part 5

237 13 0
                                    

Nayana yang berjalan berdampingan dengan Saudah menatap di ujung sana. Mata nya menangkap sang suami yang sedang berbicara dengan perempuan yang ia cukup kenal.

Entah karena apa, ia tidak merasakan kecemburuan seperti apa yang di rasakan oleh para istri saat melihat suami bercakap dengan wanita lain. Mungkin ia masih belum terlalu menerima sebasta di hati nya. Entah lah.

" Kita langsung pulang aja ummi. "

Ia menggenggam tangan Saudah, meluruskan bahu nya agar Saudah tidak menatap ke arah sana.

.
.

Nayana mencuci tangan nya di wastafel saat melihat siluet sebasta masuk ke dalam kamar nya.

" A' "

Sebasta meletakkan kertas yang ia pegang dan menoleh, " hm? "

" Cape nggk? "

" Nggk, kenapa? "

" Nay mau ngobrol sebentar sama A'a, boleh? " Tanya nayana ragu-ragu.

Memangguk, sebasta tersenyum, " kenapa tidak? Ayo sini. "

Sebasta yang duduk di bibir ranjang menepuk di sisi nya, menyuruh nayana agar duduk di sana, yang langsung di turuti oleh gadis cantik itu.

Nayana menautkan jari-jemari nya, " nay mau tanya soal santriwati yang
ngobrol sama a'a sore tadi. "

" Nay melihat nya? "

Sebasta mengangkat alis nya, " kamu melihat saya sama santriwati itu? Salah paham? " Tanya sebasta tersenyum tipis.

Menggeleng, " bukan itu, nay cuma mau tanya tentang.. santriwati itu. "

" Nama santriwati itu Asmita bukan A'? " Tanya nayana melanjutkan ucapan nya.

" Kamu tahu nama nya? Atau memang sudah berkenalan? Kemarin? " Tanya sebasta.

Nayana kembali menggeleng, " bukan, dia itu sahabat nay. Mungkin dia nggk tahu sama nay sekarang karena nay pakai cadar. "

Sebasta cukup terkejut, " berarti, yang seharus nya masuk ke pesantren itu dulu.. kamu? Bukan dia kan? "

" Kok A'a tahu? "

" Saya tahu dari Abah, Abah bilang jika yang mendapat beasiswa bukan dia, tetapi sahabat nya. Dan itu kamu? " Tanya sebasta lagi.

" Iya. "

Kini sebasta Paham, " kenapa kamu menolak nya? "

Nayana terdiam sejenak, jika ia ceritakan kepada sebasta, maka sama saja dirinya mengumbar aib Asmita. Dan Asmita adalah sahabat nya, tidak mungkin ia melakukan itu.

Flashback

" Nay, kamu mau kan ngasih beasiswa itu sama aku? " Tanya Asmita lirih.

" Tapi mit, aku juga pengen masuk pesantren. Mungkin, bisa aja aku masuk di biayai oleh ayah sama bunda, tapi aku nggak mau, karena aku pengen nuntut ilmu tanpa membebani orang tua aku.. " ujar nayana menatap iba.

" Nay, please.. bantu aku nay. Aku pengen masuk ke pesantren itu.. "

" Bukan nya kamu nggak suka sama pesantren yang kata kamu penjara suci mit? Tapi kenapa sekarang maksa aku? " Tanya nayana.

" Aku.. aku tertarik sama ustadz Asta yang sering aku lihat di sosmed. Aku pengen dapetin hati dia, "

" Astaghfirullah mit, masuk pesantren itu untuk cari ilmu, bukan semata-mata karena seseorang. Niat kamu sudah jahat kalau kayak gitu. "

Cinta setelah Pernikahan (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang