44

522 73 10
                                    

Bab 44: Bahaya

"Aw, aww!" Marsel mengerang saat Rose memelintir lengannya dengan keras. Ini bukanlah reaksi yang dia harapkan dari Rose.

Dia pikir wanita ini akan jatuh pada pesonanya saat dia menatapnya. Tapi dia salah besar karena Rose bukanlah wanita biasa. Ia berbeda dengan wanita-wanita yang biasanya tergila-gila padanya.

'Sial! Jeffry tidak memperingatkan ku tentang hal ini!'

Jeffry sudah menyelesaikan masalahnya sehingga dia harus menepati janjinya. Dia datang untuk mengunjungi dan menemui Roseanne Catalonia. Jika dia bisa menggunakan pesonanya untuk mendekatinya, maka akan lebih baik.

Namun siapa sangka dia akan diserang olehnya pada pertemuan pertama mereka? Dia bahkan belum memulai 'jurusnya' dalam berhubungan dengan wanita.

"Nona Rose, lepaskan Tuan Marsel. Dia adalah seorang insinyur. Tolong jangan patahkan lengannya!" Butler Ben tidak bisa lagi diam.

Dia turun tangan untuk mengingatkan Rose bahwa dia tidak seharusnya menyakiti pria ini. Dia adalah tamu penting... sangat dekat dengan Jeffry... orang yang berpengaruh di Kota Towerville.

Rose segera melepaskan tangan Marsel. Dia menyadari kesalahannya yang lain. Sebagai seorang pembunuh bayaran yang sangat terlatih, selalu waspada dan berjaga-jaga, Rose tidak dapat menghentikan tubuh dan refleks alaminya.

Dia tidak terbiasa dengan orang asing yang menyentuh tubuhnya seperti itu. Setiap kali dia merasa tidak aman dan merasakan bahaya, dia akan bereaksi secepat mungkin. Hal ini juga terjadi ketika Jeffry mencoba memegang pundaknya di dalam kamarnya. Dia akhirnya melemparkannya ke lantai.

Marsel memasang wajah menyedihkan sambil mengusap pergelangan tangan dan lengannya. Dia menatap Rose dengan rasa tidak percaya. Tanpa sadar ia melangkah mundur, menjauhkan diri dari Rose.

'Dia bukan anak kucing yang lucu dan menawan. Dia adalah harimau betina yang liar! Sangat galak dan menakutkan.' Marsel mengeluh dalam hati. Ini adalah pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita. Dia terbiasa dipuja-puja oleh wanita.

Rose segera membungkuk di hadapannya sambil meminta maaf. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Ini salahmu karena mengejutkanku. Jangan menyentuhku begitu saja, terutama karena ini adalah pertemuan pertama kita..."

Marsel hanya bisa tersenyum canggung. Dia tidak bisa menyalahkannya. Dialah yang bersemangat untuk bertemu dengannya. Seorang wanita cantik di depan matanya memaksa tubuhnya untuk melingkarkan lengannya di pundaknya.

Jika dia seperti wanita lainnya, mereka pasti akan tersipu malu dan merasa senang karena lengan Marsel melingkari tubuh mereka. Diri narsisnya yang harus disalahkan.

"Aku baik-baik saja. Aku juga ingin meminta maaf atas perilaku ku yang tidak pantas." Marsel meminta maaf padanya.

Rose hanya menganggukkan kepalanya, bibirnya melengkung membentuk senyuman puas. Sepertinya dia mengirim pesan yang jelas kepada Marsel bahwa dia tidak pantas. Pria mata keranjang ini baru saja menerima peringatan yang menakutkan.

Sementara itu, Butler ben akhirnya bisa bernapas dengan normal. Marsel, tidak marah pada Rose. Dia menduga Rose dan dirinya aman untuk saat ini.

"Tuan Marsel, saya akan mengambilkan minuman untukmu. Nona Rose akan menemanimu di sini. Tuan Jeffry sedang tidak ada jadi dia meminta Nona Rose untuk menjadi tuan rumah Anda hari ini," Butler ben memberi tahu Marsel. Kemudian dia melirik Rose dengan matanya yang memelas seolah-olah dia memintanya untuk tidak membuat masalah lagi dan bersikap tidak sopan di depan tamu mereka.

"B-Boleh... Terima kasih, Paman ben." Marsel berkata dengan enggan. Dia tidak ingin Butler ben pergi. Bagaimana jika Rose tiba-tiba menyerangnya lagi?

'Mulai sekarang, aku harus berhati-hati dengan tindakanku di dekatnya. Roseanne Catalonia ini seperti prajurit wanita yang hebat!' Marsel berpikir dalam hati, menatapnya dengan cemas.

Rose mempersilakan Marsel untuk duduk. Dia pindah ke sofa seberang, menghadap Marsel.

"Kamu terlihat tidak asing bagiku. Mungkin... Kamu adalah Roseanne Catalonia, aktris dari Moons Entertainment?" Marsel memulai percakapan dengannya. Dia ingin membangun hubungan baik dengan mengenalnya.

"Ya, benar. Tapi keberadaanku di sini dirahasiakan. Kamu sudah mendengar tentang percobaan bunuh diri ku, kan. Aku akan sangat menghargai jika kamu mau merahasiakannya," Rose langsung menatapnya. Ia menggertakkan buku-buku jarinya sambil menatap Marsel dengan penuh arti.

Marsel cukup pintar untuk memahami bahwa sikap Rose adalah peringatan lain untuk menutup mulutnya agar dia tidak memberi tahu orang lain tentang keberadaan Rose.

Marsel hanya tertawa kecil dengan cemas, mengangguk-anggukkan kepalanya dengan patuh. "Tentu saja! Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Lagipula, Jeffry akan membungkamku meski kamu tidak memintanya."

'Sial! Kenapa aku merasa sangat gugup? Jeffry benar. Dia sepertinya bukan wanita biasa. Wanita ini sangat... menakutkan. Tak heran Jeffry sangat penasaran dengannya.' Marsel ingin mundur.

Tidak tahan dengan tekanan yang kuat di sekelilingnya, Marsel permisi untuk menelepon seseorang.

Dia terus mondar-mandir di balkon sambil menunggu Justin menjawab panggilannya.

"Ayo, lee! Jawablah aku!" Marsel bergumam dalam angan-angan.

Tak lama kemudian, panggilan telepon itu dijawab. Mata Marsel berbinar-binar seolah-olah ada beban berat yang terangkat dari dadanya.

"Justin!" Dia memanggil seolah-olah mereka tidak berbicara selama satu dekade.

"Ya, Ada yang bisa aku bantu?" Kevin langsung bertanya kepadanya. Dia tahu bahwa sahabatnya memanggilnya karena membutuhkan sesuatu darinya.

"Di mana kamu?"

"Di klinik aku. Kenapa?" Justin bingung mengapa Marsel terdengar begitu cemas. Apakah dia mendapat masalah lagi?

"Bahayaaaa! Tolong datanglah ke rumah Jeffry. Roseanne Catalonia adalah orang yang sangat berbahaya. Aku tidak bisa menghadapinya sendirian. Aku tidak berpikir pesona ku tidak akan berhasil. Aku butuh keahlianmu sebagai psikolog profesional." Marsel memohon dengan putus asa.

Justin tertawa kecil dan berkata, "Dia adalah tugasmu. Bukan tugasku."

"Hei, jangan menolak. Aku jamin. Kamu tidak akan bosan. Selain itu, kamu suka mengenal orang-orang dengan sikap dan perilaku yang menarik, bukan? Rose adalah salah satu dari mereka!" Marsel berujar, mencoba meyakinkan kevin.

Justin terdiam sejenak. Kemudian setelah beberapa saat, dia berbicara lagi sambil berkata, "Oke, aku ikut!"

"Yesss!" Marsel meninju udara.

100 Hari Merayu Iblis [Jaerose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang