08. Kamar

3.2K 301 20
                                    

Sebelum baca, boleh di vote dulu ya❤️

"Hagaa"

Tak henti hentinya Aland berucap sambil terisak memanggil manggil nama Haga. Hanya Haga yang Aland punya saat ini, namun Aland juga sadar jika saat ini kerajaan Linor memenangkan peperangan. Entah Haga masih bernyawa atau tidak.

Aland memeluk lutut di pojok kamar sang pangeran. Kedua matanya sembab karena tak berhenti menangis. Aland hanya ingin keluar dari tempat ini. Ada rasa menyesal dalam diri Aland karena menerima permintaan tuan Putri.

Pintu kamar terbuka, menampilkan 5 orang pelayan yang membawa beberapa pakaian. Pelayan yang baru saja masuk itu terkejut ketika melihat keberadaan Aland yang sedang terduduk di pojok kamar.

Salah satu pelayan berjalan ke arah Aland "Tuan putri, sebaiknya anda duduk di tempat tidur. Lantai kamar sangat dingin dan tidak baik untuk anda"

Aland tidak menjawab ucapan salah satu pelayan. "Pangeran berkata, kami harus membersihkan tuan Putri" ucap pelayan yang menghampiri Aland.

"Aku bisa melakukannya sendiri, keluarlah" lirih Aland dengan suara pelan namun dapat di dengar oleh para pelayan yang ada di dalam kamar.

"Kami tidak bisa kembali ketika belum menyelesaikan tugas kami, tuan Putri" ringis salah satu pelayan. Para pelayan itu membayangkan kepalanya di penggal oleh pangeran Arthur di depan rakyat kerajaan Linor karena tidak melakukan apa yang di perintahkan pangeran Arthur.

"Aku tidak mau, tolong mengertilah" lirih Aland dengan mata yang menatap para pelayan dengan tatapan penuh sendu.

Para pelayan kini berdiskusi. Mereka pun tak bisa memaksa tuan Putri. Ketika melihat tatapan tuan putri yang terlihat sendu membuat para pelayan tak tega dan memutuskan untuk pamit dan hanya meninggalkan pakaian yang ditaruh di atas tempat tidur.

"Kami akan menaruh pakaian ini di atas tempat tidur, tuan putri" setelah mengucapkan itu, para pelayan keluar dari kamar pangeran Arthur.

Aland kembali sendiri di dalam kamar. Aland berdiri dan berjalan mengambil pakaian yang ditaruh diatas tempat tidur. Tangannya melebarkan pakaian itu. Aland menghela nafas kasar, bibirnya tersenyum miris ketika melihat pakaian wanita yang akan Aland pakai.

Aland mengambil pakaian tersebut dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aland akhirnya selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi. Gaun yang di berikan akhirnya Aland pakai mau tidak mau. Tidak lupa juga cadar yang selalu Aland pakai.

"Selamat sore tuan putri"

Seseorang tiba tiba masuk dan membuat Aland yang sedang melihat ke arah jendela langsung terkejut. Aland menatap wanita yang masuk ke dalam kamar, wanita itu terlihat berusia 40 tahunan.

"Permisi tuan putri, hamba akan memperkenalkan diri hamba. Perkenalkan, nama hamba adalah Tarika, hamba adalah pelayan kepercayaan pangeran Arthur yang ditugas pangeran Arthur untuk mengurus tuan putri" Taraka membungkukkan tubuhnya sambil memperkenalkan dirinya.

Tidak ada suara yang dikeluarkan dari Aland. Aland fokus melihat keluar dan duduk di dekat jendela.

'Bahkan dilihat dari samping dan sedang memakai cadar pun, sang putri terlihat cantik, bagaimana jika sang putri tidak memakai cadar?' Batin Tarika ketika kedua matanya pertama kali melihat rupa sang putri yang terlihat begitu menawan, pantas saja sang panglima selalu memuji sang putri ketika terika bertanya perihal sang putri pada panglima.

Tarika berjalan menghampiri sang putri dan berdiri di belakang sang putri yang masih menatap keluar jendela. Pemandangan yang Aland liat adalah hiruk pikuk nya negeri Linor.

Prince Of LinorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang