01. Pergi

6.9K 461 0
                                    

Sebelum baca, boleh di dulu ya❤️

"ALAND" Suara teriakan itu sukses membuat pria mungil yang tengah berjongkok itu menatap ke asal suara. Pria mungil itu menatap sahabatnya sedang berlari ke arahnya.

Aland, pria mungil yang selalu memakai cadar kemanapun ia berada. Bukan tanpa sebab Aland memakainya, ibunya memaksa dan menyuruh nya untuk memakai cadar itu setiap kali Aland keluar rumah. Bahkan rumah Aland saat ini berada jauh dari pemukiman warga, mungkin daerah tempat Aland tinggal hanya ada 1 rumah disetiap 500 meter. Jadi rumah nya cukup berjauh jauhan.

"Ini.....ada seleksi menjadi pelayan di kerajaan" pria yang tadi berteriak memanggil Aland itu langsung terduduk di tanah dengan nafas yang ngos ngosan.

"Kamu kenapa lari lari, Haga, nafasmu jadi sesak" Ucap Aland sambil ikut duduk di depan pria bernama Haga itu.

Aland mengambil sebuah kertas yang tidak dapat Alan baca. Maklum saja, Aland bukan dari kalangan atas, untuk masih hidup hari ini saja Aland sudah bersyukur.

"Pemberitahuan darimana kerjaan mencari pelayan, Haga?" Tanya Aland sambil menatap kertas tersebut.

Haga menatap ke arah Aland lalu menjawab "Aku tadi pergi ke pasar, di sana terdapat para prajurit kerajaan yang menempelkan kertas pemberitahuan ini. Aku sempat bertanya kepada mereka, lalu mereka menjawab jika pihak kerajaan sedang mencari pelayan dan akan menyeleksi mereka di kerajaan"Jelas Haga.

Aland mengangguk paham mendengar nya "Bukankah kerajaan sudah memiliki banyak pelayan? Kenapa mereka masih membutuhkan pelayan lagi?" Tanya Aland heran.

"Itu kesempatan bagus, Aland! Kapan lagi kerajaan kita mencari seorang pelayan, pasti akan banyak yang ikut serta juga. Maka dari itu aku mengajakmu untuk bekerja menjadi pelayan disana, upah yang diberikan sangatlah banyak, kamu bisa membantu ibu mu membeli obat di tabib, bahkan kamu bisa membeli obat yang paling bagus agar ibumu cepat sembuh!"

Aland tampar berfikir keras mendengar penjelasan Haga. Apakah ibu nya akan mengijinkannya? Bahkan untuk keluar rumah pun Haga hanya diperbolehkan sampai halaman rumah saja, belum lagi Haga selalu diingatkan untuk memakai cadar.

***

"Aland, tolong ambilkan ibu sayuran di kebun"

Suara panggilan sang ibu membuat Aland bangkit dari duduknya. Dengan cepat Aland berlari menuju kebun belakang rumahnya.

Kebun belakang rumah Aland terdapat banyak sekali tanaman sayur sayuran dan juga ada beberapa buah buahan yang di tanam.

Karena kecintaan Aland dan ibu nya yang suka bercocok tanam, mereka akhirnya membuat tempat untuk mereka berkebun. Mereka berkebun bukan hanya sekedar hobi saja, ada juga keuntungan berkebun yang mereka dapatkan, yaitu sayuran dan buahan yang sudah panen akan mereka jual atau mereka konsumsi sendiri.

Alan memetik beberapa sayuran yg sudah siap panen, lalu menaruhnya di keranjang yang sudah Aland ambil sebelumnya.

Setelah selesai memetik sayur, Aland langsung masuk ke rumah kembali. Aland berjalan menuju dapur untuk memberikan keranjang berisi sayuran tersebut.

"Ibu ini -IBUU" Aland langsung berlari ketika melihat sang ibu jatuh pingsan tak sadarkan diri. Aland dengan sekuat tenaga menggendong ibunya, membawa ke dalam kamarnya.

Aland di landa panik, namun dengan cepat Aland kembali pergi ke dapur mengambil air hangat dan juga kain basah. Aland ragu untuk pergi ke rumah Haga, jika Aland meninggalkan ibunya lalu jika ibunya kenapa kenapa bagaimana? Pikir Aland bingung.

Aland kembali menuju kamar sang ibu, namun Aland terkejut ketika melihat sang ibu sudah siuman. Aland tersenyum dan langsung menghampiri tempat tidur ibunya. Aland hampir saja menangis melihat keadaan sang ibu yang terlihat sangat lemah

"Ibu" panggil Aland dengan Isak tangis. Katakan Aland adalah pria yang cengeng, tapi kalian tidak merasakan ada di posisi Aland yang hanya memiliki seorang ibu saja selama 18 tahun dalam hidupnya.

Hanya ibunya penyemangat Aland, hanya ibunya yang begitu menyayangi Aland, dan hanya ibunya yang Aland sayang.

Tangan ibu Aland menyentuh wajah Aland, dengan bibir tersenyum ibu Aland berkata "Terus berjanji pada ibu, Aland tidak akan membuka cadar itu kecuali ketika Aland sedang sendiri" Ucap Ibu Aland dengan nada lemah.

Alan mengangguk cepat mendengar penuturan sang ibu "Aland janji, Bu" ucap Aland yang masih disertai Isak tangis.

Ibu Aland tersenyum mendengarnya "Jaga diri kamu baik-baik, maaf ibu tidak bisa menemani kamu lebih lama lagi" setelah ibu Aland mengucapkan itu, nafasnya berhenti, matanya menutup, dan tangan yang menyentuh Aland kini terjatuh.

Aland tahu, Aland tahu ibunya sudah tiada. Alan menggeleng memeluk ibunya erat "Enggak, Ibu bangun, Aland tidak mau ditinggal ibu, Aland tidak mau sendirian, Bu..."

"...Aland janji akan jadi anak yang baik, akan dengar perintah ibu, Ibu ayo buka matanya"

Aland tidak tahu jika hari ini adalah hari terakhirnya melihat sang ibu tersayangnya

***

"Sudah, kalau kamu menangis terus seperti ini ibumu akan sedih terus disana Aland"

Tak henti hentinya Haga menenangkan Aland yang tak henti menangis. Haga paham bagaimana ada di posisi Aland, karena Haga sudah menjadi yatim piatu sejak berusia 12 tahun.

Ditinggal orang tua memang menyakitkan, apalagi mereka ada satu satunya tempat kita bersandar. Seakan jika kita ditinggalkan, tidak ada lagi sandaran bagi kita untuk berdiri lagi. Itu yang dirasakan Aland.

"Terimakasih paman sudah membantu pemakaman Ibu Aland" Haga berdiri dari duduknya ketika dua orang pria kira kira berusia 40 tahunan berjalan ke arah mereka. Dua pria itu adalah yang membantu memakamkan ibu Aland.

Ibu Aland sudah di makamkan di belakang rumah Aland, pusara tersebut tepat di bawah pohon mangga besar. Kata Aland agar ibunya tidak kepanasan nanti.

"Sama sama Haga, kalau begitu kami pergi, ajak teman mu menginap di rumah mu Haga, jangan tinggalkan dia sendirian" Ucap salah satu pria itu.

Haga mengangguk "Iya paman" dan setelah itu kedua orang pria itu pergi meninggalkan Aland dan Haga berdua di dekat pusara makan Ibu Aland.

Tatapan Aland selalu menatap ke arah makan ibunya, tangisnya sudah mulai mereda, Aland sadar jika dirinya tidak boleh terus berlarut-larut dalam kesedihan ini.

"Kamu perlu istirahat, ayo kita ke kamar" Ajak Haga dan di angguki oleh Aland. Mereka berdua akhirnya berjalan masuk ke dalam rumah dan menuju kamar untuk mengistirahatkan diri karena saat ini juga matahari sudah mulai tenggelam.

***

"Mhhh" Aland membuka matanya ketika baru saja bangun dari tidur nya. Mata Aland sembab karena tak henti-hentinya menangis, bahkan saat ini Aland tidak sadar jika ia sudah tidak memakai cadarnya karena terusik usik ketika sedang tidur.

Aland mendudukkan dirinya, melihat ke arah samping ternyata sudah ada Haga yang masih tertidur pulas.

Aland mencari cari cadarnya, menolehkan kepalanya ke kanan kiri. Aland baru ingat jika ada Haga di rumahnya, Aland harus memakai cadarnya.

Selama hidupnya, hanya ibu nya dan juga ayahnya yang tahu bagaimana wajah Aland, bahkan Haga tidak tau meskipun Haga selalu meminta pada Aland untuk membuka cadarnya, namun Aland selalu menolak dan berkata jika ibunya tidak memperbolehkan nya membuka cadar di depan orang lain selain ibunya sendiri.

Akhirnya Aland menemukan cadarnya, kemudian dengan cepat memakainya dan turun dari tempat tidur miliknya.

Hari ini mungkin Aland akan memasak makanan terlebih dahulu untuk sarapan dirinya dan Haga. Langsung saja akan berjalan menuju dapur rumahnya.

Aland tak tahu jika Haga sudah bangun sebelum Aland membuka matanya.

***

Hai aku kembali bawa cerita baru. Sebetulnya aku tau cerita yang sebelumnya emang belum tamat, tapi aku buntu banget sama cerita yang itu, bingung kelanjutannya kayak gimana.

Prince Of LinorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang