06. Menang

3.2K 290 10
                                    

Sebelum baca, boleh di vote dulu ya❤️

Aland menatap sedih ke arah pria yang sata ini sedang ada di hadapannya. Bukan, pria itu tidak menyakiti hatinya hingga Aland menangis.

Dari banyaknya manusia yang Aland temui, kini Aland bertemu kembali dengan Haga. Kemunculan Haga bukan membuat Aland sedih, melainkan sebaliknya.

Berita yang dikabarkan Haga lah yang membuat Aland sedih. Mereka baru bertemu kembali dan Aland mendapatkan berita yang tidak ingin aland dengar. Haga akan ikut berperang.

Pikiran pikiran negatif mulai berputar dalam di kepala Aland. Kalian bahkan tahu apa konsekuensi ikut berperang. Masih bernafas meskipun sekarang lebih baik daripada pulang tanpa raga dan nyawa. Aland takut Haga seperti itu, apalagi Haga terbilang masih junior dan Aland yakin Haga belum sehebat itu untuk ikut berperang.

Aland memeluk Haga kencang, karena ini adalah hari terakhir Aland melihat Haga. Haga akan berangkat ke Medan perang setelah ini.

Haga tersenyum melihat betapa sedihnya pria yang memeluknya. Rasa takut dalam dirinya kini menghilang melihat betapa Aland mengkhawatirkan nya.

Untuk saja suasana sepi karena ini sudah malam hari, semua orang sudah kembali ke kamar mereka masing masing. Hanya ada para prajurit yang berpatroli untuk keamanan kerajaan. Bahkan taman yang Haga dan Aland singgahi saat ini hanya di temani suara binatang malam saja.

"Hanya kamu keluarga aku satu-satunya, aku berharap kita bisa bertemu kembali" Aland terisak, Aland takut di tinggal sendirian lagi. Hanya Haga satu satu nya yang dapat Aland, karena Aland sudah menganggap nya sebagai kakak baginya.

Haga membalas pelukan tersebut "Percaya padaku, kamu masih bisa lihat senyumku setelah perang ini nanti" Ucap Haga dengan penuh keyakinan, membuat Aland percaya jika Haga akan kembali nanti setelah berperang.

Aland melepas pelukan tersebut, mata nya menatap mata kelam milik Haga. "Aku akan menunggu kamu" Ucap Aland disertai senyum.

"Ya, harus"

***

Hari ini adalah harinya. Hari dimana harga diri kerajaan di pertaruhkan. Yang menang akan mendapatkan, dan yang kalah akan direndahkan, begitulah peperangan.

Pangeran Arthur sudah siap dalam barisannya. Senyuman yang tak pernah luntur dari bibirnya, namun semua orang tahu jika senyum itu bukanlah pertanda yang baik. Semua orang tahu arti dari senyum yang di tunjukkan pangeran Arthur, karena sang pangeran adalah jelmaan dari iblis itu sendiri.

"HADIAH SEDANG MENUNGGU KITA! HIDUP KERAJAAN LINOR!!!"

"HIDUP KERAJAAN LINOR!!!

"SERANGGG" Suara kedua belah pihak kerajaan.

***

"Aku tidak bisa, aku sangat panik memikirkan ini" sang putri tak henti-hentinya merapalkan kata itu. Sudah 20 kali Aland mendengarnya, dan Aland tidak tahu menenangkan nya bagaimana, karena Aland pun merasa panik juga.

"Tuan putri, anda di panggil untuk menghadap ibu ratu" salah satu pengawal tiba tiba datang dan memberitahu sebuah kabar. Sang tuan putri yang mendengar itu langsung keluar melihat ke arah Aland "Antarkan aku ke kamar ratu" Ucap tuang putri.

Aland mengangguk lalu mengikuti langkah sang tuan putri menuju kamar sang ratu. Di antara semua para pelayan, hanya Aland yang dipercaya oleh tuan putri. Aland tidak tahu apa alasannya.

"Ikut aku masuk" titah sang tuan putri. Aland mendengarnya hanya mengangguk patuh saja, dia tidak mungkin menolah titah tersebut bukan?

Aland mengikuti sang tuan putri masuk ke dalam kamar sang ratu. Ini pertama kalinya Aland memasuki kamar sang ratu, dan kamar tersebut terlihat sangat mewah dan luas, mungkin lebih luas dari kamar sang tuan putri.

Prince Of LinorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang