut.

"Belum mas, apa ada sampel? " Ucap Aisyah.

"Ada sebentar saya ambilkan" Ucap petugas percetakan tersebut lalu pergi mengambil sample undangan percetakan.

Tak lama petugas percetakan pun kembali sambil menaruh sample undangan ke atas meja.

"Ini mas, mba" Ucap petugas percetakan sambil menaruh sample undangan diatas meja dan melihat ke arah Vaerel dan Aisyah.

Aisyah dan Vaerel memperhatikan sample undangan tersebut hingga sebuah ketertarikan ada pada diri mereka masing masing.

"Yang ini bagus" Ucap Aisyah sambil menunjuk satu undangan yang terkesan simpel dengan warna hitam yang dikolaborasikan dengan warna abu abu sedikit terang, yang tak sengaja tindakannya tersebut dilakukan oleh Vaerel secara bersamaan sambil menunjuk undangan yang sama pula.

Aisyah tersenyum dibuatnya. Ia memberitahu petugas percetakan untuk membuatkan undangan seperti yang ditunjuknya tadi.

"Baik silahkan di isi terlebih dahulu datanya.

Setelah menulis data undangan tersebut Vaerel pun menyerahkan sejumlah uang sebagai DP-nya.

" Kira kira kapan undangan akan selesai? " Tanya Vaerel.

"Dengan undangan lima ribu buah ini mungkin dua hari lagi selesai. Nanti saya kirim ke alamat anda" Ucap petugas percetakan tersebut yang dibalas anggukan oleh Vaerel.

"Saya boleh minta link undangannya nanti tidak? " Tanya Aisyah.

"Bisa, nanti saya kirimkan" Ucap petugas percetakan tersebut lalu di anggukan oleh Aisyah. Aisyah dan Vaerel pun pamit untuk pulang karena sore yang Vaerel ada pekerjaan.

Sampai dirumah Aisyah pun masuk, ia melihat mobilnya sudah terparkir rapih diparkiran rumahnya. Ia pun masuk dan mencari Naila.

"Assalamualaikum mahh? " Ucap Aisyah celingak celinguk mencari Naila.

"Cari nyonya neng? " Tanya Sulastri yang tiba tiba muncul disampingnya.

"Astaghfirullah buu? " Ucap Aisyah yang spontan menoleh ke arah Sulastri dan reflek mengelus dadanya.

"Hehe maaf neng" Ucap Sulastri dengan senyum kudanya.

"Neng cari nyonya? " Tanya Sulastri lagi.

"Iya bu, ibu liat? " Tanya Aisyah.

"Iya neng, lagi metik buah dibelakan rumah sama tuan Yusuf" Ucap Sulastri diangguki Aisyah lalu pergi meninggalkan Sulastri yang ingin pergi melanjutkan perkerjaannya.

Sampai di kebun, Aisyah melihat Naila yang sedang duduk memakan buah jeruk dan Yusuf yang duduk disampingnya mengupas kulit jeruk lalu diserahkan ke Naila.

Aisyah tersenyum dibuatnya, romantis sekali pikirnya. Aisyah berjalan menghampiri mereka.

"Assalamualaikum mah, pah" Salam Aisyah sambil mencium tangan Naila dan Yusuf.

"Waalaikumussalam" Jawab Yusuf dan Naila bersamaan.

"Gimana sayang lancar? " Tanya Naila.

"Alhamdulillah lancar mah, sudah beres, untuk undangan dua hari lagi baru selesai" Kata Aisyah menjelaskan kegiatannya.

"Alhamdulillah" Ucap Naila dan Yusuf bersamaan.

"Ais ke kamar dulu ya mah,pah" ucap Aisyah sambil memandang Naila dan Yusuf.

Jalan Hidupku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang