34

436 82 10
                                    

Bab 34: Hadiah dari Tuannya?

Jeffry tidak yakin bahwa tidak ada yang menyentuh Roselien. Dia memerintahkan seseorang untuk mendapatkan salinan rekaman CCTV di ruang VIP itu. Satu kamera dipasang di sana untuk memantau kondisi Roselien selama 24 jam.

Ernest segera pergi untuk mengambil rekaman tersebut. Saat keluar, Ernest menabrak Rose yang sedang berdiri di pintu masuk. Ia tampak terkejut dan linglung.

"Nona, kamu tidak seharusnya ada di sini. Ikut aku," kata Ernest sambil membawa Rose ke ruang kontrol CCTV. Jeffry tidak ingin orang lain mengetahui keberadaan Roselien, jadi Rose tidak boleh bersembunyi di sana.

Dan seolah-olah itu adalah berkah tersembunyi, Rose masih harus menghapus beberapa rekaman di ruang kontrol CCTV yang tidak dapat dia lakukan tadi malam. Rose memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Ernest begitu fokus untuk mendapatkan salinan rekaman CCTV di ruang VIP sehingga ia tidak menyadari bahwa rose sudah memindai area tertentu dan menghapus beberapa rekaman. Dia hanya berpura-pura melihat dan meninjau layar karena penasaran.

Beberapa menit kemudian, Ernest meneruskan rekaman tersebut ke ponsel Jeffry. Mereka tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Selain Veronica dan para perawat yang masuk ke dalam bangsal VIP untuk memeriksa dan memantau Roselien, tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam ruangan dan menyentuh tubuhnya.

Sekarang, mereka bertanya-tanya dari mana dia mendapatkan tanda itu di leher dan bagian tubuh lainnya. Tanda-tanda itu tiba-tiba muncul entah dari mana. Dan tidak ada penjelasan ilmiah untuk hal ini.

Dokter melakukan pemeriksaan fisik lagi terhadapnya tapi tidak ada yang aneh dengan hasilnya. Semuanya normal.

"Perhatikan kondisinya dengan seksama. Hubungi aku jika ada perubahan baru dalam gelombang otaknya. Laporkan padaku sesegera mungkin," Jeffry mengingatkan Veronica dengan nada memerintah.

Veronica adalah dokter kepala yang ditugaskan untuk memantau dan merawat roselien.

"Ya, Jeffry. Jangan khawatir. Aku akan mengabari kamu sesegera mungkin jika ada perubahan pada kondisinya saat ini," jawab Veronica. Dia adalah satu-satunya orang di fasilitas itu yang tidak pernah memanggilnya 'tuan'.

Jeffry menarik perhatian Ernest dan memerintahkannya, "Beritahu Rose bahwa kita akan pergi. Aku akan menunggu di mobil."

Jeffry melirik Roselien untuk terakhir kalinya sebelum dia berbalik dan meninggalkan bangsal VIP. Dokter pria dan para perawat hanya menundukkan kepala saat mengucapkan selamat tinggal kepada Jeffry.

Perjalanan kembali ke mansion sangat hening. Tidak ada yang berbicara di dalam mobil. Jeffry dan Rose duduk di kursi belakang, sementara Ernest duduk di kursi depan bersama sang sopir.

Rose diam saja karena dia juga tenggelam dalam pikirannya. Ia terus memikirkan fenomena aneh yang terjadi pada tubuh aslinya.

"Jadi inilah arti dari kata-kata beom bahwa jiwaku masih terhubung dengan tubuh asliku. Jadi, apapun perasaan atau sensasi yang aku rasakan, juga akan dialami oleh tubuh asli ku. Jeffry memberi ku Kiss Marks tadi malam, jadi tubuh asli ku juga menerima tanda yang sama."

Dengan pemikiran tersebut, sebuah kesadaran menyergapnya. "Apakah ini berarti... jika Jeffry dan aku berhubungan seks... Aku akan kehilangan keperawanan ku juga?!"

"Tidaaak!" Rose tiba-tiba berteriak, memecah keheningan di dalam mobil. Jeffry, yang sedang menyandarkan kepalanya di sandaran kepala kursi dengan mata terpejam, tiba-tiba tersentak ketika mendengar teriakannya.

"Nona Rose? Ada apa? Apa kamu masih merasa sakit? Apakah kamu ingin kami ke rumah sakit?" Ernest merasa khawatir. Jika maag Rose semakin parah karena kesalahannya, dia akan celaka. Nael kecil tidak akan mudah untuknya.

100 Hari Merayu Iblis [Jaerose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang